• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Prediksi yang Terlalu Pagi: Mengapa Mustahil PSI Menjadi Partai Besar pada 2034

Ali Syarief by Ali Syarief
November 14, 2025
in Feature, Politik
0
Pilkada Jakarta Selesai, Inisial S atau Kaesang?
Share on FacebookShare on Twitter

Fusilatnews – Ramalan bahwa PSI akan menjadi partai besar pada 2034 terdengar seperti dongeng politik yang dipaksakan lahir sebelum waktunya. Ia bergema lantang, tetapi hampa, sebab tak ada tanda-tanda di lapangan yang menunjukkan arah ke sana. Politik, sebagaimana hidup, membutuhkan fondasi: figur yang kuat, konsep yang matang, dan urgensi keberadaan yang dirasakan rakyat. PSI, sayangnya, belum menunjukkan semuanya.

Sejak kelahirannya, PSI datang membawa semangat kebaruan. Ia tampil dengan jargon anti-korupsi, anti-intoleransi, dan pro-transparansi. Sebuah paket manis yang lahir dari dahaga publik terhadap partai yang bersih dan muda. Namun, perjalanan waktu menunjukkan partai ini lebih sering terseret dalam pusaran pencitraan daripada konsolidasi gagasan. Alih-alih menguatkan basis ideologi dan program kerja, PSI justru tumbuh dalam bayang-bayang figur politik tertentu dan berakhir menjadi perpanjangan tangan kekuasaan yang sedang bersemi.

Kebesaran sebuah partai tidak dibangun dari poster, konferensi pers, atau retorika “muda” yang tak berisi. Ia dibangun dari organisme politik yang matang: kepemimpinan yang mandiri, platform yang jelas, kaderisasi yang konsisten, dan rekam jejak yang bisa diverifikasi publik. Pada titik ini, PSI nyaris tidak menampilkan satupun sebagai modal menuju predikat “partai besar”.

Figur-figur PSI tampil tanpa narasi kepemimpinan yang meyakinkan. Mereka menumpang pada pesona politik keluarga tertentu yang justru mempersempit ruang independensi mereka. Tidak ada tokoh ideologis, tidak ada pemikir yang menancapkan arah politik partai, tidak ada negarawan yang memayungi gerak mereka. Sebaliknya, struktur PSI tampak seperti kumpulan relawan yang didorong untuk menjadi partai, bukan partai yang membentuk relawan.

Konsep politiknya pun kabur. Dalam banyak isu, PSI tak lebih dari gema kekuasaan, bukan kritik konstruktif. Mereka lebih sering tampil membela daripada menganalisis, lebih sibuk memoles citra daripada membangun agenda politik jangka panjang. Ketiadaan kerangka kerja politik inilah yang membuat rakyat kesulitan melihat urgensi keberadaan PSI. Untuk apa sebuah partai hidup jika ia tak menyatakan apa yang hendak diperjuangkan selain sekadar menjaga kenyamanan penguasa?

Rekam jejak PSI sejak kelahirannya hingga hari ini menunjukkan ketidakkonsistenan yang sulit ditepis. Partai ini bukan hanya gagal meraih suara signifikan, tetapi juga gagal bertahan sebagai partai yang memiliki integritas internal. Fragmentasi, konflik kepengurusan, hingga pengacakan struktur partai oleh intervensi kekuasaan, membuat tubuh PSI rapuh. Ia bukan lagi partai yang tumbuh secara organik, melainkan entitas yang ditata ulang demi agenda politik Presiden Jokowi dan lingkarannya. Ketika sebuah partai kehilangan kedaulatannya, ia kehilangan masa depannya.

Dengan kondisi seperti ini, prediksi bahwa PSI akan menjadi partai besar pada 2034 lebih tepat disebut sebagai upaya menepis realitas yang ada. Politik tidak punya ruang bagi prediksi berbasis harapan kosong. Ia bergerak melalui akumulasi kerja, gagasan, dan kepercayaan publik—sesuatu yang hingga kini belum terbangun di PSI.

Mungkin benar bahwa dalam politik, tidak ada yang mustahil. Tapi untuk PSI, menjadi partai besar bukan hanya mustahil—melainkan tidak terlihat jalan menuju ke sana. Tidak ada figur kuat, tidak ada konsep politik yang solid, tidak ada urgensi keberadaan yang dirasakan rakyat, dan rekam jejaknya justru melemah sejak “diacak-acak” oleh kekuasaan. Jika partai ini ingin masa depan yang lebih dari sekadar menjadi bayang-bayang penguasa, ia harus mulai membangun dirinya dari awal: ideologi, kaderisasi, dan keberanian untuk benar-benar mandiri.

Hingga itu terjadi, prediksi 2034 hanyalah retorika belaka. Sebuah mimpi yang menguap di udara sebelum sempat menyentuh tanah.


Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Dari Sampah Jadi Berkah: Tiga Komunitas Lingkungan Kolaborasi Gelar Safari 3AH di Cimahi

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Denny Indrayana : “Keputusan MK itu adalah Kemenangan Daulat Rakyat”
Crime

Membaca Dukungan Denny Indrayana kepada Roy Suryo,Cs

November 14, 2025
Dahsyatnya Kata-Kata (Word Power) Perspektif Komunikasi
Feature

Dahsyatnya Kata-Kata (Word Power) Perspektif Komunikasi

November 14, 2025
Feature

Membuka Kotak Pandora: Ambiguitas Historis Nahdlatul Ulama dalam Narasi Politik Indonesia (1957–2025)

November 14, 2025

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Hendardi: Fadli Zon Jangan Cari Sensasi
News

Penetapan Pahlawan Nasional Soeharto Perberat Beban Politik Prabowo

by Karyudi Sutajah Putra
November 10, 2025
0

Jakarta-Fusilatnews- - Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan Soeharto sebagai salah satu pahlawan nasional. Berkaitan dengan itu, kata Ketua Dewan Nasional...

Read more
Ledakan Amunisi di Garut, Telan 9 Warga Sipil

Penerbitan Izin Keramaian oleh TNI Salahi UU dan Lampaui Kewenangan

November 9, 2025
Perseteruan Raja Jawa vs Roy Suryo dan Ketidakakuran Kasunanan Surakarta vs Kasultanan Yogyakarta

Perangkap Dua Arah: Jokowi dan Roy Suryo Saling Menjerat

November 8, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Pilkada Jakarta Selesai, Inisial S atau Kaesang?

Prediksi yang Terlalu Pagi: Mengapa Mustahil PSI Menjadi Partai Besar pada 2034

November 14, 2025
Dari Sampah Jadi Berkah: Tiga Komunitas Lingkungan Kolaborasi Gelar Safari 3AH di Cimahi

Dari Sampah Jadi Berkah: Tiga Komunitas Lingkungan Kolaborasi Gelar Safari 3AH di Cimahi

November 14, 2025
Denny Indrayana : “Keputusan MK itu adalah Kemenangan Daulat Rakyat”

Membaca Dukungan Denny Indrayana kepada Roy Suryo,Cs

November 14, 2025
Dahsyatnya Kata-Kata (Word Power) Perspektif Komunikasi

Dahsyatnya Kata-Kata (Word Power) Perspektif Komunikasi

November 14, 2025

Membuka Kotak Pandora: Ambiguitas Historis Nahdlatul Ulama dalam Narasi Politik Indonesia (1957–2025)

November 14, 2025
Redenominasi Rupiah: Antara Manfaat Ekonomis dan Mudharat Sosial

Redenominasi Rupiah: Antara Manfaat Ekonomis dan Mudharat Sosial

November 14, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Pilkada Jakarta Selesai, Inisial S atau Kaesang?

Prediksi yang Terlalu Pagi: Mengapa Mustahil PSI Menjadi Partai Besar pada 2034

November 14, 2025
Dari Sampah Jadi Berkah: Tiga Komunitas Lingkungan Kolaborasi Gelar Safari 3AH di Cimahi

Dari Sampah Jadi Berkah: Tiga Komunitas Lingkungan Kolaborasi Gelar Safari 3AH di Cimahi

November 14, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist