Jakarta – Fusilatnews Berakhirnya gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg), dan Pilkada Serentak 2024 langsung memunculkan wacana baru terkait pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Wacana evaluasi ini dipicu oleh tingginya angka masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya atau golput pada hari pencoblosan
Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda menduga situasi ini dipicu oleh gelaran pilpres, pileg, dan pilkada yang berlangsung di tahun yang sama.
Komisi II DPR ini sedang mencermati apakah dengan keserentakan pemilihan yang kita lakukan, justru menimbulkan anomali terhadap partisipasi masyarakat,” ujar Rifqi , Jumat
Jazilul Fawaid mengungkapkan, PKB tengah mengkaji usulan agar pemilihan gubernur dilakukan melalui DPRD. Ia beralasan, biaya besar yang dikeluarkan bisa digunakan untuk keperluan lain.
Karena itu berbiaya tinggi. Bayangkan misalkan di Jawa Barat itu satu pilgub itu Rp 1,9 triliun. Sekarang kalau dibuat sekolah, jadi berapa sekolah itu?” sebut Jazilul, Jumat malam.
dan pileg digelar dalam waktu bersamaan serta pertama kalinya pilkada digelar serentak di semua daerah pada tahun yang sama digelarnya pileg dan pilpres. Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Demokrat yang mengusulkan agar pilpres dan pileg kembali dipisah seperti sebelum tahun 2019
Salah satu rekomendasi eksternal menyangkut soal usulan PKB untuk mendorong revisi paket UU politik, isinya salah satunya adalah PKB mendorong supaya pelaksanaan pilpres dan pileg dipisah pada tahun 2029 yang akan datang,” ujar Ketua DPP PKB, Syaiful Huda
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan, gelaran pilpres dan pileg yang dilakukan bersama membuat masyarakat hanya fokus untuk figur-figur calon presiden dan wakil presiden.
Baca juga: Turun Gunung pada Pilkada Jakarta-Jateng, Jokowi Dinilai Tengah Siapkan Gibran untuk Pilpres 2029 AHY pun menuturkan, parpol juga tak sembarangan menempatkan kadernya mengikuti pileg. Hanya kader-kader terbaik yang dipilih untuk mengikuti kontestasi itu. Maka, ia tak mau masyarakat menjadikan pileg hanya sebagai formalitas karena sudah terlalu fokus pada pilpres.
Nah harapannya pemilih mengenal siapa yang akan dipilihnya, partainya termasuk caleg-calegnya. Jangan hanya sekadar yang penting datang, yang penting saya sudah menunaikan tugas,” paparnya.