• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Dendam Politik atau Fakta Sejarah 1965 yang Tak Terbantahkan: Di Balik Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

fusilat by fusilat
November 11, 2025
in Feature, Tokoh/Figur
0
Dendam Politik atau Fakta Sejarah 1965 yang Tak Terbantahkan: Di Balik Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Malika Dwi Ana

PEMBERIAN gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Presiden Kedua RI Jenderal (Purn) Soeharto kembali memanaskan perdebatan publik. Sebagian kalangan menolak keras dengan alasan pelanggaran HAM pada 1965-1966 dan era Orde Baru. Sebagian lain mendukung, dengan alasan jasa besar menyelamatkan negara dari ancaman komunisme yang nyata.

Di tengah gempuran narasi “Soeharto penjahat, PKI korban, Soekarno suci” yang terus diproduksi ulang lewat film dokumenter Barat dan media tertentu, mari kita kembali ke fakta primer: dokumen deklasifikasi CIA, kesaksian pelaku sejarah, dan arsip militer yang kini terbuka. Bukan versi Netflix, bukan versi Tempo, melainkan versi Lubang Buaya pukul 03.15 dini hari, 30 September 1965.

Detik-detik G30S/PKI: Fakta, Bukan Narasi

Pukul 03.15 dini hari itu, tujuh tim pasukan Pengawal Presiden (Cakrabirawa) bergerak dari markas mereka di Lubang Buaya, Halim Perdanakusuma. Komandan operasi Letkol Untung Syamsuri, wakilnya Mayor M. Thahir, koordinator lapangan Kolonel Abdul Latief. Daftar target telah disetujui Biro Khusus PKI pimpinan Sjam Kamaruzaman: Jenderal A.H. Nasution (target utama), Jenderal Ahmad Yani, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen S. Parman, Mayjen D.I. Pandjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, serta Brigjen Donald Isaac Panjaitan.

Hasilnya tragis. Enam jenderal dan satu perwira muda, Letda Pierre Tendean, diculik, disiksa, lalu dibunuh. Jenazah mereka dibuang ke sumur tua berdiameter hanya 70 sentimeter yang kemudian dikenal sebagai Sumur Lubang Buaya. Jenderal Nasution berhasil meloloskan diri dengan melompat tembok, tetapi putrinya yang baru berusia lima tahun, Ade Irma Suryani, tewas tertembak.

Pukul 07.15 pagi 1 Oktober 1965, Radio RRI menyiarkan pengumuman “Dewan Revolusi” yang dipimpin Letkol Untung. Isinya: Presiden Soekarno sakit, dibentuk Dewan Revolusi untuk “melindungi Presiden”, dan semua pangkat di atas letnan kolonel dibekukan. PKI secara terbuka mendukung lewat Harian Rakjat dan radio Gelora Pemuda Indonesia.

Peran Soekarno: Dokumen Rahasia yang Kini Terbuka

Dokumen Cornell Paper tahun 1966—yang dideklasifikasi CIA pada 2017—mencatat, pukul 04.00 dini hari Soekarno sudah berada di rumah Dewi Sukarnoputri di Grogol, lalu dipindahkan ke Halim atas saran Panglima AURI Omar Dhani. Di Halim, Soekarno bertemu D.N. Aidit, Njoto, dan Untung sekitar pukul 09.00. Ketika Mayor Udara Suyono meminta perintah untuk menumpas pemberontak, Soekarno justru berkata: “Jangan pakai kekerasan, cari jalan damai.”

Kesaksian Kolonel Abdul Latief kepada Benny Subianto tahun 1999 bahkan lebih gamblang: “Saya melapor langsung ke Soekarno di Halim. Saya bilang kami sudah tangkap Dewan Jenderal, tinggal Bapak kasih perintah. Soekarno diam saja, lalu bilang nanti sore kita bicara lagi di Istana Bogor.” Sore harinya, Soekarno malah pergi ke rumah Ratna Sari Dewi.

Reaksi Soeharto: 18 Jam yang Mengubah Sejarah

Pukul 04.30 pagi 1 Oktober 1965, Mayor Jenderal Soeharto—saat itu Pangkostrad—terbangun karena telepon tetangga: “Pak Yani diculik!” Dalam waktu kurang dari sehari, ia melakukan serangkaian langkah cepat:

  • Pukul 06.00 mengambil alih komando Angkatan Darat karena Panglima AD hilang.
  • Pukul 11.00 mengirim Brigade I Kostrad (RPKAD) pimpinan Sarwo Edhie ke Halim.
  • Pukul 19.00 menguasai RRI dan telekomunikasi.
  • Pukul 21.00 mengumumkan Gerakan Satu Oktober sebagai pemberontakan PKI.
  • Pagi 2 Oktober, Lubang Buaya dikuasai, jenazah tujuh Pahlawan Revolusi dievakuasi. Amarah nasional meledak.

Skala Pembantaian 1965-1966: Data Resmi vs Narasi Barat

Dokumen Kopkamtib 1976 mencatat 500.000–700.000 anggota atau simpatisan PKI tewas. CIA tahun 1966 memperkirakan 250.000–400.000. Tim Peneliti UI 2012 menyebut angka 500.000. Amnesty International 1977 menyebut satu juta. Sementara Joshua Oppenheimer dalam “The Act of Killing” menggelembungkan hingga 2,5 juta tanpa sumber yang jelas.

