TRT World – Fusilatnews – Perang Israel di Gaza, yang kini memasuki hari ke-323, telah menyebabkan sedikitnya 40.265 warga Palestina tewas—kebanyakan di antaranya adalah wanita dan anak-anak—dan lebih dari 93.144 orang lainnya terluka, menurut perkiraan konservatif. Selain itu, lebih dari 10.000 orang diyakini terkubur di bawah reruntuhan rumah yang dihancurkan oleh bom.
Militer Israel baru-baru ini mengeluarkan ultimatum baru bagi puluhan ribu warga Palestina di beberapa wilayah di Gaza utara, yang sudah tidak memiliki tempat tinggal. Mereka diperintahkan untuk mengungsi sebelum invasi militer yang kemungkinan besar akan terjadi.
Dalam pernyataan resminya, militer Israel menginstruksikan warga Palestina untuk mengungsi menuju “tempat perlindungan” di wilayah barat Kota Gaza, yang diklaim sebagai “wilayah aman.”
“Semua yang berada di 10 lingkungan dan wilayah Al-Salateen, Al-Atatra, Al-Seifa, Al-Karama, dan Al-Ghabn (Gaza barat laut) harus segera mengungsi,” demikian bunyi pernyataan tentara Israel. Mereka juga menambahkan bahwa operasi militer akan dilakukan dengan “cara paksa” terhadap kelompok perlawanan Palestina di daerah tersebut.
Tak lama setelah ultimatum tersebut, lima warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan artileri Israel yang menargetkan wilayah Beit Lahia, Al-Salateen, dan Ezbet Abed Rabbo, menurut sumber medis yang berbicara kepada Anadolu. Sumber tersebut juga melaporkan bahwa jenazah seorang wanita Palestina ditemukan, bersama beberapa orang yang terluka, setelah serangan artileri di dekat gerbang Sekolah Al-Sheema di Gaza utara.
Selama perang yang telah berlangsung 10 bulan ini, Israel beberapa kali memerintahkan evakuasi massal ke daerah yang dianggap aman. Namun, kelompok hak asasi manusia dan pengamat internasional mengecam tindakan ini sebagai tidak manusiawi dan menyebabkan penderitaan massal. Selain itu, warga Palestina kerap menjadi sasaran serangan Israel baik dalam perjalanan menuju “wilayah aman” maupun setelah mereka tiba di sana.