Dalam sambutannya, Jokowi juga menekankan pentingnya hilirisasi industri dan kehati-hatian dalam mengelola ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Jakarta Fusilatnews – Saat membuka Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX Tahun 2024 di Kota Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (1/3/2024)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada pemerintahan selanjutnya bisa menjaga kestabilan ekonomipol politik.
Untuk menjaga kestabilan negara, presiden menegaskan pentingnya berhati-hati dalam mengelola ekonomi dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
“Mengelola ekonomi kita, mengelola APBN kita. Kita harapkan ke depan pemerintahan baru juga melakukan hal yang sama, hati-hati dalam mengelola negara sebesar Indonesia,” kata Jokowi malam WIB.
Presiden mengingatkan, Indonesia merupakan negara yang besar dengan jumlah penduduk hampir mencapai 280 juta. Karena itu setiap tindakan apapun harus dilakukan secara hati-hati.
“Karena Indonesia bukan sebuah negara kecil, tetapi negara yang sangat besar, negara yang sangat luas, dan penduduknya sudah hampir 280 juta sehingga setiap tindakan apapun kita harus berhati-hati terutama dalam mengelola ekonomi, politik. Harus penuh dengan kehati-hatian agar tidak keliru dalam mengelola negara,” ucap Jokowi.
Dalam sambutannya, Jokowi juga menekankan pentingnya hilirisasi industri dan kehati-hatian dalam mengelola ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Meskipun tantangan global berat dan lanskap politik serta ekonomi dunia berubah secara dinamis, Jokowi menilai, Indonesia memiliki peluang besar untuk melompat menjadi negara maju.
Hal itu juga sesuai analisis lembaga internasional, seperti OECD, World Bank, dan IMF. Menurut Jokowi, tantangan besar yang harus dihadapi tersebut justru bisa memunculkan peluang.
“Tidak ujug-ujug bisa langsung melompat, tapi tantangannya juga sangat besar. Oleh sebab itu, saya berikan contoh seperti tadi disampaikan adinda Abdul Musawir Yahya, hilirisasi,” ujar Jokowi.
Upaya hilirisasi yang telah dilakukan, seperti pembangunan industri smelter oleh PT Freeport dan industri nikel, yang telah meningkatkan nilai tambah ekonomi. Langkah itu juga sekaligus menciptakan lapangan kerja.
“Saya berikan contoh lagi yang kedua, nikel. Dibangun industri smelter. Saat kita mengekspor mentah bertahun-tahun ekspor mentahan nickel ore nilainya setiap tahun ekspor kita itu kurang lebih Rp 30-an triliun. Begitu smelter dibangun, ekspor kita mencapai Rp 510 triliun,” ucap eks gubernur DKI tersebut.
Dia menekankan, hilirisasi bukan hanya terbatas pada mineral, tetapi juga perlu diterapkan di sektor lainnya.
“Hilirisasi itu tidak hanya urusan tembaga, nikel, atau bauksit, timah, tetapi hilirisasi itu juga akan kita dorong di perkebunan, pertanian, perikanan, kelautan, semuanya harus kita hilirisasikan dengan nilai tambah di dalam negeri, kesempatan kerja di dalam negeri,” jelas Jokowi.
Terkait hal itu, Indonesia telah menghadapi gugatan di WTO mengenai kebijakan ekspor nikel. Selain itu,
Jokowi juga mengingatkan adanya resesi global yang mempengaruhi sejumlah negara besar. Sehingga kondisi ekonomi global yang sedang tidak baik-baik saja ini harus dihadapi dengan hati-hati.