• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Crime

Wisuda Dunia Lain

fusilat by fusilat
November 27, 2025
in Crime, Feature
0
Wisuda Dunia Lain
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: M. Yamin Nasution, S.H.

Di negeri ini, ijazah tidak lagi sekadar dokumen akademik. Ia menjelma menjadi jimat. Ada yang memujanya, ada yang mencurigainya, ada pula yang memperlakukannya seperti benda gaib: disakralkan tanpa verifikasi, dicaci tanpa pembuktian. Maka publik pun seolah diseret ke sebuah aula imajiner, tempat berlangsungnya sebuah seremoni aneh bernama Wisuda Dunia Lain.

Di sana, logika digantung di pintu masuk. Yang berbicara bukan lagi arsip, melainkan bisikan. Yang diperiksa bukan dokumen, melainkan perasaan. Ilmu administrasi kalah oleh ilmu tenung. Dan hukum, seperti makhluk asing, berdiri kikuk di sudut ruangan.

Polemik ijazah yang melibatkan Jokowi dan kelompok Suryo CS lebih mirip ritual perdukunan ketimbang perdebatan akademik. Yang satu terus dipanggil sebagai simbol kegelapan; yang lain menjelma seperti dukun narasi, mengguncang publik dengan sesaji tuduhan tanpa meja pembuktian. Seminar berganti seanse. Verifikasi berubah menjadi visualisasi ketakutan.

Di negeri normal, ijazah diuji dengan metode: arsip, registrasi, otentikasi. Di negeri ini, ia diuji dengan intuisi publik yang sudah lelah dan marah. Bukti dianggap dingin; tafsir dianggap hangat. Yang pertama menuntut kerja sunyi; yang kedua memberi kepuasan instan.

Padahal keanehan sejati bukan pada apakah selembar kertas itu asli atau palsu, melainkan pada cara bangsa ini memutuskan sesuatu: lebih percaya pada gema emosi ketimbang sistem hukum. Kita menyukai kisah seram karena ia sederhana: ada tokoh jahat, ada korban, dan ada kegelapan yang siap dituding. Sementara kenyataan dengan prosedur dan arsip terasa membosankan, padahal di sanalah kebenaran bekerja.

Situasi ini diperparah oleh keterlibatan sejumlah kalangan berlatar belakang akademisi, praktisi hukum, hingga doktor hukum yang justru tampil memperkeruh ruang diskursus. Di sisi lain, inisiatif mediasi yang diajukan Faizal Assegaf dengan pendekatan dialog berlandaskan nilai-nilai Pancasila, tidak memperoleh ruang yang memadai. Alih-alih difasilitasi sebagai ikhtiar penyelesaian, tawaran tersebut justru menuai penolakan, kritik keras, dan berbagai tudingan.

Kelompok-kelompok yang bersuara paling nyaring sering kali lupa: membongkar kebenaran tidak perlu obor, cukup lampu. Dan lampu itu bernama prosedur. Jika ada kecurigaan, bawa ke meja uji, bukan ke altar opini.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Tuduhan berubah menjadi tontonan. Klarifikasi meredup, karena tidak semenarik spekulasi. Kebenaran kalah laku dibanding kengerian.

Maka polemik ijazah hari ini bukan sekadar soal siapa benar dan siapa salah. Ia adalah potret betapa rapuhnya relasi kita dengan nalar hukum. Negara yang hendak beradab mestinya menyelesaikan sengketa di ruang terang, bukan di lorong misteri.

Jika tidak, bangsa ini akan terus mengulang satu upacara aneh: wisuda tanpa kampus, gelar tanpa sidang, dan kebenaran tanpa verifikasi. Kita akan lulus bukan dari universitas, melainkan dari ketidakwarasan kolektif.

Dan kelak, ketika anak-anak kita bertanya bagaimana sebuah republik bisa linglung oleh selembar ijazah, kita hanya bisa menjawab lirih:

“Karena dulu kami para pemimpin dan elite politik, lebih memilih watak culas demi ketenangan semu, daripada membangun bangsa dengan kejujuran dan keberanian.”

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Cawe-Cawe Boleh, Eksekusi Jangan Nanggung: Kritik untuk LBH Muhammadiyah yang Diduga Kurang Taktis dan Belum Menyentuh Penyelesaian

Next Post

SAKSI SENYAP DARI SABANG: SIAPA DALANGNYA? “MENCARI OTAK IMPOR BERAS DI TITIK NOL INDONESIA”

fusilat

fusilat

Related Posts

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018
Crime

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan
Feature

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang
Feature

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025
Next Post
Pemerintah Berencana Impor Beras Sebanyak 500 ribu Ton

SAKSI SENYAP DARI SABANG: SIAPA DALANGNYA? “MENCARI OTAK IMPOR BERAS DI TITIK NOL INDONESIA”

ANGGOTA KEPOLISIAN DILARANG RANGKAP JABATAN Final, Mengikat, dan Tidak Boleh Lagi Dimaknai Ulang

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU
Feature

Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU

by Karyudi Sutajah Putra
November 26, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Taruhlah gula. Maka semut-semut akan bertarung memperebutkannya....

Read more
Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

November 26, 2025
Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

November 24, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025

ANGGOTA KEPOLISIAN DILARANG RANGKAP JABATAN Final, Mengikat, dan Tidak Boleh Lagi Dimaknai Ulang

November 28, 2025
Pemerintah Berencana Impor Beras Sebanyak 500 ribu Ton

SAKSI SENYAP DARI SABANG: SIAPA DALANGNYA? “MENCARI OTAK IMPOR BERAS DI TITIK NOL INDONESIA”

November 28, 2025
Wisuda Dunia Lain

Wisuda Dunia Lain

November 27, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist