• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Crime

Bansos Era Jokowi : 45 Persen Tidak Tepat Sasaran, Setara Rp 14-17 Triliun

Ali Syarief by Ali Syarief
September 22, 2025
in Crime, Feature
0
Jokowi, Mesin Kemenangan Prabowo
Share on FacebookShare on Twitter

Fusilatnews – Tak ada yang lebih “murah hati” dari seorang presiden yang sedang haus tepuk tangan rakyatnya. Dan di era Jokowi, kemurahan hati itu bernama bantuan sosial alias bansos. Namun, ketika tirai panggung ditarik, apa yang tersisa hanyalah drama murahan pencitraan yang dibiayai uang rakyat—uang yang seharusnya menyelamatkan kaum miskin, bukan mengisi album foto politikus di baliho-baliho murahan.

Data terbaru yang diungkap Badan Komunikasi Pemerintah RI—ironisnya, dari lembaga resmi pemerintah sendiri—menunjukkan 45 persen bansos PKH dan sembako tidak tepat sasaran. Angka ini bukan sekadar salah hitung, melainkan salah kelola yang sistematis: Rp 14–17 triliun bansos melayang entah ke mana. Bukan cuma melayang, tapi justru mendarat di meja-meja keluarga yang sebenarnya tidak berhak.

Bayangkan, lebih dari 600 ribu keluarga penerima manfaat (KPM) PKH dan 1,2 juta KPM sembako yang semestinya tidak layak menerima, tetap saja dapat jatah. Dan rakyat kecil yang benar-benar lapar? Mereka hanya bisa menyaksikan drama ini lewat televisi: potret presiden tersenyum sambil mengangkat beras 5 kilogram seolah-olah dunia sedang baik-baik saja.

Bansos Jokowi tidak pernah sungguh-sungguh soal kemiskinan. Ia lebih sering berperan sebagai alat propaganda. Menjadi “pelengkap penderita” dalam safari politik kekuasaan. Rakyat miskin hanya dipanggil saat perlu difoto, lalu ditinggalkan dalam lingkaran penderitaan yang sama, bahkan lebih parah.

Dan lihatlah, betapa “efektif” bansos ini: lebih dari setengah juta penerima bansos tercatat bermain judi daring. Jadi, alih-alih mengangkat mereka dari kubangan kemiskinan, bansos justru menjerumuskan sebagian ke dalam candu baru. Jika ini disebut keberhasilan, maka keberhasilan itu hanya milik para bandar judi yang kini mendapat “subsidi” tak resmi dari negara.

Ironisnya, setelah semua kegagalan ini, rezim Jokowi masih ingin menutupinya dengan jargon baru: digitalisasi bansos. Kata-kata manis bertebaran: transparansi, akuntabilitas, efisiensi. Luhut bahkan menjanjikan penghematan Rp 500 triliun. Tapi rakyat tentu tahu, setiap kali rezim ini bicara soal digitalisasi, ujungnya hanya ada dua kemungkinan: proyek raksasa penuh aroma rente atau sekadar ganti bungkus pencitraan.

Yang paling menggelikan, semua data tentang salah sasaran ini muncul di tahun-tahun menjelang Jokowi benar-benar lengser. Seakan-akan, rezimnya sendiri sedang sibuk mencuci tangan, melemparkan semua tanggung jawab ke penggantinya. Padahal, selama satu dekade, Jokowi-lah yang dengan penuh percaya diri menjadikan bansos sebagai senjata pamungkas legitimasi politiknya.

Kini, pertanyaan paling mendasar tetap menggantung:
Apakah bansos di era Jokowi pernah benar-benar dimaksudkan untuk menghapus kemiskinan, atau hanya sekadar menghapus citra buruknya sendiri?

Jika jawabannya yang kedua—dan semua tanda menunjuk ke arah itu—maka bansos Jokowi hanyalah monumen pencitraan. Monumen yang dibangun di atas punggung rakyat miskin, dengan biaya triliunan rupiah, untuk mengabadikan senyum seorang presiden yang lebih peduli pada sejarah dirinya ketimbang masa depan bangsanya.


 

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

Next Post

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain
Aya Aya Wae

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas
Feature

Sehina-hina Jokowi “Ujub Politik” Mendahului Qodarullah

September 22, 2025
Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?
Economy

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

September 22, 2025
Next Post
Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas

Sehina-hina Jokowi "Ujub Politik" Mendahului Qodarullah

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Yusril Ihza Mahendra Dipanggil ke Istana, Bahas Apa?
Birokrasi

Pernyataan Yusril Batal Bentuk TGPF Melawan Kehendak dan Suara Rakyat

by Karyudi Sutajah Putra
September 21, 2025
0

Jakarta, Fusilatnews - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra tentang batalnya pembentukan Tim Gabungan...

Read more
Militer Jaga Fasilitas Umum: Bandingkan dengan AS, Berbahaya dan Keliru

Militer Jaga Fasilitas Umum: Bandingkan dengan AS, Berbahaya dan Keliru

September 20, 2025
Yusril : Gugatan AMIN dan Ganjar Terlambat, Kini Gugatan Melawan MK, Bukan KPU

Hendardi: Pernyataan Yusril Soal TGPF, Sikap Pribadi atau Pemerintah?

September 19, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025
Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas

Sehina-hina Jokowi “Ujub Politik” Mendahului Qodarullah

September 22, 2025
Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

September 22, 2025
Jokowi, Mesin Kemenangan Prabowo

Bansos Era Jokowi : 45 Persen Tidak Tepat Sasaran, Setara Rp 14-17 Triliun

September 22, 2025
Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

September 21, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist