• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Crime

Kok Lambat Menangkap Malingnya?

Ali Syarief by Ali Syarief
July 10, 2025
in Crime, Feature
0
Kemenag Ungkap Alasan Tak Undang Muhammadiyah di Sidang Isbat
Share on FacebookShare on Twitter

Fusilatnews – Begini, saya tidak sedang menyamakan KPK dengan Hansip yang baru bangun siang atau satpam kompleks yang sibuk main ponsel. Tapi kalau malingnya sudah lama masuk dapur, ngambil piring, bahkan sempat masak mie rebus, lalu baru ketahuan setelah air mendidih—ya kita patut bertanya: kok lambat menangkap malingnya?

Baru-baru ini, Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, menyinggung kasus dugaan korupsi kuota haji di era Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Kasusnya tidak sembarangan. Bukan sekadar amplop recehan, ini menyangkut ibadah suci lima tahunan umat Islam Indonesia, menyangkut air mata emak-emak yang sudah nabung bertahun-tahun, menyangkut antrian panjang yang mengular hingga 10 sampai 20 tahun ke depan.

Yang bikin nyesek, dugaan korupsi itu justru terjadi setelah Indonesia mendapat tambahan kuota haji sebanyak 20 ribu dari Kerajaan Arab Saudi. Tambahan ini datang setelah Presiden ke-7, Joko Widodo, terbang langsung ke Riyadh. Wah, ini bukan sembarang ‘oleh-oleh’ dari luar negeri, ini oleh-oleh yang kemudian diduga jadi rebutan di antara para pejabat.

Fitroh bilang, yang dipermasalahkan adalah soal pembagian kuota. Kuota haji reguler yang mestinya buat rakyat jelata, eh malah dialihkan ke kuota haji khusus—tempat para konglomerat dan pejabat bisa berangkat tanpa harus antre belasan tahun. Logika korupnya begini: fasilitas negara buat rakyat kecil, tapi malah dijual ke yang mampu. Ini seperti raskin (beras miskin) dijual ke hotel bintang lima.

Mungkin kita bisa bertanya: Kapan persisnya dugaan ini terjadi? Jawaban Fitroh: “Ya sepertinya di 2024 lah itu.” Nah, ini yang bikin kepala mengangguk-angguk heran. Kasusnya 2024, baru disinggung serius pertengahan 2025? Jadi, siapa yang selama ini sibuk pasang spanduk “Berani Jujur Hebat,” tapi saat rakyat nunggu keadilan, malah seperti sibuk cari sinyal?

Saya tidak mau bilang KPK lamban. Mungkin mereka hanya terlalu hati-hati, terlalu administratif, terlalu patuh prosedur, hingga tak sadar bahwa koruptor bergerak jauh lebih lincah. Tapi publik bukan tidak cerdas. Kita tahu mana penyelidikan sungguhan, dan mana yang hanya pengalihan isu.

Menariknya, ini bukan sekadar soal teknis pembagian kuota. Ini menyentuh soal politis, moral, dan—kalau boleh saya bilang—pengkhianatan atas kepercayaan umat. Saat Jokowi pergi ke Saudi dan membawa pulang kabar tambahan kuota, itu disambut dengan syukur. Tapi ketika kuota itu dikorup, publik bertanya: Siapa yang bertanggung jawab?

Menteri Agama Yaqut? Jokowi? Atau sistem yang memang dibuat bias antara kekuasaan, pelayanan publik, dan kepentingan pribadi? KPK sendiri sudah membuka kemungkinan memanggil eks Menag. Tapi seperti biasa, bahasa KPK itu selalu normatif: “Tergantung hasil pemeriksaan.” Seperti tukang tambal ban bilang, “Tergantung bocornya di mana.”

Tapi ini bukan tambal ban, Bung! Ini soal nasib ribuan jemaah haji. Ini soal sistem yang seharusnya melayani umat, tapi justru dipakai sebagai ladang proyek dan rente.

Kalau dulu korupsi bansos kita kecam karena mengambil hak rakyat yang kelaparan, maka korupsi haji adalah pengkhianatan terhadap yang ingin menunaikan ibadah. Dalam dua-duanya, koruptor adalah maling. Dan maling tetap maling, meskipun pakai jas, peci, atau sorban.

Maka sekali lagi saya tanya: Kok lambat menangkap malingnya?


 

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Gabung BRICS: Indonesia Untung atau Buntung? Trump Meradang!

Next Post

Mahmilub Jilid II: Jalan Terjal Mengadili Presiden dengan Ijazah Diduga Palsu

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018
Crime

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan
Feature

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang
Feature

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025
Next Post
Pratikno: Dader Politik Jokowi dan Jalinan Konspirasinya

Mahmilub Jilid II: Jalan Terjal Mengadili Presiden dengan Ijazah Diduga Palsu

Artifak Pasar Pramuka – Membumi Hanguskan Istana Integritas keilmuan UGM

Republik Tanpa Malu: Saatnya Kapok pada Pemimpin Pendusta

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU
Feature

Ketika Tambang Menjadi Kutukan NU

by Karyudi Sutajah Putra
November 26, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Taruhlah gula. Maka semut-semut akan bertarung memperebutkannya....

Read more
Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

Pemerintah Apresiasi SETARA Institute Gelar Anugerah Bisnis dan HAM 2025

November 26, 2025
Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

Akan Berlaku 2 Januari 2026, Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Dibekali Pemahaman KUHP Baru

November 24, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025
Sanae Takaichi dan Tantangan Ekonomi Dua Kecepatan Jepang

Jepang, Taiwan, dan Bayangan Militerisme: Ketegangan Baru Tokyo–Beijing

November 28, 2025

ANGGOTA KEPOLISIAN DILARANG RANGKAP JABATAN Final, Mengikat, dan Tidak Boleh Lagi Dimaknai Ulang

November 28, 2025
Pemerintah Berencana Impor Beras Sebanyak 500 ribu Ton

SAKSI SENYAP DARI SABANG: SIAPA DALANGNYA? “MENCARI OTAK IMPOR BERAS DI TITIK NOL INDONESIA”

November 28, 2025
Wisuda Dunia Lain

Wisuda Dunia Lain

November 27, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

Menertibkan Ruang Publik: Ketika Sampah jadi Indikator Peradaban — Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2018

November 28, 2025
Api yang Sama di Dua Lilin: Renungan tentang Persahabatan

Akhlaq Politik Islami: Ketika Kuasa Menjadi Ibadah

November 28, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist