• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Prabowo: Di Antara Parcok dan Parjo

Damai Hari Lubis - Mujahid 212 by Damai Hari Lubis - Mujahid 212
September 20, 2025
in Feature, Politik, Tokoh/Figur
0
Saya Pikir, Memilih Prabowo Keluar dari Labirin Jokowi
Share on FacebookShare on Twitter

Damai Hari Lubis
Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)

Fenomena politik Indonesia belakangan ini dipenuhi istilah-istilah baru yang lahir dari rahim pertarungan wacana. Salah satunya adalah istilah “Parcok”, yang sempat mengguncang jagat politik nasional. Istilah ini mula-mula dipublis oleh Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, yang dikenal sebagai sosok senior dalam dunia politik. Kata ini kemudian melekat, hidup, dan menjadi simbol kritik publik terhadap perilaku sejumlah oknum di institusi negara yang dianggap keluar jalur dari tugas pokok dan fungsinya.

Bagi Hasto, Parcok bukan sekadar satire. Ia adalah tanda zaman, sebuah semiotika tentang krisis kepercayaan publik terhadap lembaga yang seharusnya netral, tetapi justru tampak brutal, hipokrit, bahkan transparan dalam keberpihakan politik. Padahal, keterlibatan lembaga negara dalam ranah politik praktis jelas kontraproduktif dan inkonstitusional. Di sinilah Parcok menemukan maknanya: kritik yang tajam terhadap deviasi kuasa.

Namun, Parcok hanyalah satu sisi dari drama politik. Di sisi lain, hadir pula istilah “Parjo”, sebuah antitesa sekaligus figur imajiner yang mencerminkan bayang-bayang masa lalu. Parjo bukanlah tokoh tunggal, melainkan representasi dari karakter politik lama yang sarat intrik, penuh tipu daya, dan berkelindan dengan jejak “darah merah” sejarah. Publik menduga, intrik-intrik politik yang meletup pada peristiwa anarkis di penghujung Agustus hingga awal September 2025, tak lepas dari jejak Parjo ini.

Secara historis-sosiologis, pola gerakan Parjo tidak asing. Ia mengingatkan kita pada strategi divide et impera, hipokrisi, hingga playing victim yang pernah menjadi bagian dari skenario politik kelam bangsa. Bahkan, bila ditarik ke belakang, tak sulit menemukan benang merah dengan pola gerakan tempo doeloe yang berujung pada tragedi nasional. Maka, tidak berlebihan bila publik menghubungkan Parjo dengan “kloning-kloning politik” yang mencoba merebut ruang kekuasaan melalui rekayasa, chaos, dan legitimasi semu.

Ironisnya, di tengah situasi keruh itu, muncul figur-figur yang hendak ditampilkan bak pahlawan. Misalnya, kehadiran Gibran dalam pusaran kerusuhan ojolian politik tempo hari. Alih-alih menenangkan, fenomena ini justru mempertebal kesan bahwa ada skenario besar yang sedang dimainkan. Apalagi ketika tuntutan-tuntutan keras muncul, ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo agar mundur dari jabatannya, padahal belum genap satu tahun memimpin. Sebuah tuntutan yang terkesan emosional, intuitif, bahkan tidak logis.

Jika ditelisik lebih jauh, keterpurukan bangsa hari ini tidak lahir dari kepemimpinan Prabowo yang masih seumur jagung, melainkan merupakan residu dari kepemimpinan sebelumnya. Sosok Parjo, yang pernah bercokol di kursi RI-1, justru meninggalkan jejak kegagalan yang merembes ke sektor-sektor vital negara: ekonomi, hukum, hingga mentalitas kepemimpinan. Maka tuntutan mundur seharusnya diarahkan bukan kepada Prabowo, tetapi kepada para petinggi Parcok yang gagal mengendalikan aparat di lapangan hingga memicu korban jiwa, luka, dan kerusakan harta benda.

Dari berbagai data empiris, ada indikasi bahwa Parcok dan Parjo tidak berdiri sendiri. Keduanya justru saling berkelindan, bahu-membahu, menjadi bagian dari jaringan kekuasaan yang berakar di partai politik tertentu. Dari hulu hingga hilir, mereka tampak memaksakan sebuah “ejakulasi dini politik”—sebuah ambisi prematur untuk kembali berkuasa dengan segala cara.

