
Oleh Entang Sastraatmaja – KETUA DEWAN PAKAR DPD HKTI JAWA BARAT)
Jakarta — Angin perubahan bertiup di sawah dan ladang. Di tengah sorotan soal mahalnya ongkos produksi, importasi pangan, dan masih jauhnya kesejahteraan dari kantong petani, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bersiap menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 3 Desember 2025, menandai forum nasional pertama di bawah kendali kepemimpinan DR. Sudaryono (2025–2030). Harapannya satu: rumusan program yang “menapak bumi”, lahir dari suara petani, bukan gema selera birokrasi.
Rakernas ini memiliki bobot politik dan kebijakan yang tidak ringan. Presiden RI Prabowo Subianto yang berkenan menjadi Ketua Dewan Pembina HKTI, serta Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebagai Ketua Dewan Penasehat, memberi sinyal bahwa organisasi petani tertua dan terbesar ini ingin ditempatkan sebagai lokomotif percepatan swasembada pangan—agenda prioritas negara yang bertumpu pada produktivitas tani dan kedaulatan petani.
Bila tidak ada aral melintang, keluarga besar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 3 Desember 2025. Ini menjadi Rakernas perdana di era kepemimpinan Ketua Umum DPN HKTI, DR. Sudaryono, yang memimpin organisasi petani tersebut untuk periode 2025–2030.
Momentum Rakernas kali ini memantik ekspektasi tinggi. Beragam elemen petani, akademisi, pelaku agribisnis hingga pemerintah berharap, forum ini tak hanya formalitas organisasi, tetapi melahirkan peta jalan baru pembangunan tani yang lahir dari aspirasi autentik petani, bukan sekadar selera kebijakan elit struktural.
Dukungan Presiden dan Mentan, sinyal perhatian ke petani
Struktur strategis DPN HKTI 2025–2030 mencuri perhatian publik. Presiden RI Prabowo Subianto berkenan menjadi Ketua Dewan Pembina HKTI, sementara Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat HKTI. Kehadiran dua figur sentral negara di organ utama HKTI itu dibaca sebagai sinyal komitmen kuat pemerintah terhadap agenda kedaulatan petani dan reformasi sektor pertanian.
“Ini bukan sekadar posisi kehormatan. Ini adalah pernyataan bahwa petani kembali ditempatkan sebagai subjek sejarah, bukan catatan kaki pembangunan,” ujar sejumlah pengurus daerah saat dimintai pendapat.
Apa itu Rakernas, dan mengapa penting bagi sektor tani?
Rakernas merupakan forum nasional untuk:
mengevaluasi kinerja organisasi secara menyeluruh,
merumuskan strategi dan kebijakan baru,
serta menyelaraskan program pusat–daerah,
dengan melibatkan pimpinan dan anggota dari seluruh Indonesia, termasuk perwakilan regional, pejabat pemerintah serta pemangku kepentingan pertanian lainnya.
Secara khusus, Rakernas HKTI menjadi arena perumusan strategi besar seperti pertanian modern, pemberdayaan petani, ketahanan pangan, hingga pengembangan sektor turunan seperti agrowisata dan agribisnis.
Agenda dan isu strategis yang dipastikan mengemuka
Deretan isu yang akan dibahas di Rakernas antara lain:
Pertanian modern berbasis teknologi
Pemanfaatan inovasi seperti mekanisasi lahan, digitalisasi rantai pasok, pertanian presisi (precision farming), penggunaan drone pemetaan lahan, sensor tanah, hingga aplikasi berbasis AI untuk pengaturan pupuk dan cuaca.Pemberdayaan SDM Petani
Skema pelatihan, pendampingan, regenerasi profesi tani melalui wirausaha muda, akses pembiayaan rendah bunga, penyediaan asuransi komoditas, dan perbaikan model penyuluhan pertanian.Ketahanan pangan dan prioritas swasembada
Percepatan ketersediaan pangan melalui penguatan basis produksi padi, jagung, kedelai dan palawija; diversifikasi pangan lokal; sinergi cadangan pangan nasional dan daerah.Agrowisata sebagai penggerak ekonomi pedesaan
Strategi pengembangan desa wisata berbasis pertanian edukatif untuk meningkatkan nilai komersial lahan, membuka lapangan kerja tambahan, dan memperkuat pemasaran berbasis komunitas.Infrastruktur pertanian
Perbaikan dan pembangunan:irigasi teknis dan non-teknis,
jalan usaha tani,
gudang dan cold storage,
hingga infrastruktur pengolahan pasca-panen.
Peran HKTI dalam pemerintahan Prabowo: “Prime mover” menuju swasembada
Rakernas 2025 juga akan mengonsolidasikan peran HKTI sebagai mitra strategis pemerintah dalam program prioritas Presiden Prabowo: Swasembada Pangan Nasional.
HKTI diposisikan sebagai:
motor penggerak peningkatan produksi pangan,
eksekutor pemberdayaan petani di akar rumput,
jaringan penghubung kemitraan swasta–pemerintah,
sekaligus organ advokasi kebijakan yang memperjuangkan insentif, harga wajar komoditas, dan regulasi pro-petani.
Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat menilai, ini momen penting mengembalikan marwah petani sebagai penggerak kemandirian negara.
Penutup
Menjelang hari sakral itu, pesan menggema dari berbagai pelosok desa:
“Semoga Rakernas kali ini menapak bumi, bukan mengeja angin; membangun strateginya dari bawah, bukan dari menara gading.”
Di akhir, ucapan Entang Sastraatmadja—Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat yang sekaligus penulis naskah ini—menjadi penanda harapan seluruh keluarga besar HKTI:
“Selamat Rakernas. Demi lahirnya program yang menapak bumi, tidak sekadar mengecat langit.”

























