**Makassar-FusilatNews** – Asrullah, S.H., M.H., resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Hasanuddin (UNHAS), usai sukses mempertahankan disertasinya yang menyoroti isu krusial dalam sistem demokrasi Indonesia: *presidential threshold*.
Dalam sidang promosi doktor yang digelar Jumat (…), Ketua Umum PP Lidmi 2022–2024 yang juga Tenaga Ahli Kapoksi Komisi III DPR RI Fraksi NasDem itu memaparkan disertasinya berjudul *“Reformulasi Pengaturan Presidential Threshold dalam Sistem Presidensial Berdasarkan UUD NRI 1945.”*
Sidang tersebut menghadirkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Prof. Dr. Hamdan Zoelva, sebagai penguji eksternal. Ia menyampaikan apresiasi tinggi atas analisis konstitusional yang ditawarkan Asrullah.
> “Disertasinya menawarkan pembacaan kritis yang argumentatif terhadap ambang batas pencalonan presiden. Ini adalah kontribusi penting dalam wacana reformasi sistem demokrasi kita,” ujar Prof. Zoelva.
Tak hanya mengkritisi, Asrullah juga mengajukan gagasan baru berupa pembatasan jumlah partai dalam koalisi pencalonan presiden. Menurutnya, hal ini penting untuk menjaga konsistensi sistem presidensial dan menghindari distorsi akibat koalisi pragmatis.
Sidang terbuka ini turut dihadiri oleh para pakar hukum tata negara Unhas sebagai penguji internal, di antaranya Prof. Dr. Andi Pangerang Moenta, Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, Prof. Dr. Irwansyah, dan Assoc. Prof. Dr. Zulkifli Aspan. Promotor dalam sidang ini adalah Prof. Dr. Marwati Riza, dengan ko-promotor Prof. Dr. Hamzah Halim yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum Unhas.
Acara juga diwarnai kehadiran sejumlah tokoh nasional, seperti Wakil Ketua DPD RI H. Tamsil Linrung, Kapoksi Komisi III DPR RI Fraksi NasDem Rudianto Lallo, serta Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah K.H. Dr. Muhammad Zaitun Rasmin.
Ketua Umum Lidmi Pusat saat ini, Andi Muhammad Shalihin, menyebut gelar doktor yang diraih Asrullah sebagai pencapaian yang membanggakan.
> “Ini bukan hanya capaian akademik, tapi juga bagian dari dakwah intelektual. Ustaz Asrullah telah memberi teladan bahwa ilmu adalah jalan perjuangan,” ujarnya.
Gelar doktor ini memperkuat posisi Asrullah sebagai akademisi sekaligus aktivis dakwah yang konsisten menyuarakan reformasi sistem politik nasional berbasis konstitusi.

























