• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Willy Abdullah Fujiwara: dari Mencari “Otosan” Hingga Mencari Jalan Pulang (Bagian 1)

Karyudi Sutajah Putra by Karyudi Sutajah Putra
September 25, 2025
in Feature, Tokoh/Figur
0
Willy Abdullah Fujiwara: dari Mencari “Otosan” Hingga Mencari Jalan Pulang (Bagian 1)
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Karyudi Sutajah Putra

Jakarta – Di tanah yang retak bekas dentuman perang, seorang anak berdiri tanpa ayah.
Ia menyulam sunyi dengan air mata, mendengar ejekan yang menjelma nyanyian luka.

Dendam sempat mengetuk pintu hatinya, menawarkan bara untuk membakar dunia.
Namun ia memilih jalan lain: jalan yang sepi, jalan yang terang.
Ia balas cemooh dengan senyum, ia jawab benci dengan tangan terbuka.
Dari abu perang ia bangun harapan, dari ingatan pahit ia ciptakan cahaya.

Dialah Willy Abdullah Fujiwara (80), seorang anak korban sejarah yang menjadi saksi bahwa cinta lebih abadi daripada dendam.


Darah yang Terbelah

Willy lahir di Kotamobagu, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, pada 25 November 1945, dari pasangan Asajiro Fujiwara (tentara Jepang, lahir 1902) dan Hj Dasima Mokodongan (lahir 1927). Di dalam tubuhnya mengalir dua darah: Jepang dan Indonesia.

Tetapi justru karena darah itu, ia kerap menjadi sasaran ejekan. Teman-temannya menyebutnya anak penjajah, anak asing, anak tanpa ayah. Luka itu menoreh dalam, apalagi sejak Indonesia merdeka sang ayah harus kembali ke negeri asal, meninggalkan istrinya yang tengah hamil enam bulan. Willy lahir tanpa pernah mengenal sosok “otosan”-nya.

“Sejak kecil saya sudah merasa seperti anak yatim,” kenangnya.

Arsip keluarganya pun lenyap saat rumah kayu peninggalan mereka dibakar habis dalam operasi militer menumpas PRRI/Permesta tahun 1958. Sejak itu, Willy benar-benar tak memiliki satu pun dokumen tentang sang ayah.


Hijrah ke Jakarta

Dengan perjuangan ibunya seorang diri, Willy menamatkan SD hingga SMA di Kotamobagu. Usai gejolak politik 1965, ia memutuskan hijrah ke Jakarta: melanjutkan kuliah di Akademi Pimpinan Perusahaan (APP), sekaligus membawa misi rahasia—mencari ayahnya melalui Kedutaan Besar Jepang.

Jakarta yang keras memaksanya melakukan apa saja untuk bertahan: menjadi pembantu rumah tangga, berjualan es mambo, hingga kuli panggul di Pasar Tanah Abang dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Di sela perjuangan hidup itu, Willy aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), KAPPI, dan Resimen Mahasiswa. Ia juga masuk jaringan Persatuan Alumni dari Jepang (Persada) serta Yayasan Warga Persahabatan Indonesia–Jepang. Dari sinilah ia mulai mengenal banyak tokoh, baik dari Indonesia maupun Jepang.

Namun, pencarian “otosan” tetap tak kunjung menemukan jejak.


Kesempatan Emas

Hingga suatu hari ia membaca berita di Kompas: seorang pendeta Jepang, Ryoichi Katoh, tengah mengumpulkan anak-anak keturunan Jepang di Asia untuk diberangkatkan ke negeri matahari terbit.

Willy pun ikut serta bersama puluhan keturunan Jepang dari berbagai daerah di Indonesia. Dari 40 orang, hanya dirinya yang lolos seleksi pemerintah Jepang.

Ia menyiapkan paspor, visa, dan secuil bekal. Tiket pesawat sudah disediakan, namun karena kondisi keuangan, ia memilih menukar separuhnya untuk ongkos hidup, lalu berangkat dengan kapal laut.

