Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)
Jakarta – Jika Raja Samaratungga dari dinasti Syailendra berhasil membangun Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, pada abad ke-8, dan di abad berikutnya Rakai Pikatan berhasil membangun Candi Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, maka Joko Widodo pun mencoba membangun sebuah candi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Sebenarnya itu bukan candi. Itu sebuah bangunan Istana sebagai pusat Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Calon ibu kota baru Indonesia, pengganti Jakarta.
Namun, bangunan Istana yang dirancang pematung terkenal kelahiran Bali namun tinggal di Bandung, Jawa Barat, Nyoman Nuarta ini terancam mangkrak. Istana IKN pun terancam menjadi candi. Candi Jokowi.
Patung Jokowi pun perlu dipasang di tengah atau di pintu masuk kompleks IKN. Itu sebagai semacam kutukan karena wong Solo itu gagal membangun IKN. Seperti kutukan Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang yang mencoba menggagalkan upaya dirinya membangun Candi Prambanan. Roro Jonggrang dikutuk menjadi arca atau patung ke 1000 di candi yang juga dikenal sebagai candi 1000 arca ini.
Jokowi memang pantas menjadi patung. Sebab, dengan kekuasaannya, selama ini ia mencoba memberhalakan diri dengan ambisinya menjadi presiden seumur hidup, melawan konstitusi.
Jokowi kemudian menciptakan dinasti politik. Putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka diajukan menjadi Walikota Solo dan kemudian Wakil Presiden RI.
Menantunya, Bobby Nasution diajukan menjadi Walikota Medan dan kemudian Gubernur Sumatera Utara.
Kaesang Pangarep, putra bungsunya, ia ajukan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan sempat mau diajukan sebagai calon gubernur di Pilkada 2024 lalu namun gagal.
Bila benar nanti IKN atau Candi Jokowi mangkrak, itu bukan salah perancang bangunan Istana. Sebab, Nuarta telah terbukti berhasil merancang Garuda Wisnu Kencana di Nusa Dua, Bali.
Yang salah adalah yang merancang pembangunan ibu kota itu sendiri. Yang salah adalah yang merancang anggarannya. Yakni, Jokowi saat menjabat Presiden RI.
Mengulang Hambalang
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menyatakan anggaran pembangunan IKN tahun 2025-2029 senilai Rp48 triliun diblokir.
Kecemasan pun muncul. Terutama pada Jokowi. Ada kekhawatiran pembangunan IKN tidak dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto yang akan lengser pada 2029.
Komplek IKN seluas 252.000 hektare itu akan menelan anggaran Rp466 triliun. Anggaran sebesar itu ditargetkan mayoritas dari investor swasta, baik domestik maupun asing.
Namun, ratusan investor asing yang sudah dijanjikan Jokowi hingga kini tak kunjung berinvestasi di IKN. Janji Jokowi pun zonk. Akibatnya, pembangunan IKN terpaksa dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sejak 2022 hingga 2024. Tahun 2025 ini hingga 2029, anggaran pembangunan IKN sekali lagi diblokir.
Kalaupun ada investor domestik, itu baru beberapa gelintir. Sebut saja Agung Sedayu Grop milik tapian Sugianto Kusuma alias Aguan, misalnya. Konsekuensinya, Aguan mendapat kompensasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Tangerang, Banten, yang kini sedang menjadi polemik.
Apakah IKN akan benar-benar mangkrak dan menjadi Candi Jokowi yang bisa dijadikan monumen kegagalan dan destinasi wisata?
Masih segar dalam ingatan kita ketika Jokowi dengan jemawah dan bangga berkacak pinggang berdiri di atas gundukan tanah Proyek Pusat Pendidikan Pelatihan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang mangkrak.
Proyek yang dibangun oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mangkrak karena digerogoti oleh korupsi yang melibatkan sejumlah elite Partai Demokrat seperti M Nazaruddin, Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, bahkan Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat saat itu.
Apakah proyek IKN yang terancam mangkrak itu juga digerogoti kasus korupsi? Kita tunggu saja nanti.
Yang jelas, proyek Hambalang sering disebut sebagai Candi Hambalang karena mangkrak hingga kini.
IKN pun akan disebut sebagai Candi Jokowi jika nanti benar-benar mangkrak. Apa yang terjadi dengan SBY pun akan terjadi dengan Jokowi. Ada semacam pengulangan siklus.
Maka patung Jokowi pun, sekali lagi perlu dipasang di kompleks IKN jika nanti mangkrak. Itulah legacy atau warisan Jokowi untuk bangsa Indonesia, seperti Samaratungga mewariskan Borobudur, serta Rakai Pikatan dan Bandung Bondowoso mewariskan Prambanan untuk rakyat Nusantara.
Raja Jawa versi Bahlil Lahadalia itu pun akan menjelma patung di Candi Jokowi di Kalimantan Timur.