Oleh: Entang Sastratmadja
Fenomena petani melarang anak-anaknya berprofesi sebagai petani bukanlah kabar baru. Saat ini, banyak orang tua petani enggan anak-anak mereka mengikuti jejak mereka, dengan berbagai alasan:
- Ekonomi. Profesi petani dianggap kurang menguntungkan, identik dengan kemiskinan. Orang tua berharap anaknya memiliki pekerjaan yang lebih stabil dan menguntungkan.
- Kualitas Hidup. Petani harus bekerja keras di lapangan dengan kondisi yang tidak ideal. Orang tua ingin anak-anaknya menikmati kehidupan lebih nyaman.
- Pendidikan. Mereka berharap anak-anak memperoleh pendidikan lebih tinggi dan karier lebih baik.
Akibatnya, regenerasi petani terancam. Kurangnya minat generasi muda menjadi petani dapat mengganggu produksi pangan dan ketahanan pangan nasional.
Pemerintah Indonesia menyadari hal ini dan berupaya meningkatkan minat generasi muda melalui berbagai strategi:
- Pendidikan dan Kesadaran. Mengintegrasikan pendidikan pertanian dalam kurikulum sekolah dan memberi pelatihan praktis yang menarik.
- Program Pertanian Muda. Memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan pertanian, seperti magang, pelatihan, dan kompetisi.
- Kesejahteraan Petani. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui subsidi, kredit, dan asuransi agar sektor pertanian lebih menarik.
- Teknologi Pertanian. Memperkenalkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya tarik profesi pertanian.
- Promosi dan Kolaborasi. Mengajak influencer dan media sosial untuk menyoroti keberhasilan petani muda, serta mengembangkan agrowisata untuk memperkenalkan pertanian langsung kepada kaum muda.
Jika generasi muda enggan menjadi petani, dampaknya bisa fatal:
- Krisis pangan. Produksi menurun, ketergantungan impor meningkat.
- Penurunan kualitas hasil pertanian. Pengetahuan dan keterampilan tradisional hilang.
- Kemunduran ekonomi pedesaan. Pendapatan utama masyarakat pedesaan terancam.
- Ketergantungan pada impor. Negara lebih rentan terhadap fluktuasi harga pangan global.
- Hilangnya kearifan pertanian tradisional. Keberlanjutan sektor pertanian terancam.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendorong kaum muda agar tidak takut menjadi petani. Karena ketika regenerasi gagal, bukan hanya profesi yang hilang, tetapi juga masa depan pangan bangsa.
(Penulis, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat)

Oleh: Entang Sastratmadja





















