• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Economy

Evaluasi Pertumbuhan Ekonomi di Era Jokowi “Terburuk Sejak Era Pak Harto”

Ali Syarief by Ali Syarief
October 5, 2024
in Economy, Feature, Politik
0
Evaluasi Pertumbuhan Ekonomi di Era Jokowi “Terburuk Sejak Era Pak Harto”
Share on FacebookShare on Twitter

Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, tentang pertumbuhan ekonomi di era Presiden Joko Widodo menekankan stabilitas ekonomi yang dicapai. Hartarto berargumen bahwa meski menghadapi tantangan global seperti pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif baik dan mampu mencapai rata-rata sekitar 5% per tahun. Namun, angka ini sebenarnya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak pernah mencapai target yang diharapkan, karena angka tersebut konsisten di bawah harapan setiap tahunnya.

Fakta bahwa pertumbuhan ekonomi berada di sekitar 5% menunjukkan adanya ketidakmampuan untuk mendorong ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi, seperti yang dicapai pada era kepemimpinan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7%, bahkan di era Soeharto pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 7%. Ini mengindikasikan bahwa dua periode pemerintahan Jokowi tidak berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi seperti yang diinginkan.

Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Prof. Didin S. Damanhuri, dalam seminar nasional ‘Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi’ mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Jokowi adalah yang paling rendah dibandingkan era kepemimpinan sebelumnya. Prof. Didin menyatakan bahwa meski pertumbuhan ekonomi 5% tampak kompetitif dibanding negara lain, terutama selama pandemi, jumlah ini tidak cukup mengingat potensi besar Indonesia yang memiliki tenaga kerja berlimpah. Menurutnya, tenaga kerja yang melimpah harusnya mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari 5%, tetapi kenyataannya hal itu tidak tercapai.

Lebih jauh, Prof. Didin juga mengkritik arah kebijakan ekonomi yang sangat berorientasi pada peningkatan Gross Domestic Product (GDP), khususnya dengan fokus besar pada pembangunan infrastruktur. Meskipun pembangunan infrastruktur masif dilakukan, dampaknya terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dinilai tidak signifikan. Selain itu, sistem politik dan biaya ekonomi yang tinggi memperparah ketimpangan antar golongan pendapatan, antar wilayah, serta antar sektor ekonomi.

Tantangan ini semakin diperburuk dengan adanya kesenjangan yang makin lebar antara kelompok kaya dan miskin. Kekayaan dan modal masih terkonsentrasi pada kelompok tertentu, dan investasi yang ada tidak mampu mendorong penciptaan lapangan kerja yang memadai. Situasi ini, menurut Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif INDEF, mengkhawatirkan karena bisa memperpanjang perangkap negara berpendapatan menengah (middle income trap) yang dialami Indonesia. Menjelang akhir pemerintahan Jokowi, tantangan ini menjadi catatan penting dalam mengevaluasi kinerja ekonomi.

Selain itu, kritik terhadap pertumbuhan ekonomi juga menyoroti pertanian dan industri, yang merupakan sektor vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian rata-rata di era Jokowi hanya sebesar 2,85%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan era SBY yang mencapai 4,8%. Ini menunjukkan bahwa meski sektor ini penting, ia tidak mendapatkan perhatian dan pengembangan yang optimal di era Jokowi.

Salah satu masalah fundamental dari pendekatan kebijakan ekonomi Jokowi adalah kurangnya keterlibatan pengusaha kecil dan menengah, serta minimnya keberpihakan pada pengusaha pribumi. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo), Jose Rizal, menekankan bahwa selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, pengusaha pribumi merasa terpinggirkan, dengan kebijakan yang lebih menguntungkan pengusaha besar. Jose Rizal juga menyarankan agar pemerintah berikutnya lebih membuka peluang bagi pengusaha kecil dan menengah yang telah terbukti tangguh dalam menghadapi berbagai krisis.

