Kaesang menjadi pangeran bungsu yang akan direstui Jokowi berlaga di Pilkada Jakarta 2024, setelah sebelumnya pangeran sulung Gibran Rakabuming Raka terpilih menjadi wakil presiden di Pemilihan Presiden 2024.
Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, Fusilatnews – “Menurut saya lebih penting bahas Kampung Bayam daripada nama calon wakil gubernur,” kata Anies Baswedan (Kompas.com, Sabtu 15 Juni 2024).
Padahal, saat itu Anies ditanya soal apakah dirinya siap berpasangan dengan Kaesang Pangarep sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta, 27 November mendatang.
Jawaban Anies pun bikin geregetan sebagian yang mendengar. Kaesang ibarat ditendang. Anies ternyata lebih memilih mengurus warga Kampung Bayam di Jakarta Utara, daripada membahas Kaesang.
Padahal, Kaesang bukan orang sembarangan. Selain Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), anak muda ini juga anak bungsu dari Presiden Joko Widodo.
Kaesang menjadi pangeran bungsu yang akan direstui Jokowi berlaga di Pilkada Jakarta 2024, setelah sebelumnya pangeran sulung Gibran Rakabuming Raka terpilih menjadi wakil presiden di Pemilihan Presiden 2024.
Plus, Kaesang baru saja mendapat “hadiah” dari Mahkamah Agung (MA) melalui Putusan No 23P/2024 yang memperbolehkan adik kandung Gibran ini maju sebagai cagub meskipun pada 27 November nanti usianya belum genap 30 tahun.
Putusan MA No 23P/2024 tersebut analog dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No 90 Tahun 2023 yang memperbolehkan Gibran maju sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2024 berpasangan dengan capres Prabowo Subianto meskipun usianya belum 40 tahun, baru 36 tahun.
Mengapa Anies terkesan ogah-ogahan dengan Kaesang? Mungkin karena ia takut akan ditinggalkan pemilih fanatiknya. Maklum, basis massa Anies kontras dengan basis massa Jokowi yang sudah barang tentu akan merestui Kaesang. Bahkan Anies selama ini dicitrakan sebagai antitesis Jokowi.
Apalagi, PKB dan PKS konon juga punya calon sendiri-sendiri untuk dipasangkan dengan Anies.
Diketahui, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah resmi mengusung Anies Baswedan sebagai cagub di Pilkada Jakarta 2024. Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 ini oleh PKB diwacanakan akan berpasangan dengan Kaesang Pangarep sebagai cawagubnya.
Kaesang pun mengaku siap berduet dengan Anies, karena elektabilitas bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sejauh ini masih yang teratas.
Adapun warga Kampung Susun Bayam sempat digeruduk dan diusir dari rumah susun (rusun) mereka oleh aparat gabungan dari TNI, Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Konflik antara warga Kampung Susun Bayam dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terjadi setelah Anies lengser dari jabatannya tahun 2022 lalu. Anies berjanji, persoalan warga Kampung Susun Bayam bakal diselesaikan secepatnya jika ia terpilih lagi menjadi Gubernur Jakarta di Pilkada 2024 nanti.
PDIP Tolak Kaesang
Selain PKB, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PDI Perjuangan juga akan mendukung Anies di Pilkada Jakarta 2024. Begitu pun Partai Nasdem.
Akan tetapi, PDIP juga menolak Kaesang dipasangkan dengan Anies. Menurut Sekretaris DPD PDIP Jakarta Pantas Nainggolan, jika Anies berduet dengan Kaesang maka tragedi-tragedi yang ia sebut terjadi di Pilpres 2024 akan terjadi pada Pilkada Jakarta 2024. Entah tragedi semacam apa, publik belum terjelaskan.
Selain itu, Pantas menilai Kaesang tidak pantas menjadi cawagub. Pasalnya, ia tak memiliki “track records” atau rekam jejak kinerja pemerintahan di level apa pun. Kaesang dianggap anak bawang.
Tetapi, sesungguhnya publik sudah tahu. Resistensi PDIP terhadap Kaesang karena ayahandanya, Jokowi dianggap mengkhianati PDIP dan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2024 karena wong Solo itu tidak mendukung capres-cawapres dari PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, tapi justru mendukung Prabowo-Gibran. Jokowi sudah dianggap lawan oleh PDIP.
Anies pun selama ini sesungguhnya dianggap PDIP sebagai lawan. Tapi, PDIP barangkali berprinsip, tak ada kawan atau lawan abadi, yang abadi adalah kepentingan.
PDIP barangkali juga berprinsip, lawan dari lawan adalah kawan. Anies adalah lawan Jokowi. Jokowi adalah lawan PDIP. Maka bolehlah kini Anies menjadi kawan PDIP. Faktor inilah yang diyakini menjadi penyebab PDIP mendukung Anies, di samping faktor elektabilitas tentunya.
Akankah Anies benar-benar “menendang” Kaesang nanti? Biarlah waktu yang bicara. Kita tunggu saja tanggal mainnya, 22 September nanti ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan cagub-cawagub Pilkada Jakarta 2024.