“Waktu itu yang penting bisa sampai Jepang. Soal makan di sana, saya pasrah saja pada Allah,” ujarnya.

Hari itu, dengan tekad bulat, Willy naik kapal menuju negeri asing yang juga darahnya sendiri. Dari gelombang lautan, ia memandang jauh ke cakrawala, berharap kelak akan menemukan wajah yang sejak lahir hanya bisa ia panggil dalam doa: otosan.

(Bersambung ke Bagian 2)


 

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jokowi, Isu Keturunan, dan Bayang-Bayang Ancaman NKRI

Next Post

PERANG SUDAH DI DEPAN MATA: MENUJU BENTROKAN BRICS vs OECD di 2026

Karyudi Sutajah Putra

Karyudi Sutajah Putra

Related Posts

Gugatan di MK Untungkan Gibran, Almas Tsaqibbirru Rugi Rp 10 Juta. Gugat Perdata Gibran. Sehari Setelah Coblosan, Sidang Digelar
Aya Aya Wae

Gibran di Kursi RI-1: Pemantik Kekacauan atau Cermin Kegagalan Sistem?

September 25, 2025
Akal-akalan Perjalanan Jauh ke China
Birokrasi

Akal-akalan Perjalanan Jauh ke China

September 25, 2025
Feature

PERANG SUDAH DI DEPAN MATA: MENUJU BENTROKAN BRICS vs OECD di 2026

September 25, 2025
Next Post

PERANG SUDAH DI DEPAN MATA: MENUJU BENTROKAN BRICS vs OECD di 2026

Akal-akalan Perjalanan Jauh ke China

Akal-akalan Perjalanan Jauh ke China

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Ketika MBG Jadi Biang Kerok Amuk Massa Pati
Feature

Makan Beracun Gratis

by fusilat
September 24, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Calon Pimpinan KPK 2019-2024 Jakarta - Bukan gizi, melainkan racun. Itulah yang didapat anak-anak penerima manfaat...

Read more
Usut Tuntas Kekerasan yang Libatkan Oknum TNI dengan Peradilan Umum

Usut Tuntas Kekerasan yang Libatkan Oknum TNI dengan Peradilan Umum

September 22, 2025
Yusril Ihza Mahendra Dipanggil ke Istana, Bahas Apa?

Pernyataan Yusril Batal Bentuk TGPF Melawan Kehendak dan Suara Rakyat

September 21, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Abu Dhabi Menjadi Episentrum Dialog Perdamaian Lintas Agama

Abu Dhabi Menjadi Episentrum Dialog Perdamaian Lintas Agama

September 25, 2025
Gugatan di MK Untungkan Gibran, Almas Tsaqibbirru Rugi Rp 10 Juta. Gugat Perdata Gibran. Sehari Setelah Coblosan, Sidang Digelar

Gibran di Kursi RI-1: Pemantik Kekacauan atau Cermin Kegagalan Sistem?

September 25, 2025
Akal-akalan Perjalanan Jauh ke China

Akal-akalan Perjalanan Jauh ke China

September 25, 2025

PERANG SUDAH DI DEPAN MATA: MENUJU BENTROKAN BRICS vs OECD di 2026

September 25, 2025
Willy Abdullah Fujiwara: dari Mencari “Otosan” Hingga Mencari Jalan Pulang (Bagian 1)

Willy Abdullah Fujiwara: dari Mencari “Otosan” Hingga Mencari Jalan Pulang (Bagian 1)

September 25, 2025

Jokowi, Isu Keturunan, dan Bayang-Bayang Ancaman NKRI

September 25, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Abu Dhabi Menjadi Episentrum Dialog Perdamaian Lintas Agama

Abu Dhabi Menjadi Episentrum Dialog Perdamaian Lintas Agama

September 25, 2025
Gugatan di MK Untungkan Gibran, Almas Tsaqibbirru Rugi Rp 10 Juta. Gugat Perdata Gibran. Sehari Setelah Coblosan, Sidang Digelar

Gibran di Kursi RI-1: Pemantik Kekacauan atau Cermin Kegagalan Sistem?

September 25, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...