• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Marsinah dan Soeharto: Ketika Sejarah Ditempeli Plakat Ironi

Ali Syarief by Ali Syarief
November 10, 2025
in Feature, Tokoh/Figur
0
Marsinah dan Soeharto: Ketika Sejarah Ditempeli Plakat Ironi
Share on FacebookShare on Twitter

Negara tampaknya kian lihai mempermainkan ironi. Tahun ini, dua nama yang sejatinya berdiri di dua kutub moral sejarah Indonesia — Marsinah dan Soeharto — disandingkan dalam satu podium kehormatan: Pahlawan Nasional 2025.

Bagaimana mungkin? Pertanyaan itu seharusnya tak perlu dijawab, karena sejatinya nalar publik sudah cukup untuk menolak absurditas ini. Tapi negara tampaknya tengah berupaya memandulkan nalar itu.

Marsinah, seorang buruh perempuan muda dari Nganjuk, tewas dengan luka penyiksaan pada Mei 1993 setelah memperjuangkan hak-hak buruh di Sidoarjo. Ia bukan sekadar simbol perlawanan terhadap ketidakadilan, tapi juga representasi keberanian sipil di bawah tirani negara. Dan siapa penguasa tertinggi negara ketika itu? Soeharto.

Rezim yang dikomandani Soeharto-lah yang membungkam suara-suara seperti Marsinah. Aparat yang mengintimidasi, menculik, dan menghilangkan nyawa para aktivis bukanlah bayangan liar, melainkan bagian dari sistem kekuasaan yang dibangun atas nama stabilitas dan pembangunan. Maka, ketika keduanya kini diabadikan bersama sebagai pahlawan nasional, sejarah seolah dijungkirbalikkan oleh tangan resmi negara.

“Nalar publik,” kata aktivis HAM Hendardi, “mesti terus dijaga, sebab hal itu merupakan esensi utama republik.” Ia menambahkan, “Mana mungkin Marsinah dan Soeharto menjadi pahlawan pada saat yang bersamaan. Marsinah adalah aktivis buruh yang dihilangkan nyawanya oleh rezim pemerintahan saat itu yang dipimpin dan dikuasai sepenuhnya oleh Soeharto. Di sisi lain, kalau Soeharto dan pemerintahannya bersih, baik, dan tidak kejam kepada rakyat, tidak akan ada perlawanan sipil dan tidak mungkin terjadi reformasi politik 1998.”

Kata-kata Hendardi seperti cermin tajam yang menampar kewarasan bangsa. Negara yang menobatkan korban dan pelaku dalam satu deretan nama pahlawan sejatinya tengah memperlihatkan kebingungan moralnya sendiri. Apakah penghargaan ini bentuk rekonsiliasi? Atau justru bentuk pelupaan yang dibungkus dengan seremoni kebangsaan?

Kita tentu tidak pernah mempermasalahkan ketika Gus Dur diangkat sebagai pahlawan nasional. Ia pantas — pemersatu bangsa, penjaga pluralisme, dan pembela kemanusiaan. Tapi ketika Marsinah dan Soeharto disetarakan dalam derajat simbolik yang sama, negara seperti sedang kehilangan kemampuan membedakan hitam dan putih.

Pahlawan, dalam pengertian sejatinya, adalah mereka yang mengorbankan diri demi kemanusiaan, bukan mereka yang mengorbankan kemanusiaan demi kekuasaan.

Sementara itu, di antara upacara dan pidato kebangsaan, nisan Marsinah tetap sunyi di pojok tanah kelahirannya — dan mungkin, arwahnya sedang bertanya-tanya: di republik macam apa ia kini disebut pahlawan, sementara nama penguasa yang membuatnya lenyap turut diarak dalam kehormatan yang sama?


Apakah Anda ingin saya lengkapi dengan lead bergaya berita Tempo (agar lebih layak dimuat di rubrik opini majalah) atau tetap dalam format esai reflektif seperti ini?

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Bukan Kartini, Tapi Rahmah El Yunusiyyah: Pelopor Kebangkitan Perempuan

Next Post

Antara Pahlawan dan Bajingan: Dikotomi yang Membuat Indonesia Tak Pernah Dewasa

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi
Feature

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

November 12, 2025
Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025
Economy

Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

November 12, 2025
Ledakan di Rumah Tuhan: Ketika Bom Meledak di Masjid Sekolah
Feature

Ledakan di Rumah Tuhan: Ketika Bom Meledak di Masjid Sekolah

November 12, 2025
Next Post

Antara Pahlawan dan Bajingan: Dikotomi yang Membuat Indonesia Tak Pernah Dewasa

Dendam Politik atau Fakta Sejarah 1965 yang Tak Terbantahkan: Di Balik Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Dendam Politik atau Fakta Sejarah 1965 yang Tak Terbantahkan: Di Balik Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Hendardi: Fadli Zon Jangan Cari Sensasi
News

Penetapan Pahlawan Nasional Soeharto Perberat Beban Politik Prabowo

by Karyudi Sutajah Putra
November 10, 2025
0

Jakarta-Fusilatnews- - Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan Soeharto sebagai salah satu pahlawan nasional. Berkaitan dengan itu, kata Ketua Dewan Nasional...

Read more
Ledakan Amunisi di Garut, Telan 9 Warga Sipil

Penerbitan Izin Keramaian oleh TNI Salahi UU dan Lampaui Kewenangan

November 9, 2025
Perseteruan Raja Jawa vs Roy Suryo dan Ketidakakuran Kasunanan Surakarta vs Kasultanan Yogyakarta

Perangkap Dua Arah: Jokowi dan Roy Suryo Saling Menjerat

November 8, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

November 12, 2025
Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

November 12, 2025
Ledakan di Rumah Tuhan: Ketika Bom Meledak di Masjid Sekolah

Ledakan di Rumah Tuhan: Ketika Bom Meledak di Masjid Sekolah

November 12, 2025
Nikita : Live Streaming Jualan Produk dari Balik Jeruji Tahanan – Rutan Jadi Studio Siaran

Nikita : Live Streaming Jualan Produk dari Balik Jeruji Tahanan – Rutan Jadi Studio Siaran

November 12, 2025
Klarifikasi atas Narasi Sesat Terkait Organisasi Advokat Resmi di Indonesia

Klarifikasi atas Narasi Sesat Terkait Organisasi Advokat Resmi di Indonesia

November 12, 2025
Apa Kata Damai Hari Lubis Setelah Ditetapkan Sebagai Tersangka?

Apa Kata Damai Hari Lubis Setelah Ditetapkan Sebagai Tersangka?

November 11, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

Jurnalisme Warga: Gelombang Kedua Kebebasan Pers – Nutrisi Baru Demokrasi

November 12, 2025
Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

Ekspor di Tengah Bayang Utang: Kilau dan Debu di Trade Expo Indonesia 2025

November 12, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...