• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

CENGKERAMAN VOLDEMORT DAN JARINGAN GELAP GENG SOLARA

fusilat by fusilat
September 21, 2025
in Feature, Fiksi
0
Share on FacebookShare on Twitter

Malika Dwi Ana

Di bawah langit kelabu Nusantara yang semakin pekat, kabut beracun merayap lebih dalam, membawa aroma asap blasting dari tambang-tambang nikel yang haus darah. Kekuatan gelap merayap di balik tabir. Voldemort, mantan tukang mebel licik, tersenyum tipis di balik topeng karet kesederhanaannya. Wajahnya yang penuh kerut dan tompel di pipi tak lagi menakutkan, tapi sorot matanya masih menyimpan ambisi yang membara. Ia bukan sekadar penguasa bayangan; ia adalah dalang yang menarik benang-benang kekuasaan, mengatur langkah demi langkah untuk memastikan tahtanya abadi, meski tak lagi duduk di singgasana istana negara. Bersama geng Solara—sekumpulan antek setia yang pandai menyamar sebagai pembela rakyat—Voldemort merancang skenario besar. Di depan umum, ia berbicara tentang stabilitas dan kesejahteraan, namun di ruang-ruang gelap, ia menyiapkan mantra-mantra manipulasi.

SDA nikel di Raja Ampat dan Morowali, dirampok habis-habisan oleh geng Solara dan kroni-kroninya, seolah-olah itu milik mbahnya, Lugut sang penyihir maritim yang haus harta, dan Titor si penjaga pulau yang menjual tanah air demi sepeser receh. “Nikel ini milikku,” semburnya, suaranya dingin seperti racun Potasium Sianida campur es susu soda gembira, sementara terumbu karang Raja Ampat hancur lebur, air keruh membawa penyakit, menelan mimpi nelayan, dan hilirisasi hanyalah topeng untuk menyuapi Cina dengan bijih curian senilai triliunan.

Bersama geng Solara—sekawanan serigala berbulu domba yang pandai menyamar sebagai pembela rakyat—Voldemort merajut jaring laba-laba yang mematikan, diperkuat proxy-proxy setia: Lisgo, sang kepala polisi yang menari di bawah Imperius Curse, menutup mata dari kerusakan lingkungan; Bahlul, si menteri investasi yang mengeluarkan izin tambang seperti permen, terkait PT Meta Mineral Pradana yang merobek Sulawesi Tenggara; Angga Tarto, koordinator ekonomi yang memutar roda oligarki; ErTho, kini turun pangkat jadi Menteri Pemuda dan Olahraga setelah reshuffle September 2025, tapi tetap jadi boneka untuk mengendalikan BUMN; dan ASubiyanto, panglima tentara yang mengawasi agar militer tak berani menggugat. Bahkan pulau-pulau suci seperti Komodo dan Kepulauan Widi dilelang ke investor asing, bukan dijual katanya, tapi Lugut dan Titor tahu: itu hanyalah mantra palsu untuk menyerahkan kedaulatan ke tangan kroni, eco-tourism yang mangkrak demi kantong pribadi.

Di depan khalayak, Voldemort melontarkan mantra-mantra tentang stabilitas dan persatuan, kata-kata manis yang membungkus niat busuk laksana glembuk berbisa. “Prabs dan Gibron Rakasiwi harus bertakhta lebih lama,” kilahnya pada para pengikutnya dalam ruang gelap penuh asap, “dan darahku, pewarisku, akan naik sebagai bayanganku!” Di balik senyumnya yang pura-pura tulus, tersembunyi rencana keji dan licik: mengorbankan Nusantara demi dinasti, sementara keluarganya berpesta pora. Iriana, sang permaisuri, dan menantu Erina Gudono flexing perhiasan berlian Rp3 miliar di pesta Oslo, anting 18K Gold Diamond senilai Rp430 juta berkilau di lehernya; Kaesang dan Selvi naik jet pribadi ke Amerika, koleksi Rolex Everose Gold tembus ratusan juta di pergelangan tangan, baju dan clutch berlian senada dengan gaun merah mewah—semua diungkap akun @cabinetcouture_idn yang viral September 2025, disaat rakyat kelaparan di tengah krisis ekonomi, inflasi menggerogoti roti sehari-hari, dan lapangan kerja lenyap di balik galian dan puing tambang.

Geng Solara bergerak bagai bayangan di malam tanpa bulan, ketegangan menumpuk seperti badai yang siap meledak. Ada Pratikno, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dua periode (2014–2019 dan 2019–2024) era Voldemort, Pratikno bertransformasi jadi otak strategis Voldemort. Pratikno adalah cermin kegelapan di balik “kesederhanaan” Voldemort—seorang profesor yang jatuh ke dalam jurang korupsi moral, simbol pelacuran intelektual, yang mengorbankan integritas demi dinasti. Ia juga rupanya sosok yang “menukangi” ijazah palsu terbitan pasar Pramuka itu, hingga seolah-olah asli.

