Oleh : DR. Ateng Kusnandar Adisaputra
Penulis adalah : Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, juga Dosen di Universitas Al Ghifari Bandung, Wakil Ketua II Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (FORSILADI) DPW Jawa Barat, Sekretaris Umum Ikatan Doktor Ilmu Pendidikan (IDIP) RI, Pengurus ICMI Orwil Jawa Barat.
Â
PENULIS, kembali menerima postingan di group WhatsApp berisi sebuah pertanyaan matematika yang harus dijawab oleh murid Sekolah Dasar (SD). Tidak disebutkan siapa pembuat pertanyaan matematika tersebut, atau sumbernya dari mana. Yang jelas pertanyaan matematika tersebut menarik untuk kita bahas, karena berkaitan dengan waktu.
Pertanyaan matematika yang harus dijawab murid SD sebagai berikut : âPak Badu datang ke rumah sakit jam 8 pagi. Ternyata begitu sampai di rumah sakit, belum ada dokter. Kata petugas rumah sakit, dokter akan datang jam 9 pagi. Berapa lama Pa Badu harus menunggu? Jawaban pilihannya adalah : A. 1 jam, B. 60 menit, dan C. 3600 detik. Manakah jawaban yang benar menurut saudara ? Â
 Pertanyaan matematika tersebut, untuk tingkatan murid SD, dan seorang anak SD pada saat membaca soal ini dengan cepat memilih jawaban A, yaitu 1 jam. âSaat kita menjawab A juga, berarti kita ini orang dewasa yang berpikir dengan cara pikir murid SD. Heheheâ.
Jangan marah dulu, sebab saya juga begitu kok. Oleh karena itu, saya penasaran apa bedanya jawaban A dan B ?. Belakangan baru saya tahu bahwa orang-orang sukses terbiasa menghitung waktunya dengan satuan yang terkecil. Saat mereka memiliki waktu luang satu jam, mereka menganggapnya enam puluh menit, apa bedanya?. Bedanya adalah begitu kita membayangkan enam puluh menit, maka otomatis akan terpikir begitu banyak aktivitas produktif yang bisa kita lakukan, karena waktu yang kita miliki masih banyak, masih enam puluh menit.
Sebaliknya saat kita banyangkan satu, pikiran kita sudah dibatasi duluan oleh sedikitnya waktu yang kita punya. Iya, kita hanya punya waktu satu. Apa yang bisa kita lakukan ? gak banyak, paling hanya satu atau dua aktivitas.
Disiplin Waktu
Dari pertanyaan matematika tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa ternyata masalah waktu ini memiliki kedudukan sangat penting dan berharga bagi manusia. Bahkan ada yang mengatakan âtime is moneyâ atau waktu adalah uang. Karena waktu ini dikaitkan dengan uang, maka banyak yang memanfaatkan waktu ini untuk mencari uang sebanyak mungkin, tanpa mengenal waktu.
Waktu adalah modal utama setiap orang. Waktu yang dimiliki oleh setiap orang adalah sama, tidak berbeda, baik untuk anak kecil, remaja, atau orang dewasa, yakni : dua puluh empat jam dalam sehari semalam, tujuh hari dalam seminggu, tiga puluh hari dalam sebulan, dan 365 hari dalam setahun.
Waktu tidak bisa diulang, dan waktu juga tidak bisa dimajukan, waktu hanya datang satu kali saja. Waktu hari kemarin, bulan lalu, tahun sebelumnya tidak bisa diulang lagi, dan apabila datang hari, bulan, tahun berikutnya, tidak ada yang bisa menghindar atau menolaknya.
Begitu pentingnya waktu, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ashr : 1-3 âDemi masa (waktu), sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaranâ.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Ashr tersebut, mengingatkan dan mempertegas bagi kita semua bahwa kita harus selalu menghitung dan mempertimbangkan waktu yang akan didayagunakan dan dimanfaatkan seefektif mungkin.
Bagi pegawai, yang bekerja di pemerintahan, maupun bekerja di perusahaan swasta, telah ada aturan waktu kerja, misalnya : waktu masuk kerja pukul 07.30 WIB, waktu istirahat kerja pukul 12.00-12.30 WIB, waktu pulang kerja pukul 16.00 WIB. Dalam satu minggu, bagi yang bekerja di pemerintahan diberikan waktu libur selama 2 hari, bagi yang bekerja di perusahaan swasta mendapat waktu libur 1 hari.
Jeda waktu libur ini bisa dimanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga, mengunjungi sanak famili, digunakan rekreasi menikmati keindaham alam dan merasakan kelejatan aneka kuliner.
Sebagian pegawai waktu libur ini dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti mengikuti kuliah S1, S2, dan S3.
Salah satu contoh klasik, persoalan dalam mengatur waktu ini adalah masih adanya pegawai yang tidak disiplin dalam menaati ketentuan waktu jam kerja. Yang seharusnya waktu jam kerja pukul 07.30 WIB, akan tetapi ia terlambat 15 menit, 30 menit, bahkan bisa 60 menit. Misalnya, di satu perusahaan ada 1.000 pegawai, yang terlambat masuk kerja selama 15 menit sebanyak 100 orang, maka akan ada waktu 1.500 menit yang terbuang tidak dimanfaatkan untuk bekerja. Meskipun memang biasanya ada sanksi bagi pegawai yang terlambat masuk kerja, akan tetapi bagi perusahaan tetap ada kerugian waktu, yang berimplikasi kepada produksi.
Manajemen Waktu
Kemampuan dalam memanage, mengelola, mengatur dan mendayagunakan waktu merupakan salah satu kunci kesuksesan bagi setiap orang. Manajemen waktu adalah kemampuan untuk merencanakan dan menggunakan waktu semaksimal mungkin. Nabi Mumammad SAW telah mengajarkan bagaimana cara mengatur waktu yang efektif selama 24 jam, yakni menjadi 1/3 (8 jam), yaitu : 1/3 untuk kerja, 1/3 untuk beribadah, dan 1/3 untuk istirahat.
Rangkuman dari beberapa pakar bidang manajemen, bahwa manfaat manajemen waktu bisa membuat seseorang menjadi tepat waktu dan disiplin, menjadi lebih rapi atau terorganisir, meningkatkan moral seseorang dan menjadi lebih percaya diri, mengurangi kadar stres dan kecemasan.
Mari kita manfaatkan waktu secara produktif, diisi dengan berbagai aktivitas kerja yang positif, dari target yang kecil hingga target besar untuk kemajuan organisasi atau perusahaan, sehingga kita termasuk orang yang beruntung yakni orang yang lebih baik dari hari ini. Aamiin. Semoga