Jakarta, Fusilatnews – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan bahwa warga sipil bisa ikut serta dalam misi perdamaian di Gaza untuk membantu warga Palestina. Semua pengaturan terkait hal ini akan diatur oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Warga sipil yang akan bergabung dengan satuan pasukan perdamaian Batalion Zeni akan bertugas membangun fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, dan tempat rehabilitasi.
Selain itu, warga sipil juga bisa menjadi ahli psikologi untuk memberikan trauma healing kepada para korban perang. “Untuk rehabilitasi, butuh personel yang punya kemampuan psikologi untuk trauma healing. Mungkin bisa juga dari sipilnya,” kata Jenderal Agus.
Persiapan Transportasi dan Rumah Sakit
TNI telah menyiapkan tiga pesawat untuk mengangkut warga Palestina yang terluka akibat invasi Israel ke Indonesia. Pesawat tersebut adalah Boeing-737 400/500 serta Hercules C-130 tipe J dan tipe H. Ketiga pesawat ini mampu mengangkut puluhan penumpang dan logistik.
Setiba di Indonesia, warga Palestina yang terluka akan mendapatkan perawatan di dua rumah sakit milik TNI, yaitu RSPAD Gatot Soebroto dan Rumah Sakit Panglima Besar Soedirman, yang mampu menampung hingga 1.000 pasien. Selain pengobatan medis, trauma healing juga akan disediakan oleh petugas khusus.
Kerja Sama Internasional
Jenderal Agus juga mengungkapkan bahwa militer Australia dan Singapura ingin bergabung dalam misi perdamaian di Gaza. “Saya sudah bertemu dengan Panglima Australia dan Panglima Singapura, mereka juga menginginkan untuk joint operation,” kata Agus. Kerja sama antarnegara ini dinilai penting untuk mendamaikan konflik di Gaza.
Dukungan dari Legislator
Anggota Komisi I DPR RI F-PKB, Taufiq R Abdullah, setuju dengan rencana tersebut, tetapi menekankan bahwa warga sipil yang ikut harus dibekali dengan wawasan kebangsaan, kriteria fisik, dan pemahaman lapangan yang baik. Dia juga menyarankan agar tenaga dari semua agama dilibatkan untuk menegaskan bahwa konflik Israel-Palestina bukanlah konflik agama.
Anggota Komisi I DPR lainnya, Fadli Zon, juga mendukung rencana ini dan berharap gencatan senjata permanen segera terwujud.
Pasukan dan Bantuan Tambahan
TNI telah menyiapkan 1.394 personel pasukan perdamaian untuk tugas pengamanan, pembangunan fasilitas umum, hingga tenaga medis. Selain itu, bantuan lanjutan berupa KRI yang akan menjadi rumah sakit apung, alutsista tambahan, dan bantuan logistik juga telah dipersiapkan untuk dikirim ke Gaza setelah gencatan senjata dan mandat dari PBB diperoleh.