• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Zulkifli Hasan: Pencitraan di Saat Krisis

Ali Syarief by Ali Syarief
December 3, 2025
in Feature, Tokoh/Figur
0
Zulkifli Hasan: Pencitraan di Saat Krisis
Share on FacebookShare on Twitter

Fusilatnews – Di tengah reruntuhan rumah, tanah yang masih basah oleh luka bencana, dan tatapan kosong warga yang kehilangan pegangan, hadir seorang pejabat yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. Ia datang dengan rombongan kamera, memikul kantong beras sejenak, berjongkok pura-pura mengaduk adukan semen, memeluk korban dengan gestur dramatis, lalu beranjak pergi. Semua berlangsung persis dalam ritme ideal bagi sebuah pengambilan gambar.

Yang ironis, negeri ini sedang menghadapi krisis yang bahkan pemerintah sendiri tidak berani menetapkannya sebagai bencana nasional. Kebimbangan itu membuka ruang kosong—sebuah panggung yang kemudian diisi dengan pencitraan murahan. Negara absen, pejabat tampil. Penderitaan rakyat menjadi dekorasi visual.

Tetapi kisah Zulkifli Hasan tidak dimulai di sini. Jejaknya sudah lama dipenuhi pertanyaan moral. Ketika menjabat Menteri Kehutanan, ia mengeluarkan ijin pembabatan hutan secara masif, memicu gelombang kritik internasional. Bahkan aktor dan aktivis lingkungan dunia, Harrison Ford, memarahinya dalam sebuah wawancara yang kemudian viral di seluruh dunia. Ford—dengan nada marah yang tertahan—mengungkapkan betapa kebijakan tersebut menghancurkan hutan Indonesia, paru-paru dunia, hanya demi kepentingan jangka pendek.

Di hadapan Ford, Zulkifli tampak defensif. Di hadapan korban bencana hari ini, ia justru tampak terlalu performatif. Dua panggung berbeda, satu pola yang sama: gestur yang tidak pernah benar-benar menyentuh substansi.

Karena itu, ketika Zulkifli Hasan mengangkat karung beras untuk kamera, nation ini seperti kembali menyaksikan pola lama yang berulang. Ia tidak datang sebagai pejabat negara yang bekerja, melainkan sebagai politisi yang memanfaatkan tragedi sebagai konten. Gestur-gesturnya tidak lahir dari empati, melainkan kalkulasi.

Ini bukan sekadar tindakan yang tidak pantas. Ini kejahatan etika.
Ketika rakyat berada dalam titik terendah kehidupan mereka, tindakan pencitraan adalah bentuk ketidakberadaban. Ia mungkin tidak melanggar pasal hukum, namun ia merobek prinsip paling dasar dalam peradaban: tidak memanfaatkan penderitaan manusia sebagai panggung kepentingan pribadi.

Bencana seharusnya memanggil negara untuk hadir, bukan memanggil pejabat untuk berakting. Namun pemerintah pusat tetap ragu-ragu, menahan diri untuk menyatakan situasi ini sebagai bencana nasional, meski indikatornya terang benderang. Ketidaktegasan itu membuat luka rakyat menganga lebih lama, dan menjadikan ruang publik terbuka lebar bagi politisi yang mencari sorotan.

Sementara rakyat menunggu kepastian, Zulkifli Hasan menunggu kamera.
Di situlah tragedi kedua terjadi—tragedi moral.

Yang dibutuhkan warga bukan pelukan untuk konten, bukan semen yang disentuh sekadarnya, bukan sekarung beras yang hanya diangkat demi pose. Yang mereka butuhkan adalah kehadiran negara yang utuh, bukan panggung politik yang ditunggangi pejabat.

Dan sampai pemerintah berani menetapkan status bencana nasional, sampai negara hadir tanpa motif tersembunyi, pencitraan seperti ini akan terus menjadi luka tambahan.

Zulkifli Hasan hanya menjadi wajah terbaru dari politisi yang memanfaatkan krisis, bukan menyelesaikannya. Tetapi sejarahnya—dari hutan yang dibabat hingga bencana yang dijadikan latar pencitraan—mengingatkan kita bahwa sebagian pejabat tidak pernah benar-benar belajar dari skandal masa lalu.