Evaluasi Kritis: Stabilitas yang Rapuh

Secara keseluruhan, pernyataan Menko Airlangga Hartarto tentang stabilitas ekonomi di era Jokowi memang benar dari segi angka rata-rata pertumbuhan, namun gagal mencerminkan realitas yang lebih kompleks. Pertumbuhan ekonomi yang stabil namun tidak memenuhi target menunjukkan adanya masalah struktural dalam kebijakan ekonomi, yang berdampak pada sektor-sektor kunci seperti pertanian, industri, dan ketimpangan sosial. Di sisi lain, pandangan ekonom senior dan para pengusaha pribumi menyoroti bahwa meski angka pertumbuhan tampak stabil, kesejahteraan masyarakat luas dan ketimpangan ekonomi justru semakin menjadi masalah yang krusial di akhir masa pemerintahan Jokowi.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan era kepemimpinan sebelumnya, ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas kebijakan ekonomi yang diterapkan. Evaluasi ini seharusnya menjadi dasar bagi pemerintahan berikutnya untuk merumuskan kebijakan yang lebih inklusif dan berfokus pada penciptaan lapangan kerja, pengurangan ketimpangan, serta pemberdayaan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya pengusaha kecil dan menengah.

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pasangan Calon Gubernur Ridwan Kamil-Suswono, Yakin Menang Satu Putaran, Meski Elektabilitas Kurang dari 50 Persen

Next Post

FTA ,(FORUM TANAH AIR ), MEMPERKUAT DEMOKRASI LIBERAL ALA AMERIKA.

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!
Aya Aya Wae

Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

July 8, 2025
Finally, Mr. Kasmujo Said: Bukan Pembimbing Skripsi, Neither Academic-nya
Cross Cultural

Kejujuran Itu Bercahaya Spirit: Pengunci Moral di Tengah Kegilaan Politik

July 8, 2025
Feature

TRISULA WEDHA: Filosofi Lurus, Benar, dan Jujur untuk Tata Negara Sejati

July 8, 2025
Next Post
FTA ,(FORUM TANAH AIR ), MEMPERKUAT DEMOKRASI LIBERAL ALA AMERIKA.

FTA ,(FORUM TANAH AIR ), MEMPERKUAT DEMOKRASI LIBERAL ALA AMERIKA.

Wakil Ketua DPR : Tak Ada Alasan Memakzulkan Presiden Lewat Perppu Cipta Kerja

3 Figur Ex PDIP Masuk Kabinet Prabowo, Dasco Masih Tunggu Keputusan Megawati

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Bereaksi Terhadap Aktifitas OTT KPK, Luhut Minta KPK ke Surga
Feature

Ilmu Seribu Bayangan Luhut Pandjaitan

by Karyudi Sutajah Putra
July 5, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan dan Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Luhut Binsar Pandjaitan sepertinya punya ilmu seribu...

Read more
Perekat Nusantara Ultimatum Gibran: Mundur atau Dimundurkan!

Perekat Nusantara Ultimatum Gibran: Mundur atau Dimundurkan!

July 3, 2025
Jakarta Akan Punya RS Internasional 20 Triliun

Jakarta Akan Punya RS Internasional 20 Triliun

June 26, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Komaruddin Hidayat Golongan Profesor Bodrex Pengangguran, Makanya Cari Kerja di Dewan Pers

Komaruddin Hidayat Golongan Profesor Bodrex Pengangguran, Makanya Cari Kerja di Dewan Pers

July 8, 2025
Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

July 8, 2025
Finally, Mr. Kasmujo Said: Bukan Pembimbing Skripsi, Neither Academic-nya

Kejujuran Itu Bercahaya Spirit: Pengunci Moral di Tengah Kegilaan Politik

July 8, 2025

TRISULA WEDHA: Filosofi Lurus, Benar, dan Jujur untuk Tata Negara Sejati

July 8, 2025
Mungkinkah Papua Tetap Bersama NKRI atau Lepas? – Gimana Bran?

Mungkinkah Papua Tetap Bersama NKRI atau Lepas? – Gimana Bran?

July 8, 2025
Gibran di Tengah Petarung, Petaka, dan Papua: Kilat yang Belum Siap Menyambar

Gibran di Tengah Petarung, Petaka, dan Papua: Kilat yang Belum Siap Menyambar

July 8, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Komaruddin Hidayat Golongan Profesor Bodrex Pengangguran, Makanya Cari Kerja di Dewan Pers

Komaruddin Hidayat Golongan Profesor Bodrex Pengangguran, Makanya Cari Kerja di Dewan Pers

July 8, 2025
Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

July 8, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist