Damai Hari Lubis-Eks Anggota THN 01
Politik identitas, dari sudut pandang mayoritas, dianggap harus menang atau mewakili kaum yang enggan berubah.
Amat disayangkan Anies tidak mau memerintahkan agar THN AMIN melaporkan semua pelanggaran sesuai dengan isi seruan atau komando “Bahwa setiap ada pelanggaran harus dilawan, lawan!”
Dalam konteks perspektif politik di negara hukum, terminologi hukumnya “harus dilawan” dan filosofi sebuah keharusan patuh terhadap koridor hukum atau ketaatan kepada rule of law, sehingga maknanya, ketika THN menemukan perilaku pelanggaran, kecurangan, atau keliru, baik disengaja maupun tidak, yang dilakukan oleh pemerintah, KPU, atau konspirasi, wajib untuk menggunakan haknya untuk melaporkan serta menuntut proses hukumnya secara totalitas, melalui BAWASLU, DKPP, DAN PTUN. Hal ini karena tuntutan terhadap perbuatan hukum harus berakhir dengan sebuah putusan yang pasti, selain itu hukum wajib adil.
Hukum juga harus memberikan efek jera bagi individu dan semua kelompok pendukung kontestan pilpres, sehingga masyarakat tidak tergoda untuk melanggar hukum demi kepentingan pribadi atau kelompok. Tak peduli apakah figur yang didukung memiliki cacat biografi atau cacat hukum, penegakan hukum harus dilakukan untuk mencegah kerusakan mental bangsa secara umum.
Pertanyaan publik termasuk, berapa banyak laporan yang telah dilakukan oleh tokoh pimpinan THN AMIN yang khusus membawahi lebih dari 1000 pengacara? Apakah ada ketentuan yang melarang pengacara untuk melaporkan temuan pelanggaran hukum pemilu? Apakah ada aturan etika yang mengatur apakah mantan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dapat melaporkan temuan tindak pidana?
Dalam manajemen kepemimpinan, terutama karena Anies adalah bakal pemimpin tertinggi di negara ini, aspek kepemimpinan Anies haruslah mengikuti paradigma politik kepemimpinan yang mencakup berbagai lapisan sosial dan tingkat kecerdasan. Misalnya, jika terjadi pembiaran terhadap kecurangan oleh tim kontestan pesaing atau kelalaian atau pelanggaran yang dilakukan oleh KPU atau pejabat publik lain yang melanggar prinsip-prinsip good governance, maka itu menjadi masalah manajerial yang perlu ditangani.
Mungkin Anies telah menghimbau para petinggi THN untuk mengikuti arahan Sang Pemimpin, sosok pendukung utamanya dalam politik identitas di akar rumput. Namun, jika himbauan tersebut tidak diikuti, Anies seharusnya tegas dalam menggantikan para petinggi di THN 01, paling lama dalam waktu 10 hari setelah dibentuknya tim relawan THN. AMIN/01, termasuk Ketua Penasehat THN 01 yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Tim Sesuai 01, Hamdan Zoelva, yang merupakan mantan ketua MK dan memiliki sejarah yang berhubungan dengan istilah “Mahkamah Kalkulator”.
Lebih lanjut, jika THN 01 memaknai relawan sebagai perjuangan dalam pemilu pilpres 2024 untuk mencari dan mendukung sosok pemimpin yang adil, bukan figur yang melanggar norma hukum, maka relawan harus diterjemahkan sebagai para pejuang, bukan sekadar mengikuti saja. Pesan moralnya, adalah untuk tidak terlibat dalam kerusakan mental akibat revolusi mental yang terjadi.
Publik, terutama pendukung utama dari segmen masyarakat hukum, membutuhkan penjelasan langsung dari Anies sebagai bagian dari pertanggungjawaban moralnya. Penjelasan ini perlu disampaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama, mengingat momentum yang khusus dan tertentu, meskipun tidak perlu dilakukan dalam skala yang besar seperti acara ijtimak u’lama. Ini menjadi penting terutama setelah pembubaran TIMSES AMIN yang baru saja terjadi dalam waktu yang singkat.
Anies perlu menjelaskan hal ini untuk menunjukkan keseriusannya kepada publik dalam mendukungnya sebagai calon presiden. Penjelasan ini juga penting untuk refleksi geopolitik ke depan, serta sebagai bagian dari proses introspeksi diri bagi calon pemimpin dan kepemimpinan politik. Selain itu, ini juga merupakan bagian dari pendidikan politik, yang bertujuan agar masyarakat dapat memahami dan mencapai tujuan negara yang adil, kuat, dan sejahtera.
Anies adalah salah satu figur elit politik yang mencapai puncak popularitasnya dalam kurun waktu 2016 hingga 2024, meskipun keanggotaan partainya tidak jelas. Dia dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di Indonesia dalam periode tersebut, sehingga sulit untuk digantikan oleh sosok lain, siapapun itu.
Hanya deskripsi sosok tertentu yang mampu menyaingi, bahkan melampaui Anies, yakni seorang ulama yang bersedia syahid, didukung oleh berbagai lapisan masyarakat dan disiplin ilmu. Mereka bersatu dalam satu misi, dengan minimal satu tiket satu arah yang berlaku untuk satu juta umat, turun ke jalan untuk “mendatangi dan duduk-duduk” di gedung legislatif di Senayan sebagai perwakilan pengaduan atas nasib bangsa serta tuntutan solusi final, atau sekaligus meminta keputusan atas nama rakyat. Dalam penyampaiannya, mereka menegaskan bahwa mayoritas penyelenggara negara telah rusak dan mempengaruhi pola pikir masyarakat dari berbagai lapisan.
Sebelum menemukan sosok ulama radikal yang konsisten dan berani, dengan militansi pengikut dan pendukungnya yang siap syahid, sebaiknya umat menunggu dengan waspada. Kepemimpinan harus jelas dan tidak boleh didorong secara berlebihan, agar tidak terjadi pemimpin yang mendadak besar dan meniru gaya revolusioner. Jika bertemu dengan sosok semacam itu, sebaiknya dihindari, karena kemungkinan merupakan jelmaan atau kloningan dari tokoh yang merugikan bagi bangsa.
Pesan moralnya jelas: dalam demokrasi, suara terbanyak memengaruhi, termasuk nilai-nilai budaya dan adat istiadat sebuah bangsa. Oleh karena itu, dalam konteks politik identitas yang mayoritas di Indonesia, pemenang dalam pilpres haruslah merefleksikan dan mengakar pada nilai-nilai mayoritas, melawan dan menghapus sosok yang bertentangan dengan identitas Pancasila. Namun, jika sukarelawan hanya terbatas pada pandangan sempit yang dipengaruhi oleh pikiran yang terbatas, maka implikasi politiknya akan stagnan dan berkutat pada politik identitas yang hanya bersifat sementara.
Jika terjadi praktik politik yang terbatas pada pemikiran sempit, itu menggambarkan ketidakmampuan untuk melampaui batasan pemikiran yang sempit dan primordial. Inilah inti dari pesan nasihat yang diilustrasikan melalui kata-kata bijak, bahwa sebagai masyarakat, kita cenderung untuk tidak berubah, dan sikap tersebut mungkin menjadi penghalang bagi kemajuan yang sebenarnya.