Perang Israel di Gaza, yang kini memasuki hari ke-243, telah menewaskan sedikitnya 36.550 warga Palestina – 71% di antaranya adalah wanita, anak-anak dan bayi –– dan melukai 82.959 orang, menurut laporan Palestina, dan lebih dari 10.000 orang dilaporkan terkubur di bawah puing-puing rumah yang dibom.
TRT World _ Fusilatnews – Sembilan tentara Israel terluka, dua di antaranya serius, ketika persenjataan meledak di sebuah pangkalan militer di selatan, kata militer.
“Sebuah ledakan amunisi terjadi di sebuah pangkalan militer di Israel selatan. Insiden ini sedang diselidiki,” kata sebuah pernyataan militer mengenai ledakan hari Selasa tersebut. Ia menambahkan bahwa tentara yang terluka sedang menerima perawatan.
Media Israel melaporkan bahwa ledakan itu terjadi di sebuah pangkalan di Gurun Negev.
Namun The Jerusalem Post, mengutip sebuah sumber, melaporkan bahwa ledakan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh granat yang meledak di akhir latihan.
Penembakan dan serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 19 orang di Gaza tengah dan selatan termasuk dua polisi yang membantu melindungi pengiriman bantuan kemanusiaan di kota Rafah di selatan, kata petugas medis Palestina.
Tujuh belas dari pembunuhan tersebut, kata mereka, terjadi dalam serangan udara Israel secara terpisah terhadap kamp Bureij dan Maghazi serta kota Deir al Balah di Gaza tengah, dan pada Rabu pagi tank-tank Israel menembaki daerah di sebelah timur kamp Nuseirat, kata warga. .
Beberapa orang mengatakan kepada kantor berita Reuters melalui aplikasi obrolan bahwa kekerasan militer Israel yang kembali terjadi menebarkan kepanikan, dengan beberapa keluarga yang tinggal di Maghazi mulai melarikan diri di bawah tembakan tank, dan empat peluru jatuh di dekat sebuah klinik di kamp tersebut.
Seorang pejabat senior Hizbullah memperingatkan bahwa Israel akan “menghadapi kehancuran dan kehancuran” jika mereka memperluas perang melawan Lebanon.
Sheikh Naim Qassem, wakil ketua gerakan perlawanan Lebanon, mengatakan pada hari Selasa bahwa Hizbullah tidak menginginkan perluasan konflik dengan Israel tetapi tetap siap menghadapi perang apa pun.
Sheikh Qassem mengatakan kelompok perlawanan “siap berperang dan tidak akan membiarkan Israel meraih kemenangan apa pun.”
Dia memperingatkan bahwa perluasan perang apa pun yang dilakukan Israel akan menemui “kehancuran dan kehancuran” di wilayah pendudukan.
“Jika Israel ingin berperang habis-habisan, kami siap,” katanya.