• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU

Karyudi Sutajah Putra by Karyudi Sutajah Putra
November 26, 2025
in Feature, Komunitas, Pojok KSP
0
Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI)

Jakarta – Taruhlah gula. Maka semut-semut akan bertarung memperebutkannya.

Berilah Nahdlatul Ulama (NU) tambang. Maka elite-elite NU akan berselisih memperebutkannya.

Ontran-ontran yang kini terjadi di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), disinyalir tokoh NU Mahfud Md gegara tambang.

Diketahui, NU mendapat jatah mengelola tambang batubara di Kalimantan Timur, bekas lahan PT Kaltim Prima Coal (KPC) seluas 25 ribu hektare, setelah pemerintah memberikan izin khusus kepada organisasi masyarakat keagamaan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024.

Pengelolaan tambang ini diserahkan kepada PBNU melalui PT Berkah Usaha Muamalah Nusantara (BUMN).

NU memang terlihat paling aktif meminta jatah tambang dibandingkan ormas keagamaan lainnya, katakanlah Muhammadiyah. Bahkan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) saja dengan tegas menolak jatah tambang tersebut karena merasa bukan ahlinya.

Benarkah ontran-ontran yang kini terjadi di PBNU dipicu oleh perselisihan ihwal tambang? Biarlah waktu yang akan membuktikannya.

Yang jelas, setelah Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar mengultimatum Yahya Cholil Staquf untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU, dan jika dalam tempo tiga hari tidak mundur maka akan dipecat, hari ini ancaman itu benar-benar dibuktikan. Syuriyah yang merupakan kasta tertinggi dalam struktur organisasi PBNU memecat Gis Yahya dari jabatan Ketua Umum PBNU per Rabu, 25 November 2025.

Ada tiga alasan mengapa Gus Yahya dipecat. Salah satunya terkait dugaan penyimpangan pengelolaan anggaran di PBNU. Apakah ini terkait tambang?

Di pihak lain, Gus Yahya menolak dipecat. Katanya, Rais Aam atau Syuriyah tak berwenang memecat dirinya. Yang berwenang memecat dirinya, kata Gus Yahya, adalah Muktamar, karena dirinya dipilih oleh Muktamar.

Gus Yahya pun balik bertanya: apakah ada pihak eksternal yang sengaja memecah-belah NU?

Sebenarnya kakak kandung mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu tak perlu bertanya. Ia sudah tahu sendiri jawabannya.

Jika benar sinyalemen Mahfud Md, maka siapa lagi pihak eksternal yang hendak memecah-belah NU selain yang memberikan jatah tambang itu?

Akhirnya, tambang batubara itu justru menjadi semacam kutukan bagi NU, bukannya menjadi rahmat. Sebab, NU memang bukan ahlinya untuk mengelola tambang. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Serahkan suatu urusan kepada yang tak ahli dan tunggulah kehancurannya.”

Ini analog dengan kekayaan alam Indonesia yang ternyata menjadi kutukan bagi rakyatnya. Alam Indonesia kaya-raya, tapi rakyatnya miskin dan papa. Yang kaya adalah elite-elitenya.

Kekayaan alam Indonesia banyak dicuri orang mancanegara. Ikan, minyak, tambang dan sebagainya. Bahkan di Morowali ada bandar udara ilegal punya entah siapa. Kalau bukan untuk mencuri kekayaan alam Indonesia, lalu untuk apa?

Ada negara di dalam negara. Dan sebelum ini pemerintah diam saja. Ada apa?

Apakah memang kekayaan alam Indonesia menjadi semacam kutukan bagi rakyatnya?

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Negara Dalam Negara: Bukan Lagi Anomali, Tapi Desain

Next Post

Ketika Suara Pemimpin Menghancurkan Nelayan: Krisis Seafood Jepang–China 2025

Karyudi Sutajah Putra

Karyudi Sutajah Putra

Related Posts

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018
Crime

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan
Feature

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang
Feature

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025
Next Post
Ketika Suara Pemimpin Menghancurkan Nelayan: Krisis Seafood Jepang–China 2025

Ketika Suara Pemimpin Menghancurkan Nelayan: Krisis Seafood Jepang–China 2025

Harga Cabai hingga Beras Kompak Melonjak

OLIGOPANGAN & SERAKAHNOMIC: Ketika Ekonomi Jadi Mesin Penggiling Petani "SERAKAHNOMIC" DALAM DUNIA PANGAN

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU
Feature

Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU

by Karyudi Sutajah Putra
November 26, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Taruhlah gula. Maka semut-semut akan bertarung memperebutkannya....

Read more
Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

November 26, 2025
Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

November 24, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025

ANGGOTA KEPOLISIAN DILARANG RANGKAP JABATAN Final, Mengikat, dan Tidak Boleh Lagi Dimaknai Ulang

November 28, 2025
Pemerintah Berencana Impor Beras Sebanyak 500 ribu Ton

SAKSI SENYAP DARI SABANG: SIAPA DALANGNYA? “MENCARI OTAK IMPOR BERAS DI TITIK NOL INDONESIA”

November 28, 2025
Wisuda Dunia Lain

Wisuda Dunia Lain

November 27, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...