Yang sering disembunyikan: sekitar 70 persen pembantaian dilakukan rakyat sipil—NU, PNI, eks-pemberontak Madiun—bukan tentara. Di Jawa Timur, Banser NU membentuk Barisan Ansor Serba Guna atas fatwa KH Wahab Chasbullah bahwa membela agama hukumnya fardhu ain. Di Bali, 80.000 orang—setara 5 persen populasi—lenyap hanya dalam tiga bulan antara Desember 1965 hingga Februari 1966.

Supersemar: Darurat Militer, Bukan Kudeta

Tanggal 11 Maret 1966, Soekarno di Istana Bogor dikelilingi pasukan Cakrabirawa yang masih setia pada PKI. Tiga jenderal—Basuki Rahmat, Amirmachmud, M. Jusuf—datang membawa pistol di pinggang: “Pak, beri surat kuasa kepada Soeharto untuk atasi kekacauan, atau kami tidak menjamin keselamatan Bapak.”

Soekarno menandatangani Supersemar di bawah tekanan. Isi aslinya—yang kini hilang—berbunyi: berikan kuasa kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu guna memulihkan keamanan. Itu darurat militer yang sah menurut Pasal 12 UUD 1945, bukan kudeta.

Penutup: Fakta vs Ghost Protocol

Jika kita berpegang pada dokumen asli, bukan narasi yang didanai pihak asing:
– PKI yang memulai: menculik dan membunuh tujuh jenderal, lalu mencoba kudeta.
– Soekarno yang membiarkan: melindungi Aidit, menolak perintah tembak di tempat.
– Soeharto yang menyelesaikan: dalam 18 jam mengambil alih, lalu 32 tahun menjaga Indonesia agar tidak menjadi Kamboja atau Vietnam Selatan kedua.

Narasi “Soeharto penjahat HAM, PKI korban, Soekarno suci” yang terus didengungkan tahun 2025 ini bukan sejarah. Itu propaganda terencana—Ghost Protocol—yang dulu didanai Czechoslovakia dan Cina, kini didanai Open Society dan studio Hollywood.

Sudahi. Biarkan data berbicara. Soeharto bukan malaikat. Tapi tanpa dia, apakah kita masih punya negara bernama Indonesia hari ini?

Jawabannya ada di Lubang Buaya, 1 Oktober 1965, pukul 03.15 dini hari.(Malika’s Insight 10 Nopember 2025).

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Antara Pahlawan dan Bajingan: Dikotomi yang Membuat Indonesia Tak Pernah Dewasa

Next Post

CERMIN ITU BERNAMA SOEHARTO

fusilat

fusilat

Related Posts

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi
Feature

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

November 12, 2025
Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025
Economy

Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

November 12, 2025
Ledakan di Rumah Tuhan: Ketika Bom Meledak di Masjid Sekolah
Feature

Ledakan di Rumah Tuhan: Ketika Bom Meledak di Masjid Sekolah

November 12, 2025
Next Post
CERMIN ITU BERNAMA SOEHARTO

CERMIN ITU BERNAMA SOEHARTO

ANIES: KERUKUNAN LEBIH BERMAKNA DARIPADA PERSATUAN

ANIES: KERUKUNAN LEBIH BERMAKNA DARIPADA PERSATUAN

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Hendardi: Fadli Zon Jangan Cari Sensasi
News

Penetapan Pahlawan Nasional Soeharto Perberat Beban Politik Prabowo

by Karyudi Sutajah Putra
November 10, 2025
0

Jakarta-Fusilatnews- - Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan Soeharto sebagai salah satu pahlawan nasional. Berkaitan dengan itu, kata Ketua Dewan Nasional...

Read more
Ledakan Amunisi di Garut, Telan 9 Warga Sipil

Penerbitan Izin Keramaian oleh TNI Salahi UU dan Lampaui Kewenangan

November 9, 2025
Perseteruan Raja Jawa vs Roy Suryo dan Ketidakakuran Kasunanan Surakarta vs Kasultanan Yogyakarta

Perangkap Dua Arah: Jokowi dan Roy Suryo Saling Menjerat

November 8, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

November 12, 2025
Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

November 12, 2025
Ledakan di Rumah Tuhan: Ketika Bom Meledak di Masjid Sekolah

Ledakan di Rumah Tuhan: Ketika Bom Meledak di Masjid Sekolah

November 12, 2025
Nikita : Live Streaming Jualan Produk dari Balik Jeruji Tahanan – Rutan Jadi Studio Siaran

Nikita : Live Streaming Jualan Produk dari Balik Jeruji Tahanan – Rutan Jadi Studio Siaran

November 12, 2025
Klarifikasi atas Narasi Sesat Terkait Organisasi Advokat Resmi di Indonesia

Klarifikasi atas Narasi Sesat Terkait Organisasi Advokat Resmi di Indonesia

November 12, 2025
Apa Kata Damai Hari Lubis Setelah Ditetapkan Sebagai Tersangka?

Apa Kata Damai Hari Lubis Setelah Ditetapkan Sebagai Tersangka?

November 11, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

November 12, 2025
Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

November 12, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...