Oleh M Yamin Nasution-Pemerhati Hukum
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah penyakit kanker yang terus merusak tatanan kehidupan bernegara dan mempersulit kehidupan manusia di negeri indah Indonesia.
Dampaknya, yang miskin semakin melarat, bahkan tak sedikit warga perempuan negeri ini yang menjual kehormatan dirinya agar dapat sekedar bertahan hidup, membayar kontrakan dan membiayai kehidupan anak-anak.
George Washington, Presiden Amerika Serikat ini pernah mengatakan bahwa All American are corrupt, tidak dimaksudkan bahwa semua warga AS melakukan korupsi, akan tetapi ketika korupsi telah merajalela maka negeri itu seperti kena penyakit cancer stadium empat yang harus di amputasi dan dipenggal untuk mencegah dampak buruk dan menular penyakit mematikan tersebut.
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah penyakit berbahaya yang menghambat kemajuan kehidupan berbangsa di negeri Indonesia.
Soeharto yang dianggap pernah melakukan hal tersebut, sehingga menjadi penyebab tergulingnya kekuasaannya.
Harapan dan rayuan indah demokrasi pasca reformasi, ternyata tidak lebih baik dari era Alm. H. Soeharto.
Jokowi telah membuktikan kepemimpinannya, selama sepuluh tahun Presiden menjabat ia telah menunjukkan betapa merdeka dan merajalelanya korupsi di Indonesia.
Bahkan dirinya, disebut oleh satu organisasi asing dibawah PBB telah menyebutkan bahwa Jkw salah satu tokoh terkorup di dunia.
Kebijakan-kebijakan presiden ini dianggap OCCRP menyebabkan dirinya masuk menjadi salah satu tokoh terjahat dan terburuk dunia.
Salah satu yang diangkat oleh OCCRP ialah kontrovesial Putusan Mahkamah Konstitusi atas syarat ambang batas seorang calon Presiden dan Wakil Presiden.
Tidak hanya itu, bila para akademisi dan masyarakat menyadari lebih hati-hati, kebijakan Jkw tidak hanya memiliki potensi korup. Melainkan, kebijakannya bahkan secara sengaja meracuni dan membunuh masyarakat secara perlahan-lahan.
Salah satu kebijakan Jkw ialah perihal gula “refinary sugar” import dari Brazil. Bahwa gila tersebut wajib di proses ulang sebelum digunakan untuk di konsumsi, sebab gula asal Brazil tersebut adalah gula untuk pemanis produk kemasan.
Namun, Jkw melahirkan satu Peraturan Pemerintah sehingga gula import tersebut dapat digunakan secara langsung.
Dampak nyata bagi masyarakat atas penggunaan gula semacam ini ialah akan menyebabkan mudahnya pengkonsumsi memiliki penyakit diabetes.
Tidaklah heran bila akhir-akhir ini masyarakat yang bahkan masih sangat muda harus terkena, dan masyarakat tidak pernah menyadari betapa jahatnya kebijakan yang dilahirkan kepemimpinan Jkw.
Jika organisasi asing tersebut hanya menyebutkan Jkw sebagai tokoh terkorup di dunia, dia bahkan pembunuh warga negeri yang jahat, dan dapat dibawa keruang gantungan untuk dihukum mati.