Ketika Jakarta sering dilanda banjir, Jokowi dengan sigap mengecek pompa-pompa penyedot air. Kini, menghadapi prediksi kekeringan panjang dari Juli hingga Oktober, Jokowi mengusulkan pompanisasi sebagai solusi utama.
Namun, apakah pompanisasi adalah jawaban tepat untuk masalah kekeringan?
Pompanisasi, yang mencakup pengambilan air dari sungai dan air tanah, serta penggunaan hujan buatan, memang tampak praktis. Jokowi bahkan telah mendistribusikan 4.300 pompa di Jawa Tengah, dengan harapan dapat menambah produksi pangan hingga 1,3 juta ton. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi impor pangan dan memastikan panen yang maksimal setiap tahunnya.
Namun, solusi ini tampak lebih sebagai reaksi cepat daripada langkah strategis jangka panjang. Pompanisasi mengandalkan sumber daya air yang sudah ada, tetapi tidak menjawab masalah mendasar kekeringan: pengelolaan sumber daya air yang tidak berkelanjutan dan perubahan iklim. Mengandalkan pompanisasi juga berarti kita mengabaikan risiko kerusakan ekosistem sungai dan air tanah yang bisa terjadi akibat eksploitasi berlebihan.
Selain itu, ketergantungan pada teknologi ini tanpa perbaikan infrastruktur irigasi yang menyeluruh dan pembangunan waduk serta embung yang cukup dapat memperparah masalah. Infrastruktur yang baik harus menjadi prioritas, seperti perbaikan saluran irigasi yang bocor dan pembangunan waduk yang bisa menampung air hujan saat musim hujan tiba.
Langkah Jokowi terlihat lebih sebagai solusi jangka pendek yang reaktif daripada langkah strategis yang proaktif. Dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin tidak menentu, kita memerlukan kebijakan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan, bukan hanya solusi instan seperti pompanisasi.
Solusi yang lebih holistik mencakup pengelolaan daerah aliran sungai yang lebih baik, reboisasi untuk meningkatkan daya serap air, dan pengembangan sistem irigasi yang lebih efisien. Dengan demikian, kita bisa memastikan ketahanan air dan pangan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Jokowi memang telah mengambil langkah cepat dengan pompanisasi, namun untuk jangka panjang, kita perlu solusi yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah banjir dan kekeringan.