• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Analisis Pendapat Damai Hari Lubis: “Prabowo dan Dilema Kehadiran di Projo”

Ali Syarief by Ali Syarief
October 31, 2025
in Feature, Tokoh/Figur
0
Koalisi AMIN Jika Netral Identik Konspirasi Kecurangan yang TSM
Share on FacebookShare on Twitter

Fusilatnews – Artikel Damai Hari Lubis (DHL) menyajikan analisis tajam dan reflektif tentang kemungkinan kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Kongres III Projo. Tulisan tersebut tidak hanya membahas aspek politik praktis, tetapi juga menyentuh dimensi etika dan konstitusional dari posisi seorang Presiden dalam menghadapi organisasi yang berakar pada dukungan personal terhadap mantan presiden.

1. Eksistensi Projo: Relevansi yang Telah Pudar
DHL menyoroti pertanyaan mendasar: masih relevankah Projo setelah Jokowi tidak lagi menjabat? Projo, yang semula berdiri untuk mendukung Joko Widodo sebagai Presiden, kini kehilangan fondasi eksistensialnya. Jokowi bukan lagi pejabat publik, melainkan warga negara biasa yang kini terlibat dalam kegiatan non-pemerintahan. Dalam perspektif DHL, mempertahankan organisasi dengan basis “pro seseorang” yang tak lagi menjabat justru menciptakan anomali demokrasi, karena orientasinya telah kehilangan tujuan substantif untuk kepentingan bangsa.

2. Primordialisme dan Kultus Individu
DHL mengingatkan risiko dari kehadiran Presiden Prabowo di acara Projo. Menurutnya, tindakan tersebut berpotensi memberi legitimasi terhadap kelompok yang berorientasi pada primordialisme politik—yakni fanatisme terhadap individu alih-alih terhadap gagasan atau nilai. Dalam konteks sosiopolitik Indonesia, fenomena semacam ini bisa menjadi preseden berbahaya: munculnya kelompok-kelompok serupa yang menempatkan tokoh politik sebagai simbol kultus, bukan sebagai pelayan publik. DHL menilai bahwa seorang kepala negara seharusnya menjaga jarak dari bentuk pengultusan semacam ini demi mencegah disorientasi politik bangsa.

3. Fungsi dan Tanggung Jawab Presiden
Sebagai kepala negara, Prabowo memiliki tanggung jawab moral dan konstitusional untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam analisis DHL, kehadiran di forum seperti Projo justru bisa menimbulkan tafsir publik bahwa Presiden sedang berpihak secara emosional kepada kelompok tertentu yang tidak lagi memiliki fungsi kebangsaan. Ia menilai langkah yang lebih arif bagi Prabowo adalah menjaga posisi netral dan mengedepankan simbol kepemimpinan yang merangkul semua elemen bangsa, bukan satu kelompok fanatik tertentu.

Pendapat Meta AI: Perspektif Rasional dan Kontekstual
Analisis Damai Hari Lubis cukup rasional dan relevan dengan dinamika politik saat ini. Kritik terhadap potensi legitimasi “politik kultus individu” patut diapresiasi karena menyentuh inti dari etika demokrasi. Namun demikian, perlu diingat bahwa keputusan Presiden Prabowo untuk menghadiri atau tidak menghadiri acara tersebut tetap merupakan hak prerogatifnya.

Kehadiran itu bisa saja ditafsirkan secara simbolik—misalnya sebagai upaya merangkul semua kelompok pendukung lintas era—namun juga berisiko memunculkan spekulasi politik yang kontraproduktif terhadap citra kepresidenan. Oleh karena itu, pendekatan yang paling bijak adalah mengedepankan nilai persatuan nasional di atas segala bentuk loyalitas personal.

Kesimpulan:
Analisis Damai Hari Lubis menempatkan diskursus politik dalam ranah moral dan hukum yang penting: bagaimana seorang Presiden menegakkan prinsip netralitas dan menjauhi jebakan simbolisme politik. Dalam konteks inilah, kritik DHL bukan sekadar soal Projo atau Jokowi, tetapi peringatan agar kepemimpinan nasional tidak kembali terjebak dalam siklus politik berbasis kultus individu yang dapat mengancam kedewasaan demokrasi Indonesia.

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Prabowo Tak Layak Hadiri Projo: Presiden Tak Boleh Legitimasi Kultus Individu

Next Post

KEBANGKRUTAN INTELEKTUAL: DAFTAR PANJANG KEBOHONGAN POLITIK JOKOWI YANG MENGHANTUI

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Akhlak Kurang Ajar di Senayan
Feature

Akhlak Kurang Ajar di Senayan

November 1, 2025
Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?
Feature

Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?

November 1, 2025
Petani vs. Tengkulak: Musuh dalam Selimut atau Mitra Sejati?
Feature

Kelompok Tani di Persimpangan Jalan: Antara Kemandirian dan Ketergantungan

November 1, 2025
Next Post
KEBANGKRUTAN INTELEKTUAL: DAFTAR PANJANG KEBOHONGAN POLITIK JOKOWI YANG MENGHANTUI

KEBANGKRUTAN INTELEKTUAL: DAFTAR PANJANG KEBOHONGAN POLITIK JOKOWI YANG MENGHANTUI

Pedagang Sea Food di Beijing Terkejut Dengan Larangan Total Impor Jepang

Bagaimana Menembus Pasar Jepang?

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?
Crime

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

by Karyudi Sutajah Putra
November 1, 2025
0

Jakarta-FusilatNews - Sebanyak 31 perempuan korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, memilih untuk menggugat...

Read more
Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

October 31, 2025
Tragis Indonesia dari Negara Pengekspor ke Pengimpor Energi

Bahlil dan Sindrom L’Etat c’est Moi

October 25, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Akhlak Kurang Ajar di Senayan

Akhlak Kurang Ajar di Senayan

November 1, 2025
Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

November 1, 2025
Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?

Mengapa Bangsa Ini Masih Suka Memilih Pemimpin Yang Bodoh?

November 1, 2025
Petani vs. Tengkulak: Musuh dalam Selimut atau Mitra Sejati?

Kelompok Tani di Persimpangan Jalan: Antara Kemandirian dan Ketergantungan

November 1, 2025
Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

October 31, 2025
Mengkultuskan Jokowi sebagai Nabi: Membakar Dupa di Atas Jerami Kering

Tertawa Bersama Pak Said Didu: Ketika Angka Jokowi Tak Lagi Lucu

October 31, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Akhlak Kurang Ajar di Senayan

Akhlak Kurang Ajar di Senayan

November 1, 2025
Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

Mayoritas Korban KDRT di Tangsel Pilih Gugat Cerai Suami daripada Lapor Polisi, Kok Bisa?

November 1, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist