Jakarta- Fusilatnews – Presiden Prabowo saat berpidato dihadapan para guru pada puncak hari Guru ďi Velodrome Rawamangun Jakarta Timur berjanji akan meningkatkan kesejahteraan guru dengan menaikkan gaji guru
Seorang guru SMA Negeri di Jakarta Selatan, Alya (37), mengaku bahagia setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kenaikan gaji untuk profesinya saat Puncak Peringatan Hari Guru di Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024).
Kendati demikian, Alya yang berstatus guru Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat menunggu realisasi dari pernyataan Prabowo agar tidak kembali kecewa dengan pengalaman sebelumnya.
“Kalau ibu sebenarnya lagi menunggu realisasinya saja sih. Karena kadang-kadang pemerintah itu hanya janji palsu. Enggak tahu ya, masih kecewa saja sih,” ujar Alya saat dihubungi ,Jumat (29/11/2024).
“Kenapa? Karena dulu kan di awal P3K itu kan dibilangnya kami setara dengan PNS. Yang dibedakan hanya tidak ada pensiun, gitu kan. Itu pernyataannya Presiden sebelumnya, gitu kan,” imbuh dia.
Hanya saja, menurut Alya, pernyataan Presiden ke-7 Joko Widodo itu tidak sesuai dengan realitanya.
Ia mengibaratkan guru berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) dan pegawai negeri sipil (PNS) seperti karyawan kontrak dan karyawan tetap.
“P3K adalah karyawan kontrak, gitu sistemnya. Nah, artinya ya ada pembedaan dong terkait dengan gaji dan tunjangan. Dan itu sangat jauh bedanya. Sedangkan beban kerja kami, kalau dilihat, lebih berat dibandingkan beban kerja sih para PNS,” tegas Alya. Oleh karena itu, Alya berharap agar Prabowo meneken keputusan presiden (Keppres) tentang kenaikan gaji guru ini.
Pandangan berbeda disampaikan oleh Ade Kurniawan (24), guru SMA swasta di Jakarta Pusat. Dia justru menyoroti tentang penyaluran dana nantinya. Sebagai guru honorer, ia kerap kali menerima pendapatan per bulan dari yayasan sekolah dan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang dibayar oleh orangtua peserta didik.