Jakarta, FusilatNews -, Asteroid bernama 2025 AB melintas di dekat Bumi dengan jarak sekitar 95.200 mil atau dua kali lebih dekat dibandingkan jarak Bumi ke Bulan. Dengan kecepatan mencapai 11,33 km/detik, asteroid ini bergerak lebih cepat dari peluru, sebagaimana dilaporkan oleh Pusat Obyek Dekat Bumi di Jet Propulsion Laboratory NASA.
Asteroid 2025 AB memiliki diameter sekitar 32,8 hingga 72,2 meter, setara dengan ukuran bus sekolah yang panjangnya berkisar antara 10,7 hingga 12,1 meter. Asteroid ini merupakan salah satu dari beberapa asteroid pertama yang ditemukan pada tahun 2025.
Jay Tate, Direktur Observatorium Spaceguard Centre di Inggris, menjelaskan bahwa asteroid seperti 2025 AB adalah bagian dari kepingan planet yang tidak jadi dan biasanya mengorbit Matahari di antara Mars dan Jupiter dalam sabuk asteroid utama.
Diklasifikasikan sebagai NEO
Asteroid 2025 AB dikategorikan sebagai obyek dekat Bumi atau near-Earth object (NEO) karena jaraknya yang hanya 30 juta mil dari Bumi. Meskipun tidak semua NEO berbahaya, beberapa di antaranya memiliki potensi ancaman terhadap Bumi.
Asteroid yang lebih berbahaya biasanya diklasifikasikan sebagai potentially hazardous asteroids (PHA). Kriteria PHA meliputi jarak kurang dari 4,6 juta mil dari Bumi dengan diameter minimal 140,2 meter.
“Asteroid yang berpotensi bahaya harus memiliki kecerahan absolut 22,0 atau kurang, yang menunjukkan kemampuan asteroid tersebut untuk menyebabkan kerusakan regional signifikan jika menghantam Bumi,” jelas Martin Barstow, Profesor Astrofisika dan Ilmu Antariksa dari University of Leicester, Inggris.
Asteroid Lain Akan Melintasi Bumi
Selain 2025 AB, ada empat asteroid lain yang akan melintasi Bumi dalam beberapa hari ke depan.
- 2024 YC9 (seukuran rumah)
- 2024 YL1 (seukuran bus)
- 2025 AE dan 2024 YL7 (seukuran pesawat terbang)
Meskipun jarak mereka tidak sedekat 2025 AB, semua asteroid ini tetap dikategorikan sebagai NEO.
Manajer Pusat Studi Obyek Dekat Bumi NASA, Paul Chodas, menegaskan bahwa label PHA tidak serta-merta menunjukkan bahwa asteroid tersebut berisiko langsung menabrak Bumi.
“Sebutan ‘berpotensi bahaya’ hanya berarti bahwa selama ratusan hingga ribuan tahun ke depan, orbit asteroid tersebut mungkin berevolusi menjadi orbit yang lebih dekat dengan Bumi,” ujarnya.
Namun, hingga kini, tidak ada indikasi bahaya langsung dari asteroid-asteroid tersebut. Observasi dan pengawasan terus dilakukan oleh NASA dan lembaga antariksa lainnya untuk memastikan keamanan Bumi dari ancaman benda langit di masa mendatang.