• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

Ali Syarief by Ali Syarief
November 28, 2025
in Feature, Spiritual
0
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan
Share on FacebookShare on Twitter

Fusilatnews – Di sebuah Jumat, seusai jamaah bubar dan sajadah mulai digulung, dunia di luar pagar masjid kembali berdenyut: negosiasi, argumentasi, kontestasi, kalkulasi kekuasaan. Politik berlari cepat, kadang tanpa sempat menyapa etika. Padahal, bagi seorang muslim, politik bukan ruang bebas moral—ia adalah gelanggang ujian akhlaq paling terbuka, paling ramai, dan paling berisiko.

Islam tak pernah alergi pada kekuasaan. Ia hanya alergi pada kekuasaan tanpa adab.

Rasulullah ﷺ mengingatkan kita sejak awal bahwa misi agung beliau bukan membangun dinasti, melainkan menata karakter manusia:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq.”
Sabda ini adalah kompas, termasuk ketika seseorang memasuki arena politik. Maka dalam definisi Islam, pemimpin hebat bukan dilihat dari berapa kursi ia raih, tetapi dari seberapa jujur ia menjaga amanah.


Amanah: Fondasi Politik Langit

Dalam Al-Qur’an, amanah diletakkan sebelum konsep kekuasaan itu sendiri:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya…” (An-Nisa: 58)

Ayat ini adalah alarm batin bagi politisi muslim. Jabatan adalah amanah berwarna, bukan aksesori kemenangan. Ia bukan ruang menaikkan nama keluarga, kawan, atau kelompok; ia adalah janji yang harus ditebus dengan keadilan.

Bila hari ini kita sering menyaksikan jabatan dipindah-pindah seperti komoditas, Islam justru menegaskan: jabatan adalah pertanggungjawaban, bukan hak istimewa. Ia adalah posisi yang harus melahirkan rasa takut kepada Allah, bukan rasa kebal dari koreksi.

Umar bin Khattab r.a., di tengah puncak kekuasaan, menangis saat mengingat nasib seekor bagal yang terpeleset di Irak—takut bila Allah menanyakannya kelak. Itulah standarisasi Islam: tanggung jawab pemimpin jauh lebih luas dari radius kampanye.


Menang di Politik, Lulus di Akhlaq

Kontestasi dibolehkan, permusuhan tidak. Kritik dibenarkan, fitnah tidak. Strategi diperlukan, tipu-daya dilarang.

Allah ﷻ menegur mereka yang menghalalkan segala cara demi dominasi:

“Dan janganlah kebencianmu kepada suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil…” (Al-Maidah: 8)

Politik Islami meletakkan keadilan di atas sentimen. Lawan tidak diperlakukan sebagai musuh aqidah, tapi sebagai sesama mukallaf yang memiliki hak dihormati. Pertarungan gagasan bukan alasan mencabut kehormatan manusia.

Maka akhlaq politik Islami berdiri di atas beberapa pantangan besar:

  • Memanipulasi kebenaran demi citra,

  • Menukar prinsip dengan transaksi,

  • Mengubur suara rakyat dengan persekongkolan,

  • Menggunakan agama sebagai slogan, bukan perilaku,

  • Menang dengan merendahkan, bukan meyakinkan.

Karena politik yang menang tetapi mencederai moral—akan kalah dalam sejarah dan hisab.


Khidmah, Bukan Ghanimah

Dalam tradisi jihad, ghanimah (rampasan perang) hanya berlaku di medan perang. Sayangnya, logika ghanimah sering menyelinap ke ruang kekuasaan: jabatan dibagi sebagai hadiah, fasilitas jadi jarahan, keputusan jadi alat tukar.

Islam mengoreksinya dengan kata yang lebih mulia: khidmah—melayani.
Kuasa dalam Islam berarti:

  • Semakin tinggi, semakin menunduk,

  • Semakin luas, semakin bertanggung jawab,

  • Semakin berpengaruh, semakin ingin memberi contoh,

  • Semakin kuat, semakin takut pada kezoliman diri sendiri.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz r.a. pernah memadamkan lampu baitul-mal saat menerima urusan keluarga di ruang kerjanya—sebuah ilustrasi sunyi dari batas tegas antara hak publik dan hak pribadi.

Jika hari ini lampu politik sering terasa silau oleh transaksi dan drama, Umar bin Abdul Aziz mengajarkan bahwa politik terbaik adalah yang tak bising di mulut, tetapi paling ribut di amal.


Politik Keteladanan itu Sunyi, Tapi Bergaung

Islam membangun peradaban bukan dengan teori kekuasaan, tapi teladan kekuasaan.

Ia mendidik bukan dengan intonasi tinggi, tapi dengan integritas rendah hati.
Ia memenangkan umat bukan dengan fitnah, tapi dengan bukti keberpihakan.

Maka membangun akhlaq politik yg islami artinya:

  • Menjadikan kuasa sebagai perpanjangan shalat di ruang publik,

  • Menghadirkan sifat Rahman–Rahim dalam keputusan,

  • Memelihara malu sebelum memelihara koalisi,

  • Menguatkan karakter sebelum menguatkan jaringan,

  • Menjaga kepercayaan lebih gigih dari menjaga elektabilitas.

Publik boleh lupa janji kampanye seseorang, tetapi publik tak pernah lupa pada kejujuran dan kezalimannya.
Allah mungkin menunda kemenangan politik seseorang, tetapi Allah tidak menunda perhitungan moralnya.


Penutup

Jumat mengajarkan bahwa kita semua berdiri sejajar di hadapan Allah, tanpa protokol, tanpa ajudan, tanpa baliho. Bahkan sultan, presiden, dan pejabat—sama-sama melepaskan alas kaki di sejadah penghambaan.

Jika begitu, layakkah kita memperjuangkan kuasa dengan menanggalkan akhlaq?

Politik Islami menuntut kita menjawabnya dengan amal, bukan sekadar artikel. Tapi artikel ini setidaknya adalah pengingat pertama:
Bahwa politik dalam Islam bukan soal merebut kuasa, tetapi soal menata jiwa agar kuasa tidak merebut kita.

Wallahu a‘lam bish-shawab.

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

Next Post

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018
Crime

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang
Feature

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025
Birokrasi

ANGGOTA KEPOLISIAN DILARANG RANGKAP JABATAN Final, Mengikat, dan Tidak Boleh Lagi Dimaknai Ulang

November 28, 2025
Next Post
Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU
Feature

Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU

by Karyudi Sutajah Putra
November 26, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Taruhlah gula. Maka semut-semut akan bertarung memperebutkannya....

Read more
Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

November 26, 2025
Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

November 24, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025

ANGGOTA KEPOLISIAN DILARANG RANGKAP JABATAN Final, Mengikat, dan Tidak Boleh Lagi Dimaknai Ulang

November 28, 2025
Pemerintah Berencana Impor Beras Sebanyak 500 ribu Ton

SAKSI SENYAP DARI SABANG: SIAPA DALANGNYA? “MENCARI OTAK IMPOR BERAS DI TITIK NOL INDONESIA”

November 28, 2025
Wisuda Dunia Lain

Wisuda Dunia Lain

November 27, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist