Apakah partai progresif muda ini dikendalikan oleh bayangan politik yang tak terlihat?
Jakarta, FusliatNews – Pembaruan pengurus DPP PSI periode 2025–2030 seharusnya menjadi momentum bagi partai muda ini untuk menegaskan citra progresif dan energi baru. Namun, perhatian publik kini tertuju pada sosok misterius “Bapak J”, Ketua Dewan Pembina, yang identitasnya masih diselimuti kabut rahasia.
Bayangan di Balik Layar
“Bapak J” duduk di posisi strategis, di atas struktur pengurus yang terlihat. Publik dan kader hanya tahu inisialnya; latar belakang, jaringan, dan niatnya tetap tersembunyi. Sosok ini memicu pertanyaan: apakah ia sekadar penasihat formal, atau aktor yang menyiapkan jalur pengaruh terselubung?
Ketidakjelasan ini berpotensi menjadi pisau bermata dua. Jika dianggap memperkuat partai, PSI mendapat legitimasi; jika dicurigai sebagai infiltrasi elit atau kekuatan bayangan, citra partai progresif bisa terkikis.
Evaluasi Tiga Bulan: Kekuatan atau Ketegangan?
Kaesang Pangarep menekankan evaluasi berkala setiap tiga bulan untuk pengurus. Tapi dipadukan dengan pengaruh misterius “Bapak J”, hal ini bisa memicu ketegangan internal. Kader yang merasa terancam atau tersisih bisa menciptakan fragmentasi, melemahkan koordinasi di daerah, dan mengganggu mesin politik PSI menjelang Pemilu 2029.
Basis Pemilih Rentan
PSI masih bergantung pada popularitas Kaesang di kalangan milenial perkotaan. Basis ini cepat berubah dan sensitif terhadap isu negatif. Jika kontroversi terkait “Bapak J” muncul, dampaknya bisa menurunkan kepercayaan pemilih dan melemahkan citra Kaesang sekaligus partai.
Skenario Terburuk
Dalam skenario terburuk, PSI menghadapi kombinasi risiko: pengaruh misterius yang tak terkendali, fragmentasi internal, dan tekanan politik pragmatis. Hasilnya, partai bisa menjadi minoritas, suara terbatas, dan kehilangan relevansi menjelang Pemilu 2029. Dari simbol alternatif progresif, PSI bisa perlahan menjadi catatan sejarah yang terlupakan.
Kesimpulan
Sosok “Bapak J” bukan hanya misteri publik, tapi juga penentu nasib internal PSI. Bagaimana Kaesang dan pengurus baru mengelola figur bayangan ini akan sangat menentukan apakah partai muda ini bertahan sebagai kekuatan progresif, atau hanyut dalam bayang-bayang politik yang tersembunyi.