Maka, kisah politik Indonesia hari ini sesungguhnya adalah kisah Prabowo yang terhimpit di antara Parcok dan Parjo. Dua kutub yang sama-sama problematis, sama-sama menyimpan residu masa lalu, tetapi kini hadir kembali dalam wajah baru.

Akhirnya, sejarah politik Indonesia mencatat: Parcok dan Parjo bukan sekadar istilah, melainkan cermin dari tragedi kekuasaan yang terus berulang. Pertanyaannya, apakah Prabowo mampu keluar dari pusaran ini, atau justru menjadi bagian dari drama lama yang terus diwariskan dari satu rezim ke rezim berikutnya?

Akhirnya, sejarah politik Indonesia mencatat: Parcok dan Parjo bukan sekadar istilah, melainkan cermin dari tragedi kekuasaan yang terus berulang. Pertanyaannya, apakah Prabowo mampu keluar dari pusaran ini, atau justru menjadi bagian dari drama lama yang terus diwariskan dari satu rezim ke rezim berikutnya?

Sebab, jika Prabowo gagal menegaskan jarak dari Parcok dan Parjo, maka ia akan dicatat bukan sebagai penyelamat bangsa, melainkan hanya sebagai aktor pengganti dalam sandiwara lama. Dan tragedi itu akan berulang, dengan korban yang selalu sama: rakyat Indonesia.

Penulis adalah Advokat-Jurnalis, Anggota Dewan Penasihat DPP KAI, Kabidhum HAM, dan Ketua LPBH DPP KWRI

 

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Lowongan Kerja SSW/TG di Jepang Dibuka untuk Sektor Pemeliharaan Gedung

Next Post

Suntikan Rp200 Triliun: Analisis Ekonomi atas Strategi Likuiditas Purbaya

Damai Hari Lubis - Mujahid 212

Damai Hari Lubis - Mujahid 212

Related Posts

Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain
Aya Aya Wae

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran
Birokrasi

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025
Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas
Feature

Sehina-hina Jokowi “Ujub Politik” Mendahului Qodarullah

September 22, 2025
Next Post
Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Bayang-Bayang Luhut ke Kursi Menteri Keuangan

Suntikan Rp200 Triliun: Analisis Ekonomi atas Strategi Likuiditas Purbaya

Saatnya Bahlil Dituntut Mundur

Saatnya Bahlil Dituntut Mundur

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Yusril Ihza Mahendra Dipanggil ke Istana, Bahas Apa?
Birokrasi

Pernyataan Yusril Batal Bentuk TGPF Melawan Kehendak dan Suara Rakyat

by Karyudi Sutajah Putra
September 21, 2025
0

Jakarta, Fusilatnews - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra tentang batalnya pembentukan Tim Gabungan...

Read more
Militer Jaga Fasilitas Umum: Bandingkan dengan AS, Berbahaya dan Keliru

Militer Jaga Fasilitas Umum: Bandingkan dengan AS, Berbahaya dan Keliru

September 20, 2025
Yusril : Gugatan AMIN dan Ganjar Terlambat, Kini Gugatan Melawan MK, Bukan KPU

Hendardi: Pernyataan Yusril Soal TGPF, Sikap Pribadi atau Pemerintah?

September 19, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025
Jokowi Dukung 2 Periode Prabowo Gibran – Ambisi yang Digerakkan oleh Rasa Cemas

Sehina-hina Jokowi “Ujub Politik” Mendahului Qodarullah

September 22, 2025
Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

Pupuk Bersubsidi: Menjamin Kemakmuran Petani atau Menjerat Ketergantungan?

September 22, 2025
Jokowi, Mesin Kemenangan Prabowo

Bansos Era Jokowi : 45 Persen Tidak Tepat Sasaran, Setara Rp 14-17 Triliun

September 22, 2025
Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

Di Bawah Bayang Machstaat: Kenapa Gugatan terhadap Gibran Pasti Ditolak

September 21, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Politik Medsos, “Gemoy,” dan Jebakan Rot Brain

Republik dalam ICU: Kok Bisa Kita Bilang Baik-Baik Saja?

September 22, 2025
Jebakan Politik : Jokowi “Plonga-plongo” Jangan Sampai Terulang pada Gibran

Negara Ini “Sedang Sakit”: Bukan Sedang “Tidak Baik-Baik Saja”

September 22, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...