Oleh : Radhar Tribaskoro
Bukan cuma sekarang, tahun 2000 dulu harga CPO pernah naik 100%. Pengusaha sawit untung besar dari ekspor. Tetapi mereka pengin untung lebih besar dengan menjual jatah CPO utk keperluan domestik (DMO). Harga migor pun merambat naik.
Rizal Ramli, ketika itu Menko Ekuin, memanggil Menteri Perdagangan untuk menyelesaikan masalah itu. Menperdag saat itu bernama Luhut Binsar Pandjaitan.
Rizal Ramli bilang kepada Luhut. “Bang Luhut, ini daftar pengusaha CPO dan ini daftar pengusaha produsen migor. Panggil mereka. “
Kemudian lanjut Rizal, “Katakan kepada mereka 3 hal. Pertama, jangan serakah berlebihan. Kalian sudah untung dari ekspor, jangan jatah utk rakyat dimakan lagi. Kedua, jangan sampai kacang lupa pada kulitnya. Kalian dibantu membangun kebun dan pabrik oleh Kredit Likuiditas Bank Indonesia. Bunganya cuma 2%, sementara di luaran rakyat memikul beban bunga sampai 12%. Ketiga, kalau kalian tidak menurut, saya akan terjunkan tim untuk periksa semua laporan pajak anda.
Menperdag Luhut seperti meloncat dari kursinya. “Siap laksanakan pak Menko. Saya paling suka menginjak kaki orang.”
Tidak berapa lama harga migor turun. Sekarang Luhut Binsar Panjaitan menjadi Menko. Tetapi harga migor justru naik pesat sampai 100%.
Jadi bukan kita tidak bisa mengatasi masalah. Persoalannya adalah pemihakan. Kepada siapa pemerintah memihak? Kalau pemerintah memihak penguasa maka rakyat pasti jadi korban.