Paris, Pada Jumat malam (26/7), Olimpiade Paris 2024 resmi dibuka di Sungai Seine, namun acara pembukaan tersebut menuai kontroversi dan kritik tajam dari umat Kristen. Pertunjukan yang dianggap biasa-biasa saja, ditambah dengan adanya unsur LGBTQ dan parodi Perjamuan Terakhir, membuat banyak orang membandingkan konsep pembukaan ini dengan Tokyo, Beijing, dan Yunani.
Respon Negatif dan Pemutusan Kerjasama
Perusahaan teknologi asal Mississippi, C Spire, mengumumkan penghentian kerjasama dengan Olimpiade hanya beberapa jam setelah acara pembukaan. Mereka menyatakan kekecewaan mendalam terhadap parodi Perjamuan Terakhir yang dianggap mengejek agama Kristen.
“Kami terkejut dengan ejekan Perjamuan Terakhir selama upacara pembukaan Olimpiade Paris. C Spire akan menarik iklan kami dari Olimpiade,” tulis perusahaan itu di X.
Adegan Kontroversial
Pertunjukan kontroversial tersebut melibatkan tiga drag queen Prancis dan penari lain yang berdiri di landasan pacu menyerupai meja panjang, mengingatkan pada ‘Perjamuan Terakhir’ karya Leonardo da Vinci. Pertunjukan ini juga menampilkan seorang wanita dengan hiasan kepala menyerupai lingkaran cahaya, dan aktor Philippe Katerine sebagai dewa Yunani Dionysus.
Reaksi Konferensi Uskup Prancis dan Kritik Publik
Konferensi Uskup Prancis mengeluarkan pernyataan mengecam adegan tersebut sebagai ejekan terhadap agama Kristen dan mengucapkan terima kasih atas solidaritas dari anggota denominasi agama lain. Meskipun direktur artistik upacara, Thomas Jolly, menjelaskan bahwa pertunjukan tersebut bertujuan untuk menggambarkan keberagaman, kemarahan publik tidak mereda.
Pujian dari Presiden Prancis
Di sisi lain, Presiden Prancis Emmanuel Macron memuji upacara pembukaan melalui X, berterima kasih kepada Thomas Jolly dan para seniman atas kreativitas mereka dalam menciptakan momen yang unik dan magis. Macron menegaskan bahwa upacara tersebut adalah keberhasilan yang akan dikenang dalam 100 tahun mendatang.