Mereka hanya belajar berganti panggung.

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Morowali: Drama Renegosiasi Kontrak China

Next Post

Prabowo, Konsesi Raksasa, dan Banjir: Jaringan Ekstraktif yang Menggerus Ruang Hidup Publik

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Banjir Bandang Bukan Bencana Alam, Tapi Bencana Izin
Birokrasi

Banjir Bandang Bukan Bencana Alam, Tapi Bencana Izin

December 4, 2025
Di Balik Banjir Bandang Sumatera: Jejak Panjang Izin Sawit Zulkifli Hasan
Crime

Di Balik Banjir Bandang Sumatera: Jejak Panjang Izin Sawit Zulkifli Hasan

December 4, 2025
Pertanyaan Dunia: Mengapa Prabowo Tidak Mau Memutuskan Bencana Nasional?
Bencana

Pertanyaan Dunia: Mengapa Prabowo Tidak Mau Memutuskan Bencana Nasional?

December 4, 2025
Next Post

Prabowo, Konsesi Raksasa, dan Banjir: Jaringan Ekstraktif yang Menggerus Ruang Hidup Publik

Petani Cipenduy Sambut Hangat Sosialisasi Hilirisasi Tebu

Petani Cipenduy Sambut Hangat Sosialisasi Hilirisasi Tebu

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Presiden Prabowo, Waspada! Gejolak September Bisa Jadi Strategi Politik Tersembunyi
Feature

Mempresidenkan Prabowo Seumur Hidup

by fusilat
December 2, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Begitu suka citanya dikunjungi Prabowo Subianto, Bupati...

Read more
Tawa Zulkifli, Sesal Bahlil, 442 Tumbal Hutan Sumatera

Tawa Zulkifli, Sesal Bahlil, 442 Tumbal Hutan Sumatera

December 1, 2025
10 Perupa ASPEN “Menembus Batas”: Bukan Garis yang Menghalangi, Tapi Titik Mula untuk Melampaui

10 Perupa ASPEN “Menembus Batas”: Bukan Garis yang Menghalangi, Tapi Titik Mula untuk Melampaui

December 1, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
POLITIKUS PELACUR – PARTAI KOALISI JOKOWI BUBAR

POLITIKUS PELACUR – PARTAI KOALISI JOKOWI BUBAR

4
Banjir Bandang Bukan Bencana Alam, Tapi Bencana Izin

Banjir Bandang Bukan Bencana Alam, Tapi Bencana Izin

December 4, 2025
Di Balik Banjir Bandang Sumatera: Jejak Panjang Izin Sawit Zulkifli Hasan

Di Balik Banjir Bandang Sumatera: Jejak Panjang Izin Sawit Zulkifli Hasan

December 4, 2025
Pertanyaan Dunia: Mengapa Prabowo Tidak Mau Memutuskan Bencana Nasional?

Pertanyaan Dunia: Mengapa Prabowo Tidak Mau Memutuskan Bencana Nasional?

December 4, 2025
Swasembada Pangan: Jalan Kedaulatan yang Kian Terjal

Swasembada Pangan: Janji, Jalan Terjal, dan Keharusan untuk Berbenah

December 4, 2025
Hutan Tropis Indonesia Milik Dunia – “You have the power! Why don’t you stop it?”

Hutan Tropis Indonesia Milik Dunia – “You have the power! Why don’t you stop it?”

December 4, 2025
Pasca Penanganan Banjir Sumatra, Diskursus Deforestasi Menggema ke Seluruh Dunia

Pasca Penanganan Banjir Sumatra, Diskursus Deforestasi Menggema ke Seluruh Dunia

December 4, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Banjir Bandang Bukan Bencana Alam, Tapi Bencana Izin

Banjir Bandang Bukan Bencana Alam, Tapi Bencana Izin

December 4, 2025
Di Balik Banjir Bandang Sumatera: Jejak Panjang Izin Sawit Zulkifli Hasan

Di Balik Banjir Bandang Sumatera: Jejak Panjang Izin Sawit Zulkifli Hasan

December 4, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...