Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengusulkan sekaligus meminta izin kepada Masyarakat Sulawesi Selatan untuk memindah makam Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya.
Yogyakarta – Fusilatnews – Menanggapi gagasan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memindahkan makam Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro ke kampunghalamannya di DI Yogyakarta, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa pemindahan makam Pangeran Diponegoro tidak perlu dilakukan.
“Kalau saya enggak usah,” kata Sultan saat ditemui wartawan di Kota Yogyakarta, Jumat (14/7). Sultan beralasan di masyarakat di Makassar menghargai Pangeran Diponegoro, dan menjaga makamnya di sana
“Pangeran Diiponegoro di sana juga dihargai oleh masyarakat. Masyarakat di Makassar juga menjaga saya kira tidak perlu harus diputar (dipindah) ke Jogja, masyarakatnya menghargai di sana,” ujar dia.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam kapasitas sebagai bakal calon presiden pada pilpres 2024 mendatang menghadiri dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (Apeksi). Prabowo tiba di gedung Upper Hills Convention Center, Kota Makassar, Sulsel, lokasi Rakernas Apeksi 2023, Kamis (13/7) pukul 15.00 Wita.
Kedatangannya disambut oleh Wali Kota Makassar Moh Ramadhan Pomanto dan Wali Kota Bogor Bima Arya selaku Ketua Umum Apeksi 2023.
Dalam sambutannya, Prabowo menyampaikan usulnya ke masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) agar makam Pangeran Diponegoro dipindahkan ke kampung halamannya.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengusulkan sekaligus meminta izin kepada Masyarakat Sulawesi Selatan untuk memindah makam Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya.
“Di sini, di kota ini, ada makam Pangeran Diponegoro. Yang dibuang dari daerah asalnya. Tak ada salahnya kita berpikir. Tentunya dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan.
Apa tidak ada baiknya, kita kembalikan makamnya Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya. Dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan, kita kembalikan beliau ke kampung halamannya sendiri,” kata Prabowo dalam sambutannya.
Diketahui, usai tertangkap di Magelang pada 1830, Pangeran Diponegoro beserta istri dan pengikutnya sempat diasingkan ke Manado, sebelum dibawa ke Makassar, dan meninggal pada 8 Januari 1855.