• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Crime

Darurat Nalar – Ketika Hercules Lebih Kredibel dari UGM

Ali Syarief by Ali Syarief
April 16, 2025
in Crime, Feature
0
Darurat Nalar – Ketika Hercules Lebih Kredibel dari UGM
Share on FacebookShare on Twitter

Negara Gagal Logika

Di republik ini, keaslian ijazah seorang presiden tak bisa dijawab oleh universitas. Bukan oleh kementerian pendidikan, apalagi Mahkamah Konstitusi. Justru dijawab oleh seorang bernama Hercules Rosario de Marshal—mantan narapidana, tokoh jalanan, dan Ketua Umum organisasi GRIB Jaya.

Pada 15 April 2025, Hercules mengunjungi kediaman pribadi Joko Widodo di Solo. Katanya, sekadar silaturahmi. Tapi silaturahmi itu mendadak berubah fungsi: menjadi forum klarifikasi ijazah. Usai pertemuan tertutup 45 menit itu, Hercules keluar dan bicara kepada media, “Ijazah Jokowi asli.”

Tamatlah logika.

Ketika fakta akademik dijawab oleh tokoh preman, bukan oleh institusi akademik, kita tahu: republik ini sedang dalam kondisi darurat nalar.

Preman sebagai Rektor Bayangan

Apakah publik gembira? Entah. Tapi sebagian media besar tampaknya percaya. Kalimat Hercules dikutip seolah ia juru bicara UGM. Wartawan tak bertanya lebih jauh. Tak ada dokumen. Tak ada fotokopi ijazah. Tak ada surat keterangan. Hanya omongan dari seorang teman lama.

Dan di sinilah letak parodinya. Negara ini tak lagi butuh lembaga pendidikan tinggi, selama ada loyalis jalanan yang siap menyatakan kebenaran versi kekuasaan. Ijazah tak perlu dibuktikan—cukup dideklarasikan oleh orang yang tepat dalam momentum yang hangat: lebaran, silaturahmi, dan nostalgia kekuasaan.

Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang selama ini bersuara soal dugaan ijazah palsu, kini dituntut “sowan” ke rumah Jokowi. Tapi untuk apa? Kebenaran bukan tinggal di ruang tamu. Ia lahir dari transparansi, bukan dari kopi pahit dan obrolan santai antar sahabat lama.

UGM: Universitas Gagap Menjawab

Lalu di mana UGM? Sebagai universitas tempat Jokowi konon menyelesaikan studi, mereka seharusnya bisa menjawab dengan mudah. Tinggal keluarkan data, tampilkan arsip, tunjukkan ijazah. Tapi tidak. Hingga hari ini, UGM memilih diam. Bungkam. Tidak membantah, tapi juga tak mengonfirmasi. Mereka seolah hanya berharap isu ini hilang ditelan waktu atau dikaburkan oleh narasi silaturahmi dan gimik kekuasaan.

Apakah UGM takut? Disandera? Atau telah menjadi institusi yang lebih takut pada opini politik daripada pada runtuhnya kredibilitas akademik? Sebuah kampus yang tak bisa menjawab soal data alumninya sendiri, seharusnya malu menyebut diri sebagai benteng ilmu pengetahuan.

Republik Tanpa Nalar

Kini, kita hidup dalam negara yang mengklaim demokrasi, tapi tak mampu menghadirkan satu bukti dokumen sederhana. Kita hidup dalam republik yang menolak debat akademik, namun menyambut pernyataan dari mereka yang pernah menguasai terminal dan jalanan.

Maka tidak heran jika hari ini, keaslian ijazah presiden tidak ditentukan oleh profesor, tapi oleh “abang-abangan” yang punya akses ke ruang dalam kekuasaan.

Inilah bentuk republik yang telah kehilangan akal sehat: ketika lembaga pendidikan memilih bungkam, dan rakyat disuruh percaya kepada juru bicara informal tanpa legalitas. Kita sedang mengelola negara seperti geng motor: loyalitas lebih penting dari legalitas, kedekatan mengalahkan kebenaran.

Dan ketika kita menerima itu semua dengan tenang, maka sebetulnya, bukan cuma ijazah yang palsu. Tapi juga kesadaran kolektif bangsa ini.

 

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

“Ijazah yang Tak Pernah Ada: Ketika Kebohongan Menjadi Fondasi Kekuasaan”

Next Post

Disertasi Soal Presidential Threshold, Asrullah Raih Gelar Doktor Hukum UNHAS

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?
Crime

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

November 1, 2025
Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?
Feature

Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?

November 1, 2025
Petani vs. Tengkulak: Musuh dalam Selimut atau Mitra Sejati?
Feature

Kelompok Tani di Persimpangan Jalan: Antara Kemandirian dan Ketergantungan

November 1, 2025
Next Post
Disertasi Soal Presidential Threshold, Asrullah Raih Gelar Doktor Hukum UNHAS

Disertasi Soal Presidential Threshold, Asrullah Raih Gelar Doktor Hukum UNHAS

Hakim Pemvonis Polisi Pada Kasus KM 50 Ditangkap Kejagung

Kejagung Tuding Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Minta Uang Rp 20 Miliar Dikali Tiga

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?
Crime

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

by Karyudi Sutajah Putra
November 1, 2025
0

Jakarta-FusilatNews - Sebanyak 31 perempuan korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, memilih untuk menggugat...

Read more
Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

October 31, 2025
Tragis Indonesia dari Negara Pengekspor ke Pengimpor Energi

Bahlil dan Sindrom L’Etat c’est Moi

October 25, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

November 1, 2025
Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?

Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?

November 1, 2025
Petani vs. Tengkulak: Musuh dalam Selimut atau Mitra Sejati?

Kelompok Tani di Persimpangan Jalan: Antara Kemandirian dan Ketergantungan

November 1, 2025
Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

October 31, 2025
Mengkultuskan Jokowi sebagai Nabi: Membakar Dupa di Atas Jerami Kering

Tertawa Bersama Pak Said Didu: Ketika Angka Jokowi Tak Lagi Lucu

October 31, 2025

Kekuasaan yang Menyeleweng Adalah Pengkhianatan terhadap UUD 1945

October 31, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

November 1, 2025
Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?

Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?

November 1, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist