Jakarta-Fusilatnews – Anggota DPD RI asal Jawa Barat, Aanya Rina Casmayanti, menyatakan keheranannya terhadap sikap Senator Komeng yang memprotes penempatannya di Komite II DPD RI, padahal permintaan tersebut datang dari Komeng sendiri. Aanya mengungkapkan bahwa sebelum penugasan diumumkan, sudah ada kesepakatan bersama antara para senator dari Jawa Barat terkait pembagian tugas di komite.
“Saya tidak tahu mengapa saat form pengajuan penetapan diserahkan ke sidang paripurna, Senator Komeng menginterupsi keputusan yang sudah ia buat,” ujar Aanya dalam siaran pers tertulisnya, Sabtu (12/10/2024).
Lingkup tugas Komite II DPD meliputi pertanian, perkebunan, perhubungan, kelautan, perikanan, energi, kehutanan, ekonomi kerakyatan, BUMN, industri, ketahanan pangan, hingga meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Baca: https://fusilatnews.com/senator-itu-bukan-spesialis-komeng/
Aanya menjelaskan bahwa penentuan penugasan Komeng di Komite II merupakan hasil kesepakatan para senator Jawa Barat, termasuk Komeng sendiri. Kesepakatan ini diatur dalam Pasal 43 ayat (2) Peraturan DPD RI Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tata Tertib, yang menetapkan bahwa keanggotaan alat kelengkapan DPD ditentukan oleh kelompok anggota provinsi.
“Penentuan anggota di alat kelengkapan DPD berdasarkan kesepakatan di dapil provinsi masing-masing, yang diserahkan melalui form surat pengajuan dan telah ditandatangani bersama anggota dari Provinsi Jawa Barat,” jelas Aanya.
Komeng yang Meminta Sendiri
Lebih lanjut, Aanya mengungkapkan bahwa penugasan Komeng di Komite II bukan keputusan sepihak, melainkan atas permintaan pribadi Komeng pada 2 Oktober 2024. Permintaan tersebut disampaikan melalui grup WhatsApp anggota DPD Jawa Barat, bahkan Agita Nurfianti, senator lainnya, bersedia bertukar posisi untuk memenuhi keinginan Komeng.
“Komeng meminta untuk di Komite II pada tanggal 2 Oktober melalui WhatsApp group DPD Jabar,” kata Aanya ketika dikonfirmasi oleh wartawan.
Aanya berharap Komeng bisa lebih bijak dalam menyampaikan pernyataan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah di masyarakat dan tidak menciptakan kesan seolah menyalahkan senator lain.
“Saya khawatir pernyataan seperti itu bisa memunculkan kesan merendahkan perempuan, bermain sebagai korban, dan menarik perhatian yang tidak perlu dari masyarakat luas,” tegasnya.
Meskipun demikian, Aanya menegaskan bahwa hubungan antarsenator asal Jawa Barat tetap harmonis dan tidak ada konflik yang serius.