Fahri menolak pernyataan yang mengatakan upaya pembebasan Philip Mark Merthes mengalami kegagalan karena kita dapat lihat perkembangan dari pilot sendiri yang dibawa kelompok Egianus Kogoya ini kan tetap termonitor oleh aparat keamanan,”
Papua _ Antara – Fusilatnews – Nasib pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthes, yang disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendaratkan pesawat di Paro, Nduga, pada 7 Februari 2023. Hingga saat ininasib pembebasannya belum pasti dan kini sudah lebih dari setahun Philip disandera
Sebagaimana dilansir dari Antara upaya membebaskan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens, dari cengkeraman kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya terus berlanjut.
Kasatgas Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani menjelaskan pertemuan antara Satgas Cartenz dan pihak Kedubes Selandia Baru unruk perkembangan upaya embebaskan Philip.
“Komitmen bersama (membebaskan Philip) terungkap saat pertemuan dengan Atase Polisi pada Kedubes Selandia Baru di Jakarta Paul Laurence Borell yang berlangsung di Posko Damai Cartenz Timika, Selasa (27/2/2024),” kata Faizal, Rabu (28/2/2024), sebagaimana dikutip dari Antara.
Kendala negosiasi Faizal mengungkapkan, proses negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air terus berjalan. Sedihnya tak semudah membalikkan telapak tangan.
Tim negosiasi yang dipimpin Penjabat Bupati Nduga Edison Gwijangge menemui sejumlah kendala. “Proses tersebut terkendala oleh berbagai faktor termasuk campur tangan pihak-pihak lain dan masalah adat,” katanya.
Tetap berlanjut Kapolres Nduga AKBP V.J Parapaga menegaskan bahwa sistem negosiasi terus berlanjut meski ada penggantian pejabat. “Siapa pun yang menggantikan, sistemnya sudah terbangun,” tandas Parapaga.
Pernyataan tersebut untuk menjawab pertanyaan ditanyakan Paul Borell mengenai apakah negosiasi terdampak jika masa jabatan Penjabat Bupati Nduga berakhir
Dalam kunjungannya ke Papua, Atase Polisi Selandia Baru Paul Borell juga sempat bertemu dengan Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri di Jayapura, Senin (26/2/2024).
Fakhiri mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut Paul menyampaikan kepercayaannya pada Indonesia dalam menangani penyanderaan Philip.
“Bahwa mereka tetap sepakat urusan itu urusan Philip adalah urusan Indonesia, mereka tidak mencampuri urusan dan tetap masih mengakui Papua bagian lengkap dari NKRI,” kata Fakhiri.
Fakhiri memastikan bahwa aparat keamanan terus mencari informasi soal keberadaaan Philip dan pergerakan KKB penyandera.
Fahri menolak pernyataan yang mengatakan upaya pembebasan Philip Mark Merthes mengalami kegagalan karena kita dapat lihat perkembangan dari pilot sendiri yang dibawa kelompok Egianus Kogoya ini kan tetap termonitor oleh aparat keamanan,”
“Tentunya bukan tidak ada hasil, yaitu kita dapat lihat perkembangan dari pilot sendiri yang dibawa kelompok Egianus Kogoya ini kan tetap termonitor oleh aparat keamanan,” kata dia.