Oleh Damai Hari Lubis – Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212
Anies dan Warna Jaket yang Tidak Jelas
Partai apa yang sebenarnya diuntungkan oleh Anies, ketika warna jaket politiknya tidak jelas apakah biru, hijau, atau kuning? Hanya samar-samar terlihat bahwa Anies berasal dari partai biru Nasdem, tanpa pernah Anies memberikan kejelasan transparan kepada bangsa ini. Apabila tolok ukur pencapaian cita atau hasrat kepentingan dipahami secara pragmatis, maka partai yang diuntungkan adalah yang dirangkul Anies, sepertinya “posisi biru di kabinet.”
Jadi, apakah suara umat yang mendukung Anies akan berlabuh di kabinet dan partai tersebut akan mewakili suara mereka? Tidak juga. Ketika menjadi menteri, sosok tersebut harus tunduk patuh kepada eks lawan dalam pemilu, bahkan mungkin perlu menjilat dengan puji-pujian.
Manfaat bagi Konstituen Anies
Apa manfaat bagi para konstituen Anies, yang oleh sebab politik, suaranya berubah menjadi representasi sosok menteri dari partai? Bagaimana jika kelompok pendukungnya tetap mengkritisi pemerintahan? Apakah suaranya akan disambut dengan baik oleh sang menteri utusan partai? Jawabannya, pasti tidak. Selain fungsi menteri yang bersifat eksekutif berbeda dengan legislatif, mereka justru adalah pembantu yang harus mematuhi apapun perintah Presiden.
Jika pun seorang menteri serius ingin menunjukkan keberpihakan pada rakyat, paling-paling mereka akan mundur dari kabinet, itu pun hanya jika terpaksa. Salah satunya adalah ketika sang menteri sekaligus bakal calon wakil presiden, seperti Mahfud MD, mundur setelah diteriaki banyak pihak di berbagai media sosial.
Langkah Progresif Anies
Apakah Anies yang kalah dalam pilpres 2024 atau pilgub DKI dapat membantu warga yang mendukungnya dan turun ke jalan-jalan memperjuangkan hak mereka? Silakan publik flashback dan mencoba menjawab dengan seksama, apa langkah progresif atau seruan Anies saat pra, selama, atau pasca pilpres 2024 untuk melawan temuan kecurangan KPU dan para rezim? Sekadar normatif, kata Anies, “kita akan melakukan perlawanan upaya hukum di MK.”
Apa Jika Anies Menang?
Bagaimana jika Anies menang? Jawabannya bisa dilihat dari track record Anies:
- Apa yang Ia lakukan terhadap warganya yang menjadi korban KM.50?
- Apa yang Ia lakukan terhadap seorang ulama besar yang berperan besar dalam memenangkannya di Pilgub 2017?
Karena sejarah tak boleh berbohong, maka pola menjawabnya adalah dengan melihat tindakan nyata Anies. Seorang Anies yang saat ini boleh jadi sebagai salah satu jatidiri yang patut mendapat dukungan baik dalam Pilgub atau pilpres (2029) atau jabatan apapun yang Anies inginkan, selain terbukti sukses memimpin DKI Jakarta.
Dukungan untuk Anies
Dukungan terhadap Anies harus serius, dalam makna tidak boleh setengah-setengah. Ibarat slogan bergaransi praktek nyata, “Anies menang harga mati.” Sebaliknya, jika hanya sekedar simbol dukungan terhadap Anies, maka ia akan mendapat lawan tangguh yang juga punya slogan “menang harga mati untuk mempertahankan sistem yang ada.”
Konsekuensinya, ketika Anies menang, dirinya yang dikenal jujur dan inovatif harus terus berada pada jalurnya dan semakin memperbanyak karya nyata. Kepemimpinannya tidak boleh goyah karena mendapat dukungan rakyat banyak. Jika perilaku Anies bertentangan dari role model, ditambah jaket partainya berasal dari warna abu-abu, sebaliknya, ketika ada seorang rakyat tanpa menjerit keras, maka akan disambut mayoritas partai di parlemen dan Anies hancur, lalu tersapu lengser terkena badai hak angket.
Kesimpulan
Apakah Anies kalah atau menang, yang terpenting adalah integritas dan keberpihakannya pada rakyat. Sejarah akan mencatat, dan rakyat akan menilai berdasarkan tindakan nyata, bukan hanya janji dan retorika politik. Anies harus membuktikan bahwa dukungan yang ia terima bukan sekadar simbol, tetapi komitmen untuk perubahan yang nyata dan berkelanjutan.