Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membenarkan bahwa Ari Supit pernah menjadi pembantu asisten di bawah salah satu Staf Khusus Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Nama Ari Supit sebelumnya disorot di media sosial saat Demo 11 April.
Lantaran, kontak handphone-nya diduga masuk dalam grup WhatsApp salah satu kelompok peserta aksi yang menyinggung Dosen Universitas Indonesia Ade Armando. Akan tetapi, kata Moeldoko, Ari sudah tidak lagi bekerja di posisi tersebut sejak 2019.
“Jadi saat ini nama tersebut tidak tercatat menjadi staf di KSP maupun staf khusus Presiden RI,” kata Moeldoko kepada wartawan, Selasa, 12 April 2022.
Demo 11 April dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Salah satu tuntutan mereka adalah menolak Jokowi 3 periode atau penundaan Pemilu 2024.
Sepanjang demo, berbagai informasi muncul di media sosial. Salah satunya memuat foto grup WA yang sempat membicarakan Ade Armando. Ade dikeroyok oleh sejumlah orang saat demo dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit.
Soal Ade, Moeldoko menyebut insiden pengeroyokan ini mencoreng wajah demokrasi. Ia menilai kejadian itu sebagai tindakan para pengecut dan meminta aparat keamanan tidak ragu-ragu mengambil tindakan tegas. “Cari (pelakunya), temukan, dan tindak tegas !” kata Moeldoko dalam keterangan tertulisnya, Senin 11 April 2022.
Ia mengatakan, pemerintah terbuka menerima kritik dan masukan dari masyarakat melalui berbagai saluran, tidak terkecuali melalui demo 11 April. Sayangnya, unjuk rasa yang sebelumnya berjalan tertib malah tercoreng dengan tindakan anarkis sejumlah pengunjuk rasa yang mengeroyok Ade Armando.
Mantan Panglima TNI ini mengingatkan, menyampaikan aspirasi merupakan hak setiap warga negara dalam demokrasi. “Orang Indonesia pasti sudah bisa membedakan antara demokrasi dan anarkistis,” kata Moeldoko. Penyampaian aspirasi yang bersifat anarkis tidak akan menghasilkan apa-apa, dan itu sama saja dengan memaksakan kehendak.