Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto menantang Donald John Trump yang Senin (20/1/2024) lalu baru dilantik menjadi Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), jabatan periode keduanya (2025-2029) setelah yang pertama pada periode 2017-2021 sebagai Presiden ke-45 AS.
Begitu Trump melancarkan “serangan” dengan menyatakan akan merelokasi penduduk Palestina di Gaza ke Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI langsung menangkisnya.
Kemlu RI menyatakan belum mendapat informasi apa pun dari siapa pun ihwal rencana Trump itu. Namun, Kemlu RI akan menolak keras relokasi penduduk Gaza ke Indonesia.
Upaya untuk mengurangi penduduk Gaza, kata Kemlu RI, hanya akan mempertahankan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina dan sejalan dengan strategi yang lebih besar untuk mengusir orang Palestina dari Gaza.
Selama ini Indonesia memang paling getol dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Sebab itulah, Trump sepertinya ingin meledek atau bahkan memberi tamparan. Kalau memang mendukung Palestina, silakan ambil warga Gaza ke Indonesia. Mungkin demikian pikir Trump.
Namun, memindahkan penduduk Gaza ke Indonesia, sama artinya dengan mengusir rakyat Palestina dari Gaza. Merelokasi rakyat Gaza ke Indonesia juga berarti memindahkan masalah paling pelik di Timur Tengah ke Indonesia. Ada tipu muslihat Trump di sana.
Trump mungkin akan menerapkan konsekuensi jika benar Indonesia nanti menolak relokasi penduduk Gaza ke teritorinya. Prabowo pun pasti sudah tahu konsekuensinya. Bisa jadi Trump akan memusuhi Indonesia.
Megaloman versus Megaloman
Sesungguhnya antara Prabowo dan Trump punya banyak kesamaan. Keduanya, antara lain, sama-sama penguasa berlatar belakang pengusaha.
Keduanya juga sama-sama Megalomania. Adapun Megaloman adalah tokoh fiksi pahlawan super dalam film seri televisi Tokusatsu yang berjudul sama.
Sementara Megalomania, dikutip dari Wikipedia, Rabu (22/1/2025), adalah waham kebesaran, salah satu bentuk gangguan psikiatri.
Waham kebesaran adalah keyakinan atau kepercayaan seseorang tentang dirinya yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dan perundungan kepada orang lain soal kapasitas pribadinya.
Waham kebesaran menyebabkan seseorang merasa dirinya sangat hebat, memiliki keistimewaan yang luar biasa, dan lain sebagainya.
Saat Prabowo dilantik menjadi Presiden RI, Trump menyampaikan ucapan selamat melalui sambungan telepon. Hal yang sama dilakukan Prabowo ketika Trump terpilih menjadi Presiden ke-47 AS. Dalam dua peristiwa itu, keduanya saling memuji bahkan memuja satu sama lain.
Kesamaan berikutnya, baik Prabowo maupun Trump sama-sama dikelilingi oleh para pendukung yang kaya-raya dan diyakini akan, sedang dan telah membentuk oligarki.
Oligarki adalah kekuasaan politik dan ekonomi di suatu negara dikendalikan oleh sekelompok kecil individu atau golongan elite.
Saat Trump dilantik, hadir sejumlah pengusaha kaya-raya yang merupakan pendukungnya. Ada Elon Musk, orang terkaya di dunia, yang mengambil peran langsung di kampanye Trump dengan menyumbangkan US$200 juta.
Ada orang terkaya kedua di dunia, yaitu pendiri Amazon, Jeff Bezos, dan ada CEO Meta, Mark Zuckerberg, orang terkaya ketiga di dunia.
Presiden AS yang baru saja lengser, Joe Biden khawatir para konglomerat itu bersama Trump akan membentuk oligarki.
Setali tiga uang dengan Trump, menjelang Pilpres 2024, atau tepatnya 2 Februari 2024, Prabowo yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan RI bertemu dengan jajaran pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia Komite Tiongkok (KIKT).
Ada Erick Thohir, dan kakaknya Garibaldi “Boy” Thohir, Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia sekaligus Ketua KIKT, serta pendiri Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan.
Boy Thohir mengklaim sepertiga dari penyumbang kekayaan Indonesia mendukung Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Pilpres 2024.
Implikasinya, saat menyusun Kabinet Merah Putih pun Prabowo banyak memasukkan orang-orang kaya di dalamnya.
Data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebanyak 123 orang pejabat di Kabinet Merah Putih telah menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). KPK juga menyebut ada pejabat baru yang hartanya Rp5,4 triliun.
Sedangkan untuk wajib lapor yang telah menjadi penyelenggara negara atau masuk kategori reguler, harta tertinggi Rp2,6 triliun.
Rata-rata harta yang berkategori reguler mencapai Rp187 miliar, sedangkan yang khusus mencapai Rp227 miliar.
Kaya-kaya bukan, para menteri Prabowo? Mereka juga sebagian patut diduga sebagai penyumbang dana kampanye Prabowo-Gibran.
Oleh sebab adanya oligarki itulah sampai-sampai tanah di dasar laut dikavling-kavling. Di atas kavling itu dipasang pagar bambu setinggi 6 meter dengan panjang 30,16 kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid mengakui kawasan laut di Kabupaten Tangerang yang dikelilingi pagar laut itu memiliki sertifikat tanah. Setidaknya, terdapat 280 bidang tanah di kawasan itu.
Dari jumlah itu, 263 bidang tanah memiliki sertifikat hak guna bangunan (SHGB). Sebanyak 234 bidang tanah lainnya memiliki SHGB atas nama PT Intan Agung Makmur, 20 bidang tanah atas nama PT Cahaya Inti Sentosa, dan sembilan bidang tanah atas nama perseorangan. Selain itu, terdapat 17 orang yang memiliki sertifikat hak milik (SHM).
Salah satunya, kata Nusron, adalah PT Cahaya Inti Sentosa dengan kepemilikan 20 bidang lahan di area perairan.
Adapun PT Cahaya Inti Sentosa (CISN) merupakan anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PIK 2), yakni emiten properti di bawah Agung Sedayu Group milik Aguan.
Padahal, langkah pemerintah menerbitkan SHGB dan SHM di atas tanah di dasar laut itu ilegal. Tapi nanti akan menjadi legal karena adanya oligarki. Yakinlah itu.