Jakarta,Fusilatnews.- – Pemerintah tengah mempersiapkan para menteri Kabinet Indonesia Maju untuk menjajal kereta tanpa rel atau Autonomous-rail Rapid Transit (ART) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Uji coba ini diharapkan dapat dilaksanakan selama kunjungan para menteri ke IKN pada 11 Agustus 2024, menjelang sidang kabinet paripurna perdana di Istana Garuda IKN pada 12 Agustus 2024.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, M Yusuf Permana, mengungkapkan bahwa upaya ini masih dalam tahap pengecekan. “Ya, kita usahakan, karena kita akan cek dulu jalurnya dari Hotel Nusantara,” ujar Yusuf di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).
Rencananya, kereta tanpa rel ini akan mulai diuji coba pada 10 Agustus 2024. Kereta akan beroperasi di Sumbu Kebangsaan, menghubungkan Sumbu Barat dan Sumbu Timur, dengan jarak waktu tunggu (headway) sekitar 5 menit di setiap pemberhentian.
“Kami akan cek jalur dari Hotel Nusantara ke Istana Garuda. Pengaturan transportasi diperlukan agar tidak mengganggu para pekerja yang masih membangun IKN,” jelas Yusuf. Ia menambahkan, pergerakan kendaraan di IKN akan diatur secara ketat untuk memastikan kelancaran pembangunan dan kelancaran pergerakan para menteri.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya menyatakan bahwa dua rangkaian kereta dengan masing-masing tiga gerbong akan beroperasi di IKN. Layanan ini dipinjamkan secara gratis oleh China dari Agustus hingga Desember 2024. “Mereka memberikan layanan gratis kepada kita. Jalan yang sudah dikonstruksi oleh OIKN dan juga PU(PR) akan digunakan selama layanan ini berlangsung,” jelas Budi.
Ke depannya, pemerintah berencana membuka lelang untuk pengadaan kereta tanpa rel (ART) oleh pihak swasta. Pemenang lelang akan ditentukan oleh pemerintahan yang akan datang, dengan skema “buy the service” menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai jasa layanan tersebut.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, menambahkan bahwa skema pengadaan dan pembelian jasa ini mirip dengan kerja sama pengoperasian jalan tol yang telah berjalan selama ini. “Jadi seperti jalan tol. Kita bangun, operasi, dan pemeliharaannya ditenderkan,” tutup Basuki.