Penampilan Presiden Prabowo Subianto di forum-forum internasional menghadirkan kembali wajah Indonesia yang tegas, percaya diri, dan terhormat. Dalam pidatonya, Prabowo mampu menyampaikan visi Indonesia dengan bahasa yang logis, runut, dan fasih. Cara penyampaian ini bukan hanya menunjukkan wibawa seorang pemimpin, tetapi juga memperlihatkan kualitas kepemimpinan yang memahami peran strategis Indonesia di panggung global.
Kontras dengan periode sebelumnya, ketika Presiden Joko Widodo kerap tampil kikuk di forum internasional. Bahasa Inggris yang terbata, diksi yang kurang tepat, hingga kalimat yang justru mengundang tanda tanya seringkali menurunkan citra Indonesia. Pernyataan seperti “I want to test my minister” pernah menjadi contoh bagaimana seorang kepala negara justru mempermalukan diri sendiri di depan publik internasional. Semua orang yang mendengar memahami bahwa kalimat itu mencerminkan ketidakmampuan menguasai konteks diplomasi global.
Kini, dengan kehadiran Prabowo, situasinya berubah. Indonesia tidak lagi tampak sebagai negara yang datang ke forum dunia sekadar menjadi “pendengar” atau “penggembira”. Prabowo hadir dengan gagasan, berbicara dengan intonasi yang meyakinkan, serta menguasai substansi persoalan. Kelebihan utamanya adalah kemampuan menyampaikan pandangan secara oral dengan struktur yang jelas, sehingga lawan bicara maupun audiens internasional dapat menangkap dengan baik posisi Indonesia.
Kebanggaan nasional pun menguat. Dunia menyaksikan bahwa Indonesia punya pemimpin yang tidak canggung, yang mampu menampilkan sikap tegas tanpa kehilangan kesantunan diplomasi. Hal ini penting, karena di era geopolitik yang semakin dinamis, kekuatan sebuah negara tidak hanya diukur dari ekonominya, melainkan juga dari kualitas kepemimpinan dalam diplomasi.
Kita patut menjaga momentum ini. Jangan sampai Indonesia kembali jatuh ke titik rendah, ketika forum internasional menjadi panggung mempermalukan diri sendiri. Dengan kepemimpinan Prabowo, harapannya Indonesia terus memantapkan posisi sebagai negara besar yang dihormati, bukan sekadar “ikut hadir” dalam percaturan global.
Indonesia Kembali Bersinar di Panggung Internasional: Penampilan Presiden Prabowo
Penampilan Presiden Prabowo Subianto di berbagai forum internasional telah mengembalikan wibawa dan citra positif Indonesia di mata dunia. Beliau menunjukkan bahwa Indonesia kini bukan hanya hadir, tetapi berbicara dengan suara yang jelas dan penuh keyakinan. Dengan penyampaian yang logis dan struktur pidato yang kuat, beliau mampu menyampaikan visi negara secara oral — sebuah hal yang sangat membanggakan bagi rakyat Indonesia.
Contoh-contoh Nyata
Sidang Umum PBB ke-80 (UNGA, New York, September 2025)
Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato urutan ketiga dalam sesi Debat Umum pada Sidang Umum PBB ke-80, setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat.Dalam pidatonya, tema-tema penting seperti posisi Global South, reformasi tatanan dunia, serta isu-isu kemanusiaan seperti Palestina akan diangkat.
Kehadiran langsung presiden di forum PBB ini menandai tonggak penting: sejak lebih dari satu dekade, Indonesia jarang dikirimkan presidennya sendiri; banyak pidato yang diserahkan kepada menteri luar negeri.
St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, Rusia
Pada forum ekonomi besar ini, Prabowo menyampaikan pidato pada sesi pleno.
Ia memperkenalkan dirinya secara langsung sebagai Presiden Indonesia yang baru (dilantik 20 Oktober 2024), mengilustrasikan skala Indonesia — bahwa tiap tahun muncul lima juta orang baru – “setara satu Singapura setiap tahunnya,” kata beliau. Ilustrasi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan demografis bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang.
Ia membahas isu-isu strategis global: kepercayaan strategis (strategic trust) antar wilayah (West, Global South, Eurasia), pentingnya kerja sama di situasi geopolitik yang makin rumit, serta bagaimana negara-negara dapat bersinergi dalam ketidakpastian.
World Governments Summit (2025, secara daring)
Presiden Prabowo menekankan perlunya negara-negara di dunia berperan aktif untuk menjaga stabilitas global berdasarkan prinsip perdamaian, keadilan, dan saling menghormati.
Ia mengemukakan bahwa krisis di berbagai belahan dunia (seperti Ukraina, Gaza, dan Kongo Timur) tidak bisa diselesaikan hanya dengan retorika — diperlukan dialog dan keadilan.
Juga ditegaskan bahwa diplomasi Indonesia harus seimbang; Indonesia akan memperkuat kemitraan dengan berbagai negara dan organisasi internasional, termasuk Global South, sambil menjaga kemandirian dalam kebijakan luar negeri.
Kenapa Ini Membanggakan
Kepastian Posisi: Prabowo tidak sekadar tampil, tetapi menyampaikan posisi yang tegas, yang menunjukkan bahwa Indonesia memiliki suara yang konsisten dan jelas dalam isu global.
Konteks Diplomasi yang Lebih Kuat: Dengan menghadiri langsung forum-forum seperti PBB, Prabowo mengurangi jarak diplomatik dan menunjukkan komitmen langsung sebagai kepala negara.
Konstruksi Narasi yang Profesional: Penggunaan ilustrasi, data, tema global-kemasyarakatan, dan keseimbangan antara nasionalisme dan globalisme – semuanya disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami, namun serius dan sesuai konteks internasional.
Perbandingan dengan Masa Sebelumnya
Dibandingkan masa kepemimpinan sebelumnya, banyak kritik yang muncul atas cara penyampaian yang kadang kurang presisi, atau penggunaan bahasa asing yang tidak sepenuhnya menguasai konteks. Misalnya, pernyataan “I wan to test my minister” — yang meskipun mungkin berniat membangunkan perhatian terhadap kinerja kementerian, dipahami oleh khalayak internasional sebagai tanda kurangnya kontrol atau kejelasan. Momentum Prabowo berbeda: beliau tampil dengan persiapan yang terlihat lebih matang, isi yang substansial, dan penyampaian yang profesional.