• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Aya Aya Wae

Gabung BRICS: Indonesia Untung atau Buntung? Trump Meradang!

Karyudi Sutajah Putra by Karyudi Sutajah Putra
July 10, 2025
in Aya Aya Wae, Economy, Feature, Pojok KSP
0
KETIKA PRESIDEN BICARA DENGAN MASYARAKAT
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)

Jakarta – Entah apa yang berkecamuk dalam benak Presiden Prabowo Subianto, sehingga per 1 Januari 2025 Indonesia bergabung dengan BRICS. Apakah bersama China dan Rusia mau melawan Amerika Serikat (AS)? Sebab, Indonesia sendiri tak berani melawan AS.

Dalam perundingan soal tarif resiprokal, misalnya, Indonesia selalu kalah melawan AS. Negeri Paman Sam itu tetap menerapkan tarif bea masuk bagi Indonesia sebesar 32%. Padahal Indonesia sudah bertekuk lutut sambil memohon-mohon agar tarif diturunkan.

Kompensasinya: Indonesia akan lebih banyak mengimpor produk dari AS. Komoditas yang selama ini diimpor dari negara lain akan dialihkan ke AS. Bahkan asosiasi pengusaha Indonesia pun diminta pemerintahan Prabowo untuk lebih banyak membeli barang dari negeri Donald Trump itu.

Tapi apa lacur? AS bergeming. Presiden Trump tetap memberlakukan tarif bea masuk bagi Indonesia sebesar 32%. Bahkan akan ditambah 10% karena BRICS menentang AS.

Ya, Donald Trump meradang. Presiden AS itu mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% bagi negara-negara yang tergabung dalam BRICS, termasuk Indonesia. Pasalnya, dalam BRICS Summit 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, BRICS mengecam pemberlakuan tarif resiprokal oleh Trump, dan juga mengutuk serangan militer AS dan Israel terhadap Iran dan Palestina.

Saat membuka BRICS Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Tahun 2025, Minggu (6/7/2025), Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan BRICS merupakan perwujudan deklarasi Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung.

BRICS, kata Lula, adalah pewaris Gerakan Non-Blok atau Non-Alignment Movement. KAA itu sendiri pertama kali diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955 di mana Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus salah satu negara inisiatornya.

Adapun BRICS sendiri baru berdiri tahun 2001 dengan anggota awal sesuai akronim namanya, yakni Brasil, Rusia, India dan China kemudian ditambah South Africa atau Afrika Selatan. Indonesia baru bergabung ke BRICS pada 1 Januari 2025. Kini ada 13 negara anggota BRICS. Di luar yang sudah disebutkan tadi adalah Mesir, Ethiopia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Adapun tujuan dibentuknya BRICS, dikutip dari sejumlah sumber, adalah untuk menjunjung tinggi perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan bersama.

BRICS berupaya membantu negara-negara berkembang dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, militer, teknologi, dan hubungan diplomasi antar-negara.

BRICS juga dibentuk dengan tujuan menyusun strategi dalam bidang kerja sama tropikal, mulai dari memerangi perdagangan obat-obatan terlarang, serta penggunaan dan pengembangan teknologi dengan prinsip dan norma yang berlaku secara umum, hingga menciptakan perdagangan yang bebas dari hambatan.

Adapun tujuan utama BRICS adalah kerja sama, pengembangan, dan pengaruh dalam urusan internasional. BRICS berusaha membangun hubungan di antara negara-negara anggota dan bekerja sama dalam ekspansi ekonomi, termasuk perdagangan.

Negara-negara ini bertindak sebagai penyeimbang pengaruh Barat. Mereka berusaha untuk saling bergantung satu sama lain untuk membangun pengaruh yang lebih besar di dunia.

Pun, negara-negara anggota BRICS bertujuan menciptakan sistem ekonomi dan perdagangan baru yang terpisah dari sistem Barat yang dipimpin AS.

Sementara itu, kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto dalam BRICS Summit 2025 di Brasil adalah untuk menyuarakan sikap dan posisi Indonesia sebagai ‘bridge-builder’ dalam berbagai isu global dan upaya kolektif di tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu.

Secara harfiah, bridge builder berarti pembangun jembatan. Maksudnya, Indonesia akan menjembatani negara-negara lain, terutama anggota BRICS dalam membangun kerja sama bilateral maupun internasional.

Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Lalu, bagaimana dengan tujuan Gerakan Non-Blok (GNB)?

Dikutip dari sejumlah sumber, tujuan utama GNB adalah mendukung hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas wilayah negara-negara anggota.

GNB juga bertujuan untuk menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, dan dominasi asing, serta mendorong perdamaian dunia dan kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.

Presiden Brasil Lula da Silva mengklaim BRICS mewarisi GNB. Benarkah?

Ketika GNB mendukung kemerdekaan Palestina, apakah BRICS juga melakukan hal yang sama? Sejauh ini belum ada negara anggota BRICS yang bersuara selantang Indonesia dan Iran dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

Lalu, bagaimana kaitan masuknya Indonesia ke BRICS dengan sistem politik luar negeri bebas aktif yang dianut negeri yang juga merupakan pelopor GNB ini?

Diketahui, negara-negara anggota BRICS akan bertindak sebagai penyeimbang kekuatan Barat yang dipimpin AS.

Selama Perang Dingin, terjadi polarisasi antara Blok Barat yang dipimpin AS dan Blok Timur yang dipimpin Uni Sovyet, kini Rusia. Sementara Indonesia tidak beraliansi dengan Blok Barat maupun Blok Timur. Indonesia justru aktif sebagai pelopor negara-negara GNB.

Kini, pasca-Perang Dingin, apakah BRICS merupakan reinkarnasi dari Blok Timur yang dipimpin Rusia?

Lalu bagaimana dengan politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dianut Indonesia?

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang (UU) No 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, Indonesia menganut sistem politik luar negeri dengan prinsip bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional.

Adapun yang dimaksud politik luar negeri bebas aktif adalah politik luar negeri yang pada hakikatnya bukan politik netral, melainkan politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijakan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara apriori pada satu kekuatan dunia, serta secara aktif memberikan sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, sengketa dan permasalahan dunia lainnya, demi ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pertanyaannya, apakah aliansi Indonesia dengan BRICS yang salah satunya untuk mengimbangi kekuatan Barat yang dipimpin AS sudah selaras dengan politik luar negeri bebas aktif kita?

Apakah bergabungnya Indonesia dengan BRICS tidak mengikatkan diri secara apriori pada satu kekuatan dunia?

Apakah bargaining position (posisi tawar) Indonesia di depan AS akan meningkat setelah bergabung dengan BRICS?

Faktanya tidak. Juru runding RI yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto selalu kalah menghadapi juru runding AS: Indonesia tetap dikenai tarif 32%. Apa pun yang dilakukan Indonesia tak meluluhkan hati Trump.

Bahkan kini Trump murka setelah BRICS menentang kebijakan tarifnya, dan mengritik serangan AS dan Israel ke Iran dan Palestina. Trump mengancam akan menambah 10% lagi tarif bagi Indonesia.

Pertanyaannya, Indonesia bergabung dengan BRICS akan untung atau buntung?

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ketika Imam Khomeini Memakzulkan Sendirian, Kita Butuh Lebih Dari Tiga Ratus?

Next Post

Kok Lambat Menangkap Malingnya?

Karyudi Sutajah Putra

Karyudi Sutajah Putra

Related Posts

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018
Crime

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan
Feature

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang
Feature

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025
Next Post
Kemenag Ungkap Alasan Tak Undang Muhammadiyah di Sidang Isbat

Kok Lambat Menangkap Malingnya?

Pratikno: Dader Politik Jokowi dan Jalinan Konspirasinya

Mahmilub Jilid II: Jalan Terjal Mengadili Presiden dengan Ijazah Diduga Palsu

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU
Feature

Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU

by Karyudi Sutajah Putra
November 26, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Taruhlah gula. Maka semut-semut akan bertarung memperebutkannya....

Read more
Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

November 26, 2025
Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

November 24, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025

ANGGOTA KEPOLISIAN DILARANG RANGKAP JABATAN Final, Mengikat, dan Tidak Boleh Lagi Dimaknai Ulang

November 28, 2025
Pemerintah Berencana Impor Beras Sebanyak 500 ribu Ton

SAKSI SENYAP DARI SABANG: SIAPA DALANGNYA? “MENCARI OTAK IMPOR BERAS DI TITIK NOL INDONESIA”

November 28, 2025
Wisuda Dunia Lain

Wisuda Dunia Lain

November 27, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...