Jakarta–Fusilatnews.- Pro kontra soal keberlanjutan program-program Jokowi setelah lengser nanti, menyebabkan ruang diskusi publik menjadi menghangat. Kali ini Jokowi sendiri, secara diametral berhadapan dengan Abies Baswedan, terlibat masuk dalam diskursus diksi Estapeta dan Perubahan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi membalas pernyataan bakal calon presiden Anies Baswedan yang menyinggung soal estafet kepemimpinan saat pergantian presiden. Dalam pernyataan, Anies mengingatkan bahwa estafet kepemimpinan ke depan tidak melulu berbicara mengenai keberlanjutan atau tidak, melainkan soal mencapai tujuan bernegara.
Namun, Jokowi membalas bahwa presiden selanjutnya justru harus meneruskan program yang sudah dijalankan pemimpin sebelumnya.
“Harus ada keberlanjutan dan kesinambungan, harus. Kalau sudah kepemimpinan 1, 2, 3 sudah sampai SMA, kepemimpinan SMA itu masuk universitas, jangan balik lagi ke SD lagi,” ujar Jokowi di Gedung Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Juni 2023.
Dalam pidatonya, Jokowi menganalogikan kepemimpinan bukan meteran di pom bensin. Menurut Jokowi, meteran pom selalu dimulai dari 0 dan hal tersebut tidak bisa diterapkan dalam kepemimpinan.
“Masa kayak meteran pom bensin? Mestinya kalau sudah dari TK, SD, SMP, kempemimpianan berikut masuk SMA universitas, nanti kepemimpinan berikut amsuk S2, S3, tidak maju-mundur, poco-poco,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Anies Baswedan menyinggung ihwal perubahan dan keberlanjutan kala menyampaikan pidato dalam acara Konsolidasi Nasional Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Pimpinan DPRD di kawasan Jakarta Pusat, Selasa 30 Mei 2023. Anies mengingatkan bahwa estafet kepemimpinan ke depan tidak melulu berbicara mengenai keberlanjutan atau tidak, melainkan soal mencapai tujuan bernegara.
“Jadi ini bukan soal meneruskan atau tidak meneruskan yang dikerjakan kemarin. Ini soal mencapai tujuan bernegara. Tujuan kita mencapai itu,” kata bacapres usungan Koalisi Perubahan ini di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Mei 2023.