• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Bencana

Makan Bergizi Gratis: Populisme Instan yang Mengorbankan Anak

Ali Syarief by Ali Syarief
September 20, 2025
in Bencana, Feature
0
Makan Bergizi Gratis: Populisme Instan yang Mengorbankan Anak
Share on FacebookShare on Twitter

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didengungkan sebagai terobosan unggulan pemerintahan Prabowo, kini berada di persimpangan jalan. Apa yang semula dipromosikan sebagai upaya melahirkan generasi sehat dan cerdas, justru menampakkan wajah lain: rentetan kasus keracunan massal anak-anak di berbagai daerah. Kasus terbaru bahkan menimpa siswa kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)—usia di mana daya tahan tubuh sangat rentan dan pertumbuhan sedang berlangsung pesat.

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, dengan tegas menyatakan perlunya evaluasi menyeluruh. KPAI bahkan mengusulkan penghentian sementara program MBG sampai instrumen panduan dan pengawasan benar-benar dijalankan. “Pertahanan anak sekecil itu sangat berbeda dengan orang dewasa. Pemerintah tidak boleh tutup mata jika ada kejadian darurat akibat program tersebut,” ujarnya.

Politik Efek Instan

MBG adalah contoh klasik dari apa yang dalam ilmu politik disebut populisme kebijakan. Ia dirancang untuk menghadirkan “efek langsung” (direct effect) yang mudah dijual secara politik: anak-anak mendapat makanan gratis, orang tua merasa terbantu, dan negara tampak hadir. Namun di balik itu, strategi ini lebih menyerupai politik elektoral ketimbang pembangunan jangka panjang.

Mengapa? Karena kualitas gizi anak-anak sejatinya tidak hanya ditentukan oleh seberapa sering mereka mendapat makanan gratis di sekolah. Lebih mendasar dari itu adalah pemerataan kesejahteraan keluarga, akses terhadap pangan sehat di rumah tangga, serta edukasi gizi yang berkelanjutan. Dengan kata lain, jika negara hanya sibuk memberi makan sekali-sekali, sementara dapur keluarga tetap miskin, rapuh, dan rawan pangan, maka program ini tak lebih dari tambal sulam.

Bahaya Mengorbankan Anak

Keracunan massal yang terjadi menunjukkan bahwa persoalan bukan sekadar “niat baik negara” memberi makan, melainkan ketidakmampuan manajemen program. Bahan pangan, proses memasak, higienitas, hingga mekanisme pengawasan, semuanya berada dalam sorotan. KPAI menegaskan bahwa prinsip perlindungan anak harus menjadi pijakan utama: mulai dari non-diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, kelangsungan hidup dan perkembangan, hingga penghargaan terhadap pendapat anak.

Jika pemerintah abai pada aspek mendasar ini, MBG justru akan menjadi bom waktu yang merusak kepercayaan publik. Tidak ada yang lebih tragis dalam politik selain ketika anak-anak menjadi korban dari kebijakan yang digembar-gemborkan sebagai “solusi cerdas bangsa”.

Membangun Strategi Jangka Panjang

Alih-alih terus menggelontorkan program instan, pemerintah seharusnya memikirkan jalan strategis: peningkatan kesejahteraan keluarga secara merata, perbaikan akses gizi di rumah tangga, dan pendidikan gizi yang berkesinambungan. Dengan itu, anak tumbuh sehat bukan karena bantuan sesaat dari negara, melainkan karena fondasi sosial-ekonomi keluarga mereka memang kokoh.

MBG hanya akan benar-benar relevan jika ia ditempatkan sebagai pelengkap, bukan substitusi, dari kebijakan struktural jangka panjang. Tanpa itu, program ini hanya menjadi politik simbolik yang lebih banyak melahirkan risiko daripada manfaat.

Jika menengok ke luar negeri, program makan bergizi di sekolah sebenarnya bukan hal baru. Jepang misalnya, sejak pascaperang sudah memiliki School Lunch Program yang bukan hanya memberikan makan siang gratis, tetapi juga didesain sebagai bagian dari pendidikan gizi dan budaya hidup sehat. Anak-anak tidak sekadar menerima makanan, melainkan juga belajar soal kebersihan, tata cara makan, hingga pentingnya menjaga asupan gizi. Di Amerika Serikat, program serupa dijalankan dengan pengawasan ketat pada standar gizi, higienitas, dan keamanan pangan, dengan evaluasi berlapis dari pemerintah federal hingga otoritas lokal. Perbandingan ini memperlihatkan bahwa keberhasilan program bukan pada “gratis”-nya, melainkan pada sistem pendukung yang kokoh—dari regulasi, pengawasan, hingga pendidikan keluarga. Tanpa itu, program seperti MBG hanya akan menjadi proyek politik jangka pendek yang rawan gagal dan membahayakan anak-anak.

Penutup

Kebijakan yang menyentuh langsung memang menggoda secara politik, apalagi bila manfaatnya dapat ditangkap kamera dalam bentuk senyum anak-anak di meja makan. Namun, jika di balik senyum itu tersimpan ancaman keracunan, kelalaian, bahkan pengabaian prinsip perlindungan anak, maka bangsa ini harus berani berkata jujur: program ini cacat sejak dalam konsep.

Membangun generasi sehat dan cerdas tidak bisa ditempuh dengan populisme efek instan. Ia hanya bisa dicapai melalui kebijakan yang serius, mendalam, dan berkelanjutan. Dan untuk itu, pemerintah perlu memilih: mau mengedepankan politik elektoral, atau masa depan anak bangsa.

 

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pemerintah Tetapkan Libur Nasional Tahun 2026 – Lebih Lama

Next Post

Quick Wins dan Politik Karitatif dalam Program MBG

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain
Aya Aya Wae

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas
Feature

Sehina-hina Jokowi “Ujub Politik” Mendahului Qodarullah

September 22, 2025
Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?
Economy

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

September 22, 2025
Next Post
Quick Wins dan Politik Karitatif dalam Program MBG

Quick Wins dan Politik Karitatif dalam Program MBG

Presiden Prabowo dan Peringatan Keras bagi Loyalis Jokowi: Tegas atau Hanya Retorika?

Pertikaian Diametral Prabowo vs Jokowi: Antara Kesetiaan dan Otonomi Politik

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Yusril Ihza Mahendra Dipanggil ke Istana, Bahas Apa?
Birokrasi

Pernyataan Yusril Batal Bentuk TGPF Melawan Kehendak dan Suara Rakyat

by Karyudi Sutajah Putra
September 21, 2025
0

Jakarta, Fusilatnews - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra tentang batalnya pembentukan Tim Gabungan...

Read more
Militer Jaga Fasilitas Umum: Bandingkan dengan AS, Berbahaya dan Keliru

Militer Jaga Fasilitas Umum: Bandingkan dengan AS, Berbahaya dan Keliru

September 20, 2025
Yusril : Gugatan AMIN dan Ganjar Terlambat, Kini Gugatan Melawan MK, Bukan KPU

Hendardi: Pernyataan Yusril Soal TGPF, Sikap Pribadi atau Pemerintah?

September 19, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025
Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas

Sehina-hina Jokowi “Ujub Politik” Mendahului Qodarullah

September 22, 2025
Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

September 22, 2025
Jokowi, Mesin Kemenangan Prabowo

Bansos Era Jokowi : 45 Persen Tidak Tepat Sasaran, Setara Rp 14-17 Triliun

September 22, 2025
Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

September 21, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...