Buzzer digital mereka, laksana pasukan Dementor yang haus jiwa, menyebar mantra pemujaan di dunia maya, menggonggong dan menghabisi siapa saja yang berani mengusik kebohongan mereka dengan cercah dan fitnah— sebarkanlah kebohongan terus-menerus sampai kebohongan itu dianggap sebagai kebenaran—prinsip propaganda Joseph Goebel yang mereka adaptasi untuk menghalalkan segala kebohongan demi kebohongan, bahkan akun pengkritik seperti Kunto Aji diserang habis-habisan. Survei bayaran, bagaikan Cawan Horcrux yang dipalsukan, digenggam erat untuk memutarbalikkan pikiran rakyat. Hukum telah lama lumpuh, dirasuki Imperius Curse yang membuat penegaknya menari mengikuti irama Voldemort. Undang-undang dicabik-cabik, dipahat ulang dengan darah kepentingan. Bahkan lembaga suci seperti KPU, Bawaslu, dan Mahkamah Konstitusi mulai terinfeksi, berderit di bawah tekanan cengkeraman geng Solara, siap menjadi boneka di tangan sang dalang, merekayasa Pilpres 2029 demi pewaris Oslo yang tak kompeten, dan tak lulus sekolah.

Di istana, Prabs duduk di singgasana, tampak gagah sebagai raja baru, namun bayang-bayang Voldemort dan geng Solara mengintai di setiap sudut, bagai ular yang siap mematok. Setiap keputusannya diarahkan, setiap langkahnya dijaga ketat oleh proxy-proxy itu, reshuffle kabinet September 2025 hanyalah trik untuk mengamankan posisi. “Dua periode yesss!” sorak para relawan girang, karena gak jadi gelandangan meskipun tuan mereka sudah lengser keprabon, mereka tetap dipekerjakan disaat angka pengangguran membludak. Suara mereka bergema dari tembok-tembok ratapan medsos seperti mantra kematian. “Prabs dan pewaris Oslo harus abadi!” Namun, di lorong-lorong gelap pasar dan gang-gang kumuh, rakyat mulai bergolak. Bisikan ketakutan bercampur kemarahan meledak: demonstrasi gig workers di depan parlemen, 17 September 2025, menuntut keadilan dari reshuffle yang menguntungkan elite; nelayan Raja Ampat menangis darah di puing terumbu; warganet membagikan foto flexing keluarga Voldemort, jeritan mereka: “Apakah negeri ini masih milik kita, atau telah jadi milik keluarga mereka yang jor-joran flexing saat kelaparan merongrong perut kami?”

Voldemort hanya terkekeh, tongkat sulingnya berputar di tangan, memancarkan kilau jahat yang kini ternoda darah nikel dan air mata rakyat. “Biar rakyat berteriak,” katanya pada geng Solara, suaranya dingin seperti pisau yang siap menusuk, “selama kita pegang tambang, pulau, proxy, dan tahta, mereka hanyalah debu di kakiku—dan 2029 akan jadi milikku selamanya.” katanya sambil meremas kodok piaraannya, “toeeettt!!” Namun, di kegelapan yang semakin pekat, secercah harapan muncul seperti kilat. Sekelompok pemberontak kecil, bermata tajam dan hati baja, mulai mengintai dari bayang-bayang—petisi anti-nepotisme mencapai Bareskrim, Jatam membongkar jaringan bisnis, akun-akun pengkritik warganet viral, laksana DPR pindah ke parlemen medsos. Mereka mencatat setiap mantra busuk, mengawasi setiap gerak KPU, Mahkamah, dan proxy-proxy itu, serta menyiapkan perangkap untuk membongkar kebohongan. Waktu semakin menipis, udara bergetar ketegangan yang bisa meledak kapan saja seperti kerusuhan di Nepal. Nusantara berdiri di ujung jurang yang lebih dalam: apakah ia akan jatuh ke dalam cengkeraman pemimpin culas Voldemort selamanya, atau akan bangkit dalam revolusi rakyat sebelum kegelapan menelan segalanya, meninggalkan dinasti busuk di reruntuhan(MDA)

*Ngawi, 19092025

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Siapa Yang Sesungguhnya Dibela Negara – Rakyat atau Oligaki? Pasar yang Tersumbat

Next Post

Gibran Pemimpin Yang Tidak Otentik – Kehilangan Currency

fusilat

fusilat

Related Posts

Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain
Aya Aya Wae

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas
Feature

Sehina-hina Jokowi “Ujub Politik” Mendahului Qodarullah

September 22, 2025
Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?
Economy

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

September 22, 2025
Next Post
Jokowi Ajarkan Moral Kemunafikan Kepada Gibran? – Learning By Doing

Gibran Pemimpin Yang Tidak Otentik - Kehilangan Currency

REVOLUSI WARNA GAGAL MEMBAKAR DEMONSTRASI DI INDONESIA

REVOLUSI WARNA GAGAL MEMBAKAR DEMONSTRASI DI INDONESIA

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Yusril Ihza Mahendra Dipanggil ke Istana, Bahas Apa?
Birokrasi

Pernyataan Yusril Batal Bentuk TGPF Melawan Kehendak dan Suara Rakyat

by Karyudi Sutajah Putra
September 21, 2025
0

Jakarta, Fusilatnews - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra tentang batalnya pembentukan Tim Gabungan...

Read more
Militer Jaga Fasilitas Umum: Bandingkan dengan AS, Berbahaya dan Keliru

Militer Jaga Fasilitas Umum: Bandingkan dengan AS, Berbahaya dan Keliru

September 20, 2025
Yusril : Gugatan AMIN dan Ganjar Terlambat, Kini Gugatan Melawan MK, Bukan KPU

Hendardi: Pernyataan Yusril Soal TGPF, Sikap Pribadi atau Pemerintah?

September 19, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025
Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas

Sehina-hina Jokowi “Ujub Politik” Mendahului Qodarullah

September 22, 2025
Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

September 22, 2025
Jokowi, Mesin Kemenangan Prabowo

Bansos Era Jokowi : 45 Persen Tidak Tepat Sasaran, Setara Rp 14-17 Triliun

September 22, 2025
Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

September 21, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...