Menurut Hengki, polisi menyita 38 pucuk senjata api terdiri dari laras panjang dan pistol. Kemudian Polda Metro Jaya telah berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88).
Jakarta – Fusilatnews – Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi bersama Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI Angkatan Darat sejak Juni 2023. sedang menyelidiki beredarnya senjata api illgal.
Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspom AD) dilbatkan karena adanya dugaan ada oknum yang mencatut nama TNI dan Kementerian Pertahanan
“Menggunakan kartu palsu, seolah itu adalah asli, bahkan melakukan pelatihan-pelatihan sejenis militer, padahal itu bukan militer,” ujar Hengki di Polda Metro Jaya, Jumat, (18/8)
Menurut Hengki, polisi menyita 38 pucuk senjata api terdiri dari laras panjang dan pistol. Kemudian Polda Metro Jaya telah berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88).
Hengki menegaskan dalam perkara ini, pelaku seolah-olah membentuk suatu kelompok dan melakukan pelatihan. Kemudian ada kartu pengenal yang mencatut TNI Angkatan Darat dan Kemenhan disertai tanda tangan pejabat yang berwenang.
“Sehingga anggota ini sebenarnya korban juga. Karena seolah-olah ini sah dan bisa digunakan kartu itu, ternyata palsu,” tutur Hengki Haryadi.
Pengungkapan ini dilakukan menyusul penangkapan pegawai PT KAI, Dananjaya Erbening, yang diduga terlibat jaringan teroris. Ia ditangkap di rumahnya di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin, 14 Agustus 2023.
Dari perkara itu, Dananjaya diduga membeli senjata api ilegal melalui toko online. Pemasoknya adalah modifikator senjata airgun menjadi senjata api yang diduga berada di Semarang.
“Ini gak pernah bertemu mereka, bahkan akun tersangka DE ini berbeda pada saat penjualan online itu, bukan nama yang sebenarnya,” kata Hengki Haryadi.
Dia belum bersedia menjelaskan kronologi lengkap pada duduk perkara ini. Nama-nama tersangka juga belum disebutkan dengan klaim demi kepentingan penelusuran target lain.