Luhut : “Kita beruntung dipimpin Jokowi”. Tentu saja (Kita=Kalian), mendapat manisnya madu kekuasaan. Dibiarkan Jokowi melakukan apa saja. Mereka jadi kaya raya semua, bukan? Tapi kami (semua rakyat) wajib membayar pajak yang terus semakin mahal. Bahkan sebagian rakyat termarginalkan menjadi miskin. Korban.
Kita melihat realitas ini setiap hari, di mana yang berada di lingkaran kekuasaan hidup dalam kemewahan sementara rakyat jelata harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Ketidakadilan ini semakin terlihat jelas ketika kebijakan-kebijakan yang seharusnya berpihak pada rakyat malah lebih menguntungkan segelintir orang.
Pajak yang terus meningkat menjadi beban bagi kami yang berpenghasilan pas-pasan. Setiap bulan, gaji yang kami terima semakin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mahal. Harga kebutuhan pokok naik, biaya pendidikan dan kesehatan melonjak, sementara pendapatan tetap stagnan. Kami merasa seperti berlari di treadmill, berusaha sekuat tenaga namun tidak pernah benar-benar maju.
Sementara itu, di sisi lain, kita melihat laporan kekayaan para pejabat yang terus bertambah. Mereka yang memiliki akses ke kekuasaan menikmati kemewahan dan kenyamanan yang jauh dari jangkauan kami. Mereka hidup dalam kemegahan, mengendarai mobil-mobil mewah, tinggal di rumah-rumah megah, dan menikmati fasilitas yang hanya bisa kami impikan.
Kami hanya bisa mengeluh di media sosial, berharap ada perubahan. Namun, suara kami sering kali tenggelam di lautan ketidakpedulian. Para pemimpin yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom kami malah lebih sibuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Mereka berbicara tentang kesejahteraan rakyat, namun tindakan mereka menunjukkan sebaliknya.
Setiap kali ada protes atau demonstrasi menuntut keadilan, kami dianggap sebagai pengganggu ketertiban. Mereka lupa bahwa suara kami adalah suara yang harus mereka dengarkan. Ketidakadilan ini harus dihentikan. Kami ingin pemimpin yang benar-benar peduli pada nasib rakyatnya, yang tidak hanya mengucapkan janji manis saat kampanye namun lupa setelah terpilih.
Kita semua ingin melihat perubahan nyata. Kami ingin melihat kebijakan yang berpihak pada rakyat, bukan hanya pada segelintir orang yang sudah kaya raya. Kami ingin melihat pemerataan ekonomi, di mana semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk hidup sejahtera. Kami ingin melihat penurunan pajak yang memberatkan, dan peningkatan layanan publik yang memadai.
Kami bukan meminta hal yang mustahil. Kami hanya ingin hidup layak, dengan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kami ingin anak-anak kami mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa harus khawatir tentang biaya. Kami ingin akses kesehatan yang mudah dan terjangkau, tanpa perlu memikirkan biaya yang melambung tinggi.
Jika Luhut berkata kita beruntung dipimpin Jokowi, kami bertanya, siapa yang benar-benar beruntung? Karena dari sudut pandang kami, hanya mereka yang berada di lingkaran kekuasaan yang menikmati keberuntungan itu. Kami hanya ingin keadilan. Kami ingin perubahan yang nyata dan berpihak pada rakyat. Kami ingin pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kesejahteraan semua, bukan hanya untuk mereka yang berada di puncak kekuasaan.