• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Cross Cultural

Bangsa yang Takut Bercermin – Otokritik atas Watak Kolektif Manusia Indonesia

Ali Syarief by Ali Syarief
June 11, 2025
in Cross Cultural, Feature
0
Bangsa yang Takut Bercermin – Otokritik atas Watak Kolektif Manusia Indonesia
Share on FacebookShare on Twitter

Esai ini ditulis dalam semangat menghidupkan kembali kritik-kritik kultural terhadap watak bangsa, bukan sebagai cemoohan, tapi sebagai panggilan untuk berubah.

Fusilatnews – Sudah lebih dari empat dekade sejak Muhtar Lubis berdiri di atas mimbar Taman Ismail Marzuki dan melontarkan pidato yang mengguncang: Manusia Indonesia. Enam karakter negatif bangsa ia beberkan tanpa tedeng aling-aling—munafik, enggan bertanggung jawab, feodal, takhayul, artistik, dan lemah karakter. Sejak saat itu, pidato itu menjadi semacam cermin retak yang kita enggan tatap. Kita seakan tahu itu benar, tapi terlalu malu untuk mengakuinya.

Waktu berjalan, zaman berubah, teknologi merangsek, dan demokrasi—setidaknya dalam format elektoral—telah lama berjalan. Tapi watak kolektif kita tetap menggelayut di tempat yang sama. Bangsa ini tampaknya masih takut pada satu hal: bercermin.

Kemunafikan kita tak hanya hidup di ruang privat, tapi menjadi napas dalam struktur sosial dan politik. Kita berbicara tentang kejujuran di kelas, lalu menyogok saat ujian masuk sekolah. Kita berkhotbah tentang antikorupsi, tapi menyuap polisi agar tilang batal. Kita mencaci para elit, lalu diam ketika mendapat remah fasilitas dari mereka. Moralitas kita dikendalikan oleh suasana, bukan prinsip.

Sikap enggan bertanggung jawab juga menjangkiti semua lapisan. Ketika bencana datang, kita buru-buru mencari “pihak yang harus disalahkan” alih-alih bertanya: apa kontribusi kita? Sampah menumpuk di sungai bukan karena “takdir”, tapi karena kita yang membuangnya. Tapi siapa yang mau mengaku? Kita pandai membuat kambing hitam, bahkan bila harus mengarang mitos untuknya.

Mentalitas feodal pun belum mati. Ia hanya berganti baju menjadi kekaguman buta pada kekuasaan. Kita lebih senang menyembah kekuatan ketimbang memperjuangkan kebenaran. Hierarki sosial membuat kita lupa bahwa kemanusiaan seharusnya setara. Maka, tak heran jika kritik dianggap durhaka dan kesetiaan pada penguasa lebih dihargai daripada integritas.

Ketika sains berkembang, kita masih percaya pada angka-angka keberuntungan, jimat, dan wangsit. Rasionalitas kalah oleh bisik-bisik warisan masa lalu. Tak hanya di desa, di kota pun kita masih meminta restu pada paranormal menjelang pemilu. Kita melawan perubahan bukan dengan data, tapi dengan ketakutan.

Satu-satunya harapan adalah sifat artistik—kemampuan mencipta dan mengolah rasa. Tapi sayangnya, seni kita lebih banyak dijadikan dekorasi nostalgia ketimbang energi perubahan. Budaya tak dirawat sebagai sumber daya intelektual, melainkan komoditas turistik.

Dan akhirnya, kita harus bertanya: mengapa karakter bangsa ini rapuh? Karena kita gagal membangun kemandirian berpikir. Kita lebih takut menjadi berbeda ketimbang menjadi benar. Dalam dunia yang semakin kompleks, kita masih meraba-raba mencari siapa yang harus diikuti, bukan apa yang harus diyakini.

Otokritik ini bukan untuk mencaci diri, melainkan untuk menyadarkan bahwa perubahan kolektif tak akan datang dari langit. Ia lahir dari keberanian individu untuk bercermin, mengaku salah, dan memperbaiki langkah—meski harus melawan arus.

Jika bangsa ini ingin melangkah ke masa depan dengan kepala tegak, maka cermin yang selama ini kita takuti, harus kita tatap dengan jujur.

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

ELIT POLITIK DAN BISNIS DARAH NEGARA

Next Post

Kekalahan Timnas Indonesia Jadi Bahan Evaluasi Menjelang Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum
Crime

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

June 13, 2025
Economy

KOPERASI ADALAH DEMOKRASI YANG BEKERJA DI DAPUR-DAPUR RUMAH RAKYAT

June 13, 2025
68,25 Persen Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan
Feature

68,25 Persen Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan

June 13, 2025
Next Post
Kekalahan Timnas Indonesia Jadi Bahan Evaluasi Menjelang Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia

Kekalahan Timnas Indonesia Jadi Bahan Evaluasi Menjelang Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia

Kaesang Bereaksi “Marah” dan Tak Terima,  Ayahnya Disentil Megawati

Masuk Akal Bila KPK Menyidik Jokowi dan Keluarganya

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Duo Budi Selamat dari Lubang Jarum Resuffle, Jokowi Tertawa
Birokrasi

Duo Budi Selamat dari Lubang Jarum Resuffle, Jokowi Tertawa

by Karyudi Sutajah Putra
June 13, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan dan Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Akhirnya teka-teki itu terjawab sudah. Presiden Prabowo...

Read more
Fungsi Pertahanan TNI dalam Pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan Alami Distorsi

Fungsi Pertahanan TNI dalam Pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan Alami Distorsi

June 11, 2025
Penyelidikan Dihentikan Prematur, Julia Santoso Protes Bareskrim

Penyelidikan Dihentikan Prematur, Julia Santoso Protes Bareskrim

June 10, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

June 13, 2025

KOPERASI ADALAH DEMOKRASI YANG BEKERJA DI DAPUR-DAPUR RUMAH RAKYAT

June 13, 2025
68,25 Persen Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan

68,25 Persen Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan

June 13, 2025
A Journey That Never Reached Its Destination —A goodbye that never came.

A Journey That Never Reached Its Destination —A goodbye that never came.

June 13, 2025
Masalah  Penjaminan APBN Terhadap Utang proyek KCJB) Presiden Jokowi Minta Ditanyakan ke Menkeu

Blunder Jokowi Berlanjut: Kereta Cepat Hingga Ke Surabaya – “Teknologi Semu yang Membebani Rakyat”

June 13, 2025
Duo Budi Selamat dari Lubang Jarum Resuffle, Jokowi Tertawa

Duo Budi Selamat dari Lubang Jarum Resuffle, Jokowi Tertawa

June 13, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

June 13, 2025

KOPERASI ADALAH DEMOKRASI YANG BEKERJA DI DAPUR-DAPUR RUMAH RAKYAT

June 13, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist