Washington – Fusilatnews – Dana Moneter Internasional (IMF) menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak ekonomi yang berpotensi timbul akibat eskalasi konflik di Timur Tengah. Menurut IMF, meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut dapat memicu efek ekonomi yang signifikan, tidak hanya bagi negara-negara di Timur Tengah tetapi juga bagi perekonomian global.
Juru bicara IMF, Julie Kozack, dalam konferensi pers di Washington DC, Amerika Serikat, menyatakan bahwa hingga saat ini harga-harga komoditas global, seperti minyak, masih berada di bawah puncak tertinggi tahun lalu meskipun konflik terus berkembang. IMF terus memantau situasi dengan cermat, khususnya di wilayah Lebanon Selatan, dan menyampaikan rasa duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa akibat kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut.
“Potensi eskalasi konflik lebih lanjut menambah risiko dan ketidakpastian global, yang dapat mengakibatkan dampak ekonomi serius bagi kawasan ini dan sekitarnya,” ujar Kozack. Namun, ia menekankan bahwa masih terlalu dini untuk memperkirakan secara pasti seberapa besar dampak konflik tersebut terhadap ekonomi global.
Julie Kozack juga menyoroti kondisi perekonomian di beberapa wilayah terdampak, seperti Gaza, yang sudah berada dalam situasi sosio-ekonomi yang sangat kritis. Penduduk sipil di Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, sementara pasokan bantuan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu, ekonomi Tepi Barat juga diperkirakan akan mengalami kontraksi yang signifikan, dengan proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) turun hingga 25 persen pada paruh pertama tahun ini.
Lebih lanjut, Kozack mengungkapkan bahwa PDB Israel mengalami penurunan sekitar 20 persen pada kuartal keempat tahun 2023 setelah meletusnya konflik, dengan pemulihan ekonomi yang hanya sebagian pada paruh pertama 2024. Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya kawasan tersebut terhadap eskalasi konflik yang berkepanjangan.
IMF berencana memperbarui proyeksi ekonominya untuk setiap negara dan ekonomi global pada Oktober ini, bertepatan dengan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington. Pembaruan tersebut akan mempertimbangkan perkembangan terbaru di Timur Tengah, termasuk potensi dampaknya terhadap pasar global.