Presiden Joko Widodo mengatakan perang antara Ukraina dengan Rusia membuat semua negara pusing. Dia berkata kondisi ini memperparah ketidakpastian yang sudah terjadi karena revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19.
Jokowi mengaku dihubungi oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida beberapa hari lalu. Dia bilang para pemimpin dunia mengeluhkan hal yang sama.
“Tambah pusing kita semuanya. Semua negara tambah pusing, semuanya. Pusingnya belum reda, tambah lagi ada perang, sudah bertubi-tubi,” kata Jokowi dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Sebelas Maret di Solo, Jumat (11/3).
Jokowi menyampaikan perang mempersulit pengelolaan ekonomi. Menurutnya, perang Rusia-Ukraina telah memicu lonjakan harga minyak mencapai US$130 per barel.
Selain itu, perang di Eropa Timur telah memicu lonjakan harga pangan. Dia menyebut harga makanan di Rusia naik 12 persen, di Amerika Serikat 6,9 persen, dan di Turki 3 persen.
Mantan Wali Kota Solo itu berkata ancaman serupa membayangi Indonesia. Namun, pemerintah masih terus berupaya mencegah kenaikan harga terjadi.
“Semua negara, harga jualnya ke masyarakat, sudah naik juga, kita di sini masih tahan-tahan. Bu Menteri (Keuangan Sri Mulyani) saya tanya, ‘Bagaimana, Bu? Tahannya sampai berapa hari ini?’,” ucap Jokowi.
Sebelumnya, Rusia melakukan invasi ke Ukraina. Invasi dilakukan karena Rusia mengakui kedaulatan Republik Luhansk (LPR) dan Republik Donetsk (DPR) sebagai negara independen.
Jokowi beberapa kali menyerukan penghentian perang. Dia juga sudah menyarankan kepada Rusia dan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata.
Sumber : CNN